KISAH | TIONGHOANEWS


Selamat datang berkunjung dalam situs blog milik warga Tionghoa Indonesia. Disini kita bisa berbagi berita tentang kegiatan/kejadian tentang Tionghoa seluruh Indonesia dan berbagi artikel-artikel bermanfaat untuk sesama Tionghoa. Jangan lupa partisipasi anda mengajak teman-teman Tionghoa anda untuk ikutan bergabung dalam situs blog ini.

Rabu, 28 Desember 2011

DERITA MENJADI ISTRI KEDUA

Tak pernah aku bermimpi jadi istri kedua. Apalagi sampai merebut suami orang, tapi apa mau dikata takdir berkata lain. Namaku Lisien (nama samaran) umurku 25 thn. Aku istri kedua dari Hituan (nama samaran). Aku bekerja di sebuah perusahaan swasta, sedangkan suamiku bekerja di sebuah maskapai penerbangan. Istri pertamanya sebut saja namanya Aina (nama samaran) tidak bekerja alias ibu rumah tangga.

Sejak awal penikahan kami Aina tak pernah mau menerima aku sebagai madunya. Katanya kehadiranku hanya akan menghabiskan harta Hituan. Padahal tak pernah terpikir olehku untuk merebut harta Hituan. Aku selalu berusaha membantu meringankan beban Hituan bahkan sepeserpun aku tak meminta gaji Dimas. Perekonomian Hituan pas-pasan, jangankan untuk menanggung hidupku, untuk ongkos kerja Hituan masih mengharapkan bantuan dana dariku.

Suatu hari Hituan meminta kepada Aina agar mau menerima kehadiranku, karna aku telah banyak membantu keluarga mereka dan aku selalu berkorban untuk mereka. Tidak cuma harta bahkan aku harus rela di buang keluarga karena memilih hidup bersama Hituan.

Sampai suatu hari, Aina meminta maaf kepadaku, dan ia mengaku merasa malu karena kehadiranku dalam hidupnya tak seperti yang ia duga selama ini. Justru kehadiranku sangat membantu perekonomian mereka. Saat itu aku ragu untuk memaafkan Aina, karena aku merasakan kata-katanya tidak tulus dari dalam hatinya, dan ada sesuatu yang ia rencanakan.

Ternyata dugaan ku tidak meleset, beberapa hari sejak permintaan maafnya, Aina sering menemuiku dan mulai berani meminta sesuatu kepadaku. Dari pakaian dalam, vitamin untuk anak-anaknya, makanan yang ia inginkan dan segala macam kebutuhannya, di bebankan kepadaku. Sering aku mengeluh kepada Hituan tentang perbuatan Aina, dan Hituan hanya menyuruhku untuk bersabar.

Awalnya aku memang tidak mempermasalahkan hal tersebut, namun lama kelamaan aku menjadi pusing juga. Terlebih belakangan ini permintaan Aina selalu diikuti dengan kata-kata yang memaksa dan kasar. "Elu itu harus tau diri, gue kan minta buat anak-anak dimas, itukan anak elu juga,". Apa  lagi permintaan itu dilakukan didepan banyak orang, kadang di depan rumah saat aku sedang berbincang dengan para tetangga.

Bahkan pernah saat permintaannya tak aku turuti, ia malah membentak-bentak, menjambak rambutku dan berteriak-teriak kepada tatangga bahwa aku perempuan culas yang tak mau membagi hasil dari gaji Hituan. "Liat tuh tetangga elo, bisanya cuma ngerebut suami orang, duit gaji laki gue dimakan sendiri, ati-ati ntar laki elu diserobot juga. Dasar perempuan gatel," demikian ia memaki dihadapan tetanggaku.

Aku memang tak mampu berbuat apa-apa selain menangis dan memintanya berhenti menjambak rambutku, mungkin apa yang dikatakannya sebagian memang benar, tapi mengambil gaji suamiku, sejak kapan..?  dan perkataan perempuan gatel jelas amat menyakiti hatiku dan amat merendahkan martabatku didepan banyak orang.

Sungguh aku tak kuat lagi menjalani hidup seperti ini, aku tak tahu harus bagaimana. Suami yang seharusnya bisa mengeyomi dan meringankan bebanku malah menambah persoalan dengan segudang masalah dalam rumah tangganya bersama istrinya yang pertama. Kulihat tak sedikitpun Hituan memberi pengertian terhadap istri pertamanya agar bisa lebih menahan diri.

Ingin rasanya aku pergi dari kehidupan mereka namun aku tak sanggup karena aku terlalu menyayangi suamiku. terus terang aku tak sanggup jauh darinya. Aku selalu merasa tak bersemangat bila belum bertemu dengannya. Haruskah aku tetap bertahan dan menjalani hidup seperti ini atau haruskah aku pergi, juga dengan luka yang mungkin lebih dalam.

Aku sangat membutuhkan komentar teman-teman untuk membangun pikiranku. [Vivi Tan / Jakarta / Tionghoanews]

ARTIKEL YANG BERKAITAN

Mari kita dukung kiriman artikel-artikel dari teman-teman Tionghoa, dengan cara klik "SUKA" dan teruskan artikel kesukaan Anda ke dalam facebook, twitter & googleplus Anda.

TERBARU HARI INI

ARTIKEL: INTERNASIONAL

ARTIKEL: BUDAYA

ARTIKEL: KEHIDUPAN

ARTIKEL: KESEHATAN

ARTIKEL: IPTEK

ARTIKEL: BERITA