Sebenarnya puas atau tidak puas itu hanya sebatas pemikiran manusia. Ada sebagian orang walaupun sudah memiliki kekayaan berlimpah masih merasa tidak puas, tetapi ada juga sebagian orang yang merasa puas dan gembira walau uang yang mereka dapat tidak mencukupi. Dengan kata lain, kepuasan itu tidak bisa diukur dengan banyak atau sedikitnya kekayaan seseorang, melainkan terletak pada besar atau kecil nafsu keinginan seseorang. Tidak puas itu merupakan hasrat untuk mendapatkan lebih banyak, sedangkan puas adalah melepaskan nafsu keinginan semacam ini.
Tidak peduli tua atau muda, ketidak puasan dari sebagian besar orang disebabkan karena nafsu keinginan mereka yang ingin mendapatkan "lebih banyak". Anak muda selalu mendambakan agar dapat memiliki uang yang lebih banyak, pekerjaan yang lebih enak, istri yang lebih cantik, rumah dan mobil yang bagus. Orang yang sudah tua lebih tamak lagi, mereka menginginkan usaha, nama dan kedudukan, masih ingin menjadi muda lagi. Begitu banyak keinginan dari setiap orang, bagaimana mereka bisa merasa puas?
Sebenarnya sudah banyak yang Anda miliki, tetapi hati Anda tidak berada pada benda atau materi yang sudah Anda miliki, dan Anda selalu mencari benda atau materi yang belum Anda miliki. Akibatnya, semakin Anda memikirkan kekurangan (benda atau materi) Anda akan semakin merasa kecewa, dan Anda akan semakin memikirkan kekurangan Anda, karena itu Anda akan merasa tidak puas dan selalu merasa tidak cukup. Hal ini tidak ada ujung pangkalnya.
Asal-usul dari kemalangan umat manusia disebabkan karena manusia tidak mampu melihat nasib baik dirinya sendiri. Asal usul dari ketidak-puasan itu karena manusia tidak mengetahui bahwa diri sendiri seharusnya sudah puas dan bersyukur. Jika Anda tidak merasa bahwa diri Anda beruntung, lalu bagaimana Anda bisa merasakan kebahagiaan itu? Benarkah sangat sulit? Apakah sedemikian sulit? Jika Anda tidak mengetahui makna kepuasan itu, maka bagaimana mungkin Anda bisa puas dengan kehidupan Anda sekarang ini?
Mengapa Anda bisa menganggap bahwa Anda harus merasa puas dengan keinginan diri sendiri? Jika keinginan itu membuat kita menderita, yang harus kita lakukan adalah membatasi keinginan kita dan bukannya berusaha untuk memuaskan keinginan itu, bukankah begitu?
Ahli filsafat Yunani Epicurus (341-270 SM) pernah berkata,"Jika Anda ingin membuat seseorang bergembira, jangan menambah harta kekayaan orang tersebut, melainkan harus mengurangi nafsu keinginan orang tersebut." Memang tidak salah, jika ingin mendapatkan kegembiraan dan kepuasan, tidak perlu mengejar dan menuntut sesuatu melainkan harus melepaskan tuntutan itu.
Semakin banyak Anda melepaskan, nafsu keinginan Anda semakin sedikit. Semakin sedikit nafsu keinginan Anda, kepuasan Anda itu akan semakin banyak. Maka dari itu boleh dikatakan bahwa orang yang bisa merasakan kepuasan adalah orang yang paling bahagia di dunia ini. [Jeni Wang, Semarang, Tionghoanews]
Ingat! Teman-teman bebas mengirim artikel juga ke blog ini yang berhubungan dengan Tionghoa (Chinese) dalam dan luar negeri, melalui email: indonesia.chinese.ngepost@blogger.com