Ada seorang pelajar bernama Peng Jiao, yang tinggal di propinsi Jangxi masa dinasti Ming. Ia berencana untuk mengikuti ujian tingkat kerajaan pada masa pemerintahan Kaisar Yingzong.
Di tengah perjalanan, Peng bersama pelayannya berhenti di sebuah kedai minuman pinggir jalan. Tiba-tiba seseorang menumpahkan sebaskom air dari lantai atas, pelayannya memperhatikan ada sesuatu yang bercahaya di tanah. Setelah diamati ia melihat itu adalah sebuah gelang emas. Pelayan itu mengambil gelang tersebut dan menyimpannya dalam saku.
Dua minggu kemudian, ketika mereka melanjutkan perjalanan, Peng Jiao sadar bahwa bekal uangnya hampir habis dan mengatakan hal ini kepada pelayannya. Pelayan tersebut menunjukkan gelang yang ditemukannya dan menyarankan untuk menjualnya.
Setelah mendengar bagaimana pelayannya memperoleh gelang itu, Peng Jiao memutuskan kembali ke warung yang telah dikunjunginya, untuk mencari tahu siapa yang telah kehilangan gelang emas.
"Jika kita kembali, kita akan terlambat ikut ujian," kata pelayan itu.
Peng Jiao menjawab, "Gelang ini pasti milik seorang wanita. Jika ia kehilangan, orang tuanya akan berpikir anaknya telah memberikan gelang ini pada seseorang. Ini sungguh sangat serius."
Oleh karena itu Peng Jiao dan pelayannya buru-buru kembali ke warung itu. Sebagaimana yang dia duga, Peng Jiao menemukan wanita yang telah kehilangan gelang emas itu. Dia hendak bunuh diri.
Dengan mengembalikan gelang tersebut, nyawa wanita itu terselamatkan. Dengan sekuat tenaga, Peng Jiao berusaha tiba di ibu kota. Walaupun mereka menempuh perjalanan siang dan malam untuk mencapai ibukota, Peng Jiao tetap terlambat ikut ujian. Saat ia tiba, ia melihat kebakaran hebat terjadi di ruang ujian saat ujian berlangsung. Banyak orang meninggal.
Pengadilan kerajaan akhirnya memutuskan untuk mengadakan ujian keesokan harinya. Peng Jiao dapat mengikuti ujian dan menempati nilai peringkat teratas. (*)
http://yinnihuaren.blogspot.com
Email dari: Lena Huang, Medan