Akan tetapi, hal sebaliknya yang terjadi. Sang isteri justru merawat, mendampingi, dan tetap menyayangi suaminya dengan luar biasa. Hebatnya, tiada kata-kata marah, balas dendam, atau bahkan omelan. Ketika ditanya mengapa begitu setia dan sayang, sang isteri hanya menjawab: "Karena saya mencintai suami saya apa pun yang terjadi. Saya akan setia kepadanya dalam suka dan duka. Itulah pribadi dan komitmen saya."
Ketika terus ditanya dari mana ia mendapat kekuatan sehebat itu. Ia pun menjawab sederhana. Katanya, "Dari teladan Tuhan." Tuhan adalah Maha Penyayang. Dia menciptakan manusia dengan amat baik. Sekaligus selalu memberi kebahagian, kesempurnaan, dan cinta.
Begitulah Tuhan yang selalu mencari manusia. Tapi manusia justru menjauh, mengatur hidupnya sendiri, mulai memperbudak, memanipulasi, meremehkan, dan membunuh sesamanya. Manusia menjadi iri hati, menjadi marah, dan serakah. Namun cinta, kesetiaan Tuhan tidak pernah berhenti mengalir. Selalu, dan di mana saja, Tuhan mencari jalan untuk menyatakan kasih-Nya kepada manusia. Ia tidak bisa dan tidak tega membiarkan manusia hancur walaupun itu akibat kesalahannya sendiri. [Angelina Lim / Medan]