KISAH | TIONGHOANEWS


Selamat datang berkunjung dalam situs blog milik warga Tionghoa Indonesia. Disini kita bisa berbagi berita tentang kegiatan/kejadian tentang Tionghoa seluruh Indonesia dan berbagi artikel-artikel bermanfaat untuk sesama Tionghoa. Jangan lupa partisipasi anda mengajak teman-teman Tionghoa anda untuk ikutan bergabung dalam situs blog ini.

Rabu, 24 Agustus 2011

BAIK HATI BAGAIKAN SEBUAH CAHAYA

Didalam kehidupan ini segala bentuk benda yang berwujud walaupun dapat memuaskan kebutuhan jasmani manusia, tetapi tidak dapat abadi memuaskan kebutuhan rohani manusia. Sebuah hati yang tidak  ada kebaikan, walaupun menggunakan segara akal licik memperoleh segala harta, emas dan berlian serta segala benda berwujud yang berharga lainnya,  tidak dapat mengisi kekosongan didalam hati nurani manusia. Ketulusan hati bagaikan emas, kebaikkan bagaikan sebuah cahaya, hanya memiliki ketulusan dan kebaikkan hati yang dapat menyinari jiwa dan kehidupan disekeliling kita.

Ada seorang ayah, ingin menguji kepintaran dan kebijaksanaan dari ke-3 anaknya, dengan susah payah mencari sebuah cara, memberikan kepada ke-3 anaknya masing-masing 100 dollar, dia menginginkan anaknya dengan uang 100 dollar ini membeli barang yang terpikir oleh mereka masing-masing, dia menginginkan mereka dengan barang yang dibeli itu dapat mengisi penuh sebuah gudang yang luasnya 100 meter persegi.

Anak sulungnya setelah berpikir lama, pergi membeli jerami yang dianggapnya paling murah, dengan uang 100 dollar ini dia membeli jerami, tetapi gudang ini tidak penuh, hanya terisi kurang dari setengah gudang. Anaknya yang kedua agak sedikit pintar, dengan uangnya yang 100 dollar seluruhnya dibeli dengan tissue toilet yang murah, setelah itu dia membuka bungkusan tissue dan mengoyak-koyak tissue tersebut menjadi cabikan kecil,  dia berharap dapat memenuhi seluruh isi gudang tersebut. Tetapi walaupun dia berusaha semaksimal mungkin mengoyak-koyak tissue tersebut akhirnya yang terisi hanya ¾ dari gudang tersebut. Anak bungsunya setelah melihat kegagalan kedua abangnya, dia mengajak ayahnya memasuki gudang tersebut lalu menutup seluruh jendela dan pintu seluruh gudang itu, keadaan didalam gudang menjadi gelap gulita. Pada saat ini si bungsu dari kantong bajunya mengeluarkan sekotak korek api dan lilin-lilin yang juga seharga 100 dollar, gudang yang gelap segera diterangi oleh cahaya lilin, walaupun tidak seberapa terang, tetapi keadaan segera berubah keadaan gudang sekarang berada dalam keadaan hangat dan nyaman.

Sebenarnya, kewelasasihan Tuhan dan kebaikan hati manusia seperti cahaya lilin yang memancar digudang yang gelap tersebut, walaupun dia tidak berwujud tetapi dapat menyinari seluruh ruangan. Kasat mata manusia tidak dapat melihat dunia lain yang tidak terwujud, hanya berdasarkan hati sejati dan tulus yang dapat merasakannya. Jika didalam hati tidak ada kebaikan, bagaikan berjalan di malam yang gelap gulita, walaupun menggunakan harta berharga yang seberapa besarpun, hanya dapat berjalan di kegelapan, tidak dapat menyaksikan pancaran terang sejati dari kehidupan ini. [Jeni Wang, Semarang]

ARTIKEL YANG BERKAITAN

Mari kita dukung kiriman artikel-artikel dari teman-teman Tionghoa, dengan cara klik "SUKA" dan teruskan artikel kesukaan Anda ke dalam facebook, twitter & googleplus Anda.

TERBARU HARI INI

ARTIKEL: INTERNASIONAL

ARTIKEL: BUDAYA

ARTIKEL: KEHIDUPAN

ARTIKEL: KESEHATAN

ARTIKEL: IPTEK

ARTIKEL: BERITA