"Ke mana kita akan pergi?" tanya lilin itu.
"Kita akan mendaki lebih tinggi daripada rumah-rumah di sekitar sini, untuk memberi petunjuk bagi kapal-kapal yang sedang menuju ke pelabuhan."
"Tidak ada kapal dapat melihat sinarku," kata lilin, "sinarku sedemikian kecil, hanya kelap-kelip."
"Jika sinarmu kecil," kata orang itu, "bertahanlah menyala dan berikan berkas sinarmu untukku."
Ketika mereka sampai di puncak menara, lelaki itu mengambil lampu yang besar. Ia menyalakan lampu itu dengan lilin kecil yang masih menyala. Kemudian ia menempatkan reflektor mengkilap yang besar di dekat lampu yang sudah menyala. Terpancarlah berkas-berkas sinar berkilo-kilo jauhnya ke arah laut.
Kita adalah lilin-lilin kecil Tuhan. Kita perlu mengusahakan agar tetap terus bersinar. Selanjutnya, kita ada di dalam tangan Tuhan. [Selvia Chang / Gorontalo / Tionghoanews]