"Dokter, tragedi yang paling besar di dunia ini telah menimpa diriku, kekasih saya telah menikah, tetapi pengantin lelakinya bukan saya."
"Saya telah berpacaran dengannya 3 tahun, saya sangat mencintainya dan ingin menikah dengannya, tetapi kedua orang tuanya tidak setuju, ia dijodohkan dengan pilihan orang tuanya. Saya pernah bertemu dengan lelaki itu, dia lebih ganteng daripada saya, lebih pintar berbicara, pendidikannya sama dengan saya, dikatakan sejujurnya dalam segala bidang dia juga tidak kalah dengan saya, tetapi di dunia ini saya yang paling mencintai dia."
"Kekasih saya setelah beberapa saat berjalan dengannya, mulai menjauhi saya, saya tahu diri saya telah kalah."
"Tetapi terakhir kali saya bertemu dengannya, ketika dia mengatakan akan berpisah dengan saya, tetapi dia menangis, saya rasa dia masih mencintai saya, hanya karena tekanan dari orang tuanya maka dia berpisah dengan saya."
"Saya menghadiri resepsi pernikahannya, itu sudah 3 bulan yang lalu, saya merasa dia tidak akan bahagia, karena dia tidak menikah dengan orang yang paling mencintai dia, saya duga sekarang dia sudah mulai menyesal atas pilihannya."
"Dokter, saya tidak mengerti apakah sekarang saya harus pergi mencarinya? Jika dia bertemu dengan saya pasti dia akan sangat gembira, tetapi saya juga takut saya akan membawa penderitaan yang lebih besar lagi kepadanya."
"Saya bukan seseorang yang sentimental, tetapi jika dia ingin bercerai saya akan menikah dengannya, saya akan seperti dahulu tetap mencintainya, tetapi dokter saya takut apakah saya berbuat demikian akan membawa penderitaan yang lebih besar lagi kepadanya? Tolong bantulah saya dokter."
"Setelah mendengar ceritamu, saya rasa engkau sangat mencintainya." Dokter berkata.
"Benar dokter." Pasien menjawab.
"Engkau mengatakan dia tidak berbahagia, apakah dia sendiri yang mengatakannya kepadamu, atau orang tuanya yang mengatakannya kepadamu."
"Bukan, ini semua adalah praduga saya sendiri, saya percaya hal tersebut terjadi."
"Dengarkan saya, hai anak muda, semua keruwetan dan kesusahan diri anda ini terjadi bersumber dari praduga bahwa dia tidak bahagia, jika memang semua itu adalah praduga, kenapa engkau tidak dapat berpraduga bahwa dia sekarang hidup dengan bahagia."
Pemuda ini terdiam beberapa saat, akhirnya dia berdiri dan berterima kasih kepada dokter ini.
Sebenarnya suka duka didalam kehidupan cinta didunia ini, bersumber dari praduga tidak berbahagia, sehingga menimbulkan kesusahan, keruwetan bagi diri sendiri dan orang lain, jika praduga ini bersumber dari kebahagiaan maka semua kesusahan dan keruwetan ini akan berlalu. (*)
http://yinnihuaren.blogspot.com
Email dari: Susanto Theo - Denpasar