Ada seorang ibu yang kehilangan suaminya karena serangan jantung. Ibu ini tinggal dengan 3 anak dan 7 cucu. Ia sangat sedih. Tidak bisa terima, apalagi melupakan suaminya. Semula, anak-anak suka datang, menghiburnya dan mengajak pergi. Tetapi ibu ini rewel, depresi, mengeluh, dan rindu hanya pada masa lampau. Cucu-cucu merasa bosan berkunjung kepada Oma, karena tidak mempunyai perhatian akan pengalaman dan cerita cucu-cucunya. Ibu ini lengket pada masa lampau dan tidak dapat menikmati saat sekarang ini.
Baru sesudah ia diberi nasihat, ditegur, dijelaskan oleh anaknya yang tertua, dia sadar bahwa dengan hanya mendewakan masa lampau dia tidak bisa hidup dan berbagi-bagi dalam saat sekarang ini. Dia berusaha bangkit, dan menjadi anggota dari kelompok yang suka menghibur orang yang kesepian.
Dia membagi-bagi padahal dia sendiri masih menderita dan kesepian, dan ternyata dia kuat, dia hidup dan bisa penuh perhatian kembali. Ia yakin pelayanan dan penyerahan diri kepada Allah akan membuatnya lebih bahagia dan sehat daripada lengket, mendewakan masa lampau. Katanya, saya mau hidup sekarang ini dan Tuhan akan membereskan masa lampau dan menjamin hari esok. [Kelly Chang / Jogjakarta]
PESAN KHUSUS
Silahkan kirim berita/artikel anda ke ke alamat email: tionghoanews@yahoo.co.id
MENU LINKS
http://berita.tionghoanews.com
http://internasional.tionghoanews.com
http://budaya.tionghoanews.com
http://kehidupan.tionghoanews.com
http://kesehatan.tionghoanews.com
http://iptek.tionghoanews.com
http://kisah.tionghoanews.com