Menurut warta AP dan AFP, Rabu (19/10/2011), pengadilan tengah membuktikan kalau Huang melakukan kejahatan spionase ekonomi. Alhasil, atas perilaku maling tersebut, Huang bakal mendekam di bui 25 tahun lamanya. "Huang menggunakan statusnya sebagai pegawai di dua perusahaan pertanian terbesar AS untuk mencuri rahasia dagang berharga dan menggunakan hasilnya demi kepentingan tanah kelahirannya China," kata Lanny Breur, pembantu Jaksa Agung pada Departemen Kehakiman AS.
Kini, merebak kekhawatiran terkait beberapa kasus dugaan pengalihan rahasia dagang dari perusahaan AS ke China. Awal tahun ini seorang insinyur asal China dinyatakan bersalah karena mencuri rahasia dari Ford Motors sebagai alat untuk mendapat pekerjaan di sebuah perusahaan pembuat mobil China.
Sementara tahun lalu, sepasang suami-istri didakwa mencoba menjual rahasia tentang mesin hibrid General Motors kepada pabrikan mobil China, Chery Automobile Company.
Menurut pelaku usaha di AS, kasus-kasus macam ini bukan saja memunculkan kekhawatiran akan membuat rahasia perusahaan pindah ke perusahaan pesaing, tetapi juga membuat mereka rugi karena para penerima tak harus mengeluarkan dana jutaan dollar AS untuk membiayai ongkos riset dan pengembangan produk.
"Kasus hari ini menunjukkan berlanjutnya ancaman yang diarahkan oleh komplotan pencuri rahasia dagang demi keuntungan China dan bangsa lain," kata Lisa Monaco, pembantu Jaksa Agung pada Divisi keamanan nasional. [Miao Miao / Beijing / China / Tionghoanews]