Ketika pangeran naik tahta dia mendapat gelar sebagai kaisar Xuan. Ketika kaisar melihat bekas luka hukuman dibadannya, timbul amarah dan rasa dendam terhadap kasim Cheng Shen, lalu dia bertanya "Dimanakah Cheng Shen sekarang?" pengawal disampingnya berkata, "Sudah keluar dari istana, bertugas dikota lain." Kaisar memerintahkan orang menangkapnya dan dibawa pulang ke istana. Setelah dibawa pulang ke istana, Cheng Shen dihukum mati. Cheng Shen melompat dan berteriak, "Itu semua adalah perintah dari ayahanda anda, saya tidak bersalah, jika baginda menghukum mati saya itu adalah tindakan kriminal, baginda adalah seorang yang tidak taat, jika ketahuan oleh hantu juga tidak akan melepaskan baginda."
Setelah kasim Cheng Shen dihukum mati, tidak berapa lama kemudian ada seorang dayang istana di hadapan kaisar bersin sambil mengeluarkan air mata, karena hal sepele ini dayang tersebut dihukum cambuk oleh kaisar, ketika cambuk kena dikepalanya, kepala kaisar terasa sangat sakit sehingga dia menjerit kesakitan, sekali lagi cambuk dicambukkan ke kepala dayang, kepala kaisar lebih sakit lagi, tetapi dia masih belum sadar atas perbuatannya sembarangan memerintah orang memukul dayangnya, malahan semakin emosi berteriak, "Dia adalah musuh saya, hukum dia dengan berat, tarik pinggangnya. Oleh karena mendapat hukuman yang berat ini akhirnya dayang tersebut meninggal, pinggang raja juga menjadi sangat sakit.
Pada malam itu kaisar meninggalkan istana, penyakitnya semakin parah, ketika keesokan harinya hendak kembali ke istana pinggangnya sangat sakit sehingga tidak bisa menunggang kuda, akhirnya ditandu pulang, ketika melewati tempat dimana dayang tersebut meninggal terlihat bayangan hitam seperti bayangan manusia, orang berkata itu adalah bercak darah, ketika disiram dengan air dan disikat berulang-ulang bercak tersebut tidak bisa hilang, akhirnya diperintahkan untuk mengambil tanah yang baru menutupi bercak tersebut, tetapi keesokan hari bercak tersebut muncul kembali!
Setelah kejadian tersebut berlalu lebih kurang 7 hari, seluruh badan kaisar ditutupi oleh borok menyebabkan kematiannya. Ketika akan dimakamkan ranjang kaisar dan seluruh ranjang di istana kaki ranjangnya bengkok dan sama sekali tidak dapat dipindahkan, hanya ranjang dayang yang dihukum mati tersebut yang kaki ranjangnya tidak bengkok dan dapat dipindahkan, akhirnya tubuh kaisar yang telah membusuk diletakkan diatas ranjang tersebut dan dimakamkan. Semua ini adalah hukuman dari Tuhan, kematian kaisar hanya berjarak 20 hari dari kematian kasim Cheng Shen.
Sejak kaisar Xuan naik tahta, dapat disimpulkan bahwa pada masa mudanya dia juga bukan seorang yang baik, oleh sebab itu ayahandanya mendidiknya dengan disiplin keras dan memerintahkan kasim Cheng Shen memantaunya supaya dia bisa berbuat baik, kelak dapat menjadi seorang kaisar yang baik. Sedangkan Cheng Shen hanya sesuai dengan perintah raja menjalankan tugasnya, dia tidak berbuat salah. Raja Wu sebelum meninggal memindahkan kasim Cheng Shen bertugas diluar kota adalah untuk mengantipasi supaya kelak setelah naik tahta raja Xuan akan membalas dendam. Tetapi kaisar Xuan tetap mencarinya dan menghukum matinya, adalah perbuatan tidak beralasan, membunuh orang tak bersalah. Namun dia lupa, diatas langit masih ada langit. Meskipun sudah jadi kaisar (pejabat), tetap mendapatkan hukuman dari Tuhan karena kelakuan jahatnya. [Susi Ng, Balikpapan, Tionghoanews]