KISAH | TIONGHOANEWS


Selamat datang berkunjung dalam situs blog milik warga Tionghoa Indonesia. Disini kita bisa berbagi berita tentang kegiatan/kejadian tentang Tionghoa seluruh Indonesia dan berbagi artikel-artikel bermanfaat untuk sesama Tionghoa. Jangan lupa partisipasi anda mengajak teman-teman Tionghoa anda untuk ikutan bergabung dalam situs blog ini.

Rabu, 25 Januari 2012

NASIHAT TIDAK MEMANDANG DERAJAT

Untung mau memberi pelatihan bagi mahasiswa-mahasiswi salah satu Sekolah Tinggi di Yogyakarta. Untuk ke tempat pelatihan, Untung terpaksa meminjam sepeda motor temannya. Karena pinjaman, Untung mencoba memeriksa sepeda motor tersebut sebelum dinaiki.

Betapa senang hati Untung melihat jarum tanda bahan bakar menunjukkan bahwa bensin masih penuh, sebab jarumnya menunjuk ke tanda "full". Untung segera mengendarai sepeda motor tersebut.

Setelah kurang lebih berjalan tiga kilometer, motor itu tiba-tiba macet. Untung menstater berkali-kali hingga basah oleh keringat, motor tidak juga berbunyi. Untung membuka dan mengecek businya, sama saja. Untung sudah keburu terlambat. Maka, Untung bermaksud mencari telepon umum hendak menelepon temannya, agar mengambil motor yang macet itu. Untung bermaksud naik bus ke tempat tujuan.

"Mas, itu pasti bensinnya habis!" nasihat abang becak yang di belakang Untung.

"Enggak mungkin Pak! Wong jarumnya saja menunjuk tanda penuh kok!" sahut Untung.

Ketika mencari-cari telepon umum, sambil menuntun motor, Untung melewati penjual bensin.

"Apa salahnya saya mengikuti nasihat abang becak tadi!" pikir Untung. Akhirnya, Untung membeli bensin satu liter saja.

Begitu bensin dituang, Untung mencoba menyalakan mesinnya, "Wruuuuunggg!" Sekali starter langsung bunyi.

Pelan-pelan Untung menjalankan motornya. Ketika Untung melampaui pengemudi becak, yang menasihati Untung dan langsung dibantahnya, Untung mengklakson beliau. Beliau tersenyum sambil mengacungkan ibu jarinya. Untung pun mengacungkan ibu jari tangan kirinya lalu melaju kencang menuju tempat pelatihan.

Mendengarkan orang lain, terutama mereka yang barangkali derajat dan status sosialnya lebih rendah dari kita, tidaklah mudah. Padahal, semua manusia bermartabat di hadapan Tuhan. Martabat manusia yang mengalami keindahan hidup sebagai anugerah Tuhan. Dengan mendengarkan sesama kita, sesungguhnya kita belajar mendengarkan kehendak Allah di dalam kehidupan ini. [Renata Koh / Jakarta]

ARTIKEL YANG BERKAITAN

Mari kita dukung kiriman artikel-artikel dari teman-teman Tionghoa, dengan cara klik "SUKA" dan teruskan artikel kesukaan Anda ke dalam facebook, twitter & googleplus Anda.

TERBARU HARI INI

ARTIKEL: INTERNASIONAL

ARTIKEL: BUDAYA

ARTIKEL: KEHIDUPAN

ARTIKEL: KESEHATAN

ARTIKEL: IPTEK

ARTIKEL: BERITA