KISAH | TIONGHOANEWS


Selamat datang berkunjung dalam situs blog milik warga Tionghoa Indonesia. Disini kita bisa berbagi berita tentang kegiatan/kejadian tentang Tionghoa seluruh Indonesia dan berbagi artikel-artikel bermanfaat untuk sesama Tionghoa. Jangan lupa partisipasi anda mengajak teman-teman Tionghoa anda untuk ikutan bergabung dalam situs blog ini.

Rabu, 11 Mei 2011

RENDAH HATI ADALAH CARA TERBAIK BERPERILAKU

Zhang Weiyan, seorang pria dari wilayah Jiangyin semasa Dinasti Ming (1368 - 1644 M). Ia sangat terpelajar dan berbakat dalam menulis puisi dan prosa. Kenyataannya ia memiliki reputasi sangat bagus diantara kalangan sastra dan terpelajar pada masanya.

Tetapi ia tidak lulus dalam menempuh ujian pertamanya untuk menjadi pegawai negeri Propinsi Nanjing. Ketika ia gagal menemukan namanya pada daftar orang yang lulus ujian, ia melampiaskan kemarahannya dengan hebat dan berteriak bahwa, "pengujinya tentulah buta!"

Seorang Guru Tao berdiri di dekatnya dengan sebuah senyuman memperhatikan perilaku Zhang Weiyan. Zhang kemudian mengalihkan kemarahannya kepada Guru Tao tersebut.

"Artikel yang Anda tulis dalam ujian itu pasti jelek sekali," kata Guru itu. Zhang semakin marah. Ia meneriaki Guru Tao tersebut. "Membaca tulisan saya pun belum, bagaimana mungkin Anda tahu kalau jelek?"

Guru Tao itu menjawab, "Saya dengar bahwa seseorang haruslah punya pikiran yang damai untuk dapat menulis sebuah artikel yang benar-benar hebat. Kini, karena  saya melihat Anda mengumpat penguji dan membuat banyak protes, ini jelas bahwa hati Anda dipenuhi dengan kegusaran dan keluhan. Bagaimana mungkin Anda telah menulis sebuah artikel yang hebat?"

Zhang Weiyan menyadari bahwa apa yang dikatakan Guru Tao itu benar sekali, maka ia meminta saran pada Guru Tao itu bagaimana agar ia lulus ujian.

Kata Guru Tao itu, "Anda lulus ujian atau tidak ini ditentukan oleh takdir Anda. Jika Anda ditakdirkan tidak lulus dalam ujian, tidak akan ada gunanya walaupun Anda cakap menulis artikel yang hebat sekalipun. Anda harus merubah diri Anda sendiri."

Zhang bertanya, "Karena ini ditentukan oleh takdir saya, bagaimana mungkin saya dapat  mengubah takdir saya?" Guru Tao itu menjawab, "Surga menciptakan kehidupan Anda, tetapi Anda akan mencipta takdir Anda dengan perbuatan-perbuatan Anda. Selama Anda berusaha melakukan hal-hal yang baik dan mengumpulkan berkah, keberuntungan apa yang tidak akan Anda peroleh?"

Zhang Weiyan bertanya, "Saya ini bukan apa-apa kecuali seorang siswa yang melarat. Saya tidak mempunyai kekuatan finansial untuk berderma."

Kata Guru Tao, "Melakukan perbuatan yang baik dan mengumpulkan berkah keduanya datang dari lubuk hatimu. Selama Anda terus menerus menambatkan kebijakan dalam hati Anda guna melakukan kebaikan dan mengumpulkan berkah, Anda sedang mengumpulkan berkah yang sangat besar. Mengapa Anda tidak menguji Anda sendiri untuk melihat apakah Anda telah cukup belajar? Mengapa Anda tidak mengambil pelajaran dan mengaku salah serta minta maaf? Mengapa Anda malah menyalahkan penguji itu tidak adil pada Anda?"

Setelah pembicaraan dengan Guru Tao itu, Zhang Weiyan mulai menekan kesombongannya. Ia waspada setiap saat agar tidak tersesat lagi. Ia berusaha keras untuk mengultivasi kebajikan dan melakukan perbuatan baik setiap hari.

Tiga tahun kemudian, ia bermimpi pergi ke suatu rumah di tempat yang tinggi. Ia melihat sebuah buku yang berisi catatan nama-nama orang yang telah lulus ujian pegawai negeri sipil. Tetapi di sana banyak garis kosong tanpa sebuah namapun. Ia tidak mengerti mengapa garis-garis itu kosong, maka ia bertanya pada orang yang ada di sebelahnya, "Apa ini?"

Jawab orang itu, "Ini daftar orang yang lulus ujian pegawai negeri sipil tahun ini."

Zhang bertanya, "Lalu mengapa begitu banyak garis yang kosong?"

Jawab orang itu, "Semua pengikut ujian dievaluasi setiap tiga tahun. Hanya pengikut ujian yang telah mengumpulkan banyak berkah dan tanpa membuat kesalahan dalam hal moralitas akan di tambahkan ke dalam buku ini. Semua garis kosong adalah milik orang yang diharapkan lulus ujian PNS tahun ini. Tetapi, mereka baru saja dinyatakan berdosa. Akibatnya nama mereka dihapus dari buku ini."

Kemudian orang itu menunjuk pada sebuah garis kosong, "Tiga tahun yang lalu, Anda telah sangat berhati-hati untuk  tidak melakukan dosa. Mungkin kini waktunya untuk mengisi garis kosong ini dengan nama Anda. Saya berharap Anda akan menghargai apa yang sudah Anda perjuangkan dan tidak membuat kesalahan lagi!"

Memang benar, Zhang Weiyan lulus ujian PNS tahun itu pada tempat ke 105. (*)

http://yinnihuaren.blogspot.com
Email from: Chen Mei Ing - Jakarta

ARTIKEL YANG BERKAITAN

Mari kita dukung kiriman artikel-artikel dari teman-teman Tionghoa, dengan cara klik "SUKA" dan teruskan artikel kesukaan Anda ke dalam facebook, twitter & googleplus Anda.

TERBARU HARI INI

ARTIKEL: INTERNASIONAL

ARTIKEL: BUDAYA

ARTIKEL: KEHIDUPAN

ARTIKEL: KESEHATAN

ARTIKEL: IPTEK

ARTIKEL: BERITA