KISAH | TIONGHOANEWS


Selamat datang berkunjung dalam situs blog milik warga Tionghoa Indonesia. Disini kita bisa berbagi berita tentang kegiatan/kejadian tentang Tionghoa seluruh Indonesia dan berbagi artikel-artikel bermanfaat untuk sesama Tionghoa. Jangan lupa partisipasi anda mengajak teman-teman Tionghoa anda untuk ikutan bergabung dalam situs blog ini.

Selasa, 06 September 2011

GURU UNTUK SANG PANGERAN

Suatu kali, Meng Sun, Raja Lu, pergi berburu dengan rombongan, termasuk Menteri Qin Baxi. Selama perjalanan berburu, Meng Sun menangkap rusa kecil yang menawan dan ia sangat senang. Dia mengatakan kepada Qin untuk membawa rusa kecil ke istana sebagai hewan peliharaan.



Dalam perjalanan ke istana, Qin Baxi melihat rusa besar mengikuti keretanya dan mengembik terus menerus. Ketika rusa besar menangis, rusa kecil ikut menangis. Qin Baxi menyadari bahwa kedua rusa adalah ibu dan anak. Suara sedih mereka menyentuh hatinya, sehingga dia menurunkan rusa kecil di tanah. Rusa besar segera bergegas ke rusa kecil, menjilat mulutnya dan, secepat kilat, berlari ke hutan terdekat.



Ketika Meng Sun kembali dari berburu, dia mendengar bahwa Qin Baxi melepaskan rusa kecilnya. Meng Sun sangat marah sehingga ia mengusir Qin keluar dari istana.



Setahun kemudian, Meng Sun ingin mencari seorang guru bagi anaknya. Tentu saja, ia ingin guru yang baik bagi putranya yang sangat berharga. Banyak menteri di istana menyarankan orang untuk raja. Setelah mewawancarai, Meng Sun tidak menyukai satu pun dari mereka. Karena itu ia sedikit tertekan. Tiba-tiba, ia berpikir tentang Qin Baxi dan segera tenang dengan suasana hati yang riang. Raja meminta seseorang untuk menemukan Qin Baxi dan mengundangnya kembali ke istana.



Menteri di istana tidak bisa memahami apa yang Meng Sun lakukan, sehingga mereka bertanya: "Qin Baxi melepaskan rusa Anda tanpa izin, dan perbuatannya melawan. Sekarang, Anda mengundang dia kembali menjadi guru pangeran kecil. Kami tidak mengerti. "



Meng Sun tertawa dan berkata: "Qin Baxi adalah orang yang sangat berpengetahuan, tetapi yang lebih penting, ia memiliki hati yang baik. Dia memiliki belas kasih yang besar kepada rusa sehingga ia mempertaruhkan hidupnya untuk membiarkannya pergi. Sekarang, saya tahu bahwa anak saya akan berada di tangan yang baik. "



Raja Lu akhirnya mengerti pentingnya kebaikan dan memilih Qin Baxi menjadi guru pangeran. [Meilinda Chen, Jakarta, Tionghonews]

ARTIKEL YANG BERKAITAN

Mari kita dukung kiriman artikel-artikel dari teman-teman Tionghoa, dengan cara klik "SUKA" dan teruskan artikel kesukaan Anda ke dalam facebook, twitter & googleplus Anda.

TERBARU HARI INI

ARTIKEL: INTERNASIONAL

ARTIKEL: BUDAYA

ARTIKEL: KEHIDUPAN

ARTIKEL: KESEHATAN

ARTIKEL: IPTEK

ARTIKEL: BERITA