Chen Yungan menyarankan tidak usah membagi warisan, namun iparnya mendesak. Akhirnya karena terpaksa dia membagi warisan itu. Ketika warisan akan dibagikan, iparnya berkata kepada Chen Yungan.
"Abang ipar adalah seorang pria, dapat mencari nafkah diluar, sedangkan saya adalah seorang janda, anak-anak saya masih kecil, tolong warisan yang dibagikan ke saya ¾ bagian," kata Sang Ipar.
Sanak famili yang mengetahui kejadian ini merasa tidak adil, seharusnya warisan dibagi menjadi 2 bagian seorang mendapat sebagian. Namun Chen Yungan mengatakan tidak masalah jika iparnya menghendaki ¾ bagian akan diberikan.
Iparnya kemudian mengatakan kepadanya lagi, bahwa hutang yang tak tertagih masih banyak.
"Abang ipar engkau adalah seorang pria, lebih gampang keluar rumah menagih hutang, hutang-hutang tersebut masukkan kedalam warisan kamu saja, dengan begitu kamu harus memberi saya 1 bagian lagi dari warisan tunai yang tersedia," ujar Iparnya lagi.
Chen Yungan dengan sabar mengabulkan semua permintaan iparnya.
Akhirnya setelah pembagian warisan, Chen Yungan hanya mendapat sedikit warisan. Dia mencoba menagih hutang-hutang di luar, tetapi setelah berkali-kali masih tak tertagih. Akhirnya dia dengan anaknya yang bernama Chen Xanlik hidup dengan susah, sedangkan iparnya dapat hidup dengan mewah.
Diantara sanak familinya, ada yang merasakan bahwa hal tersebut tidak adil. Mereka mencoba membujuk Chen Yungan meminta agar adik iparnya membagi sedikit warisan lagi kepadanya. Namun Chen Yungan menolaknya.
Beberapa tahun kemudian, tanpa diduga anaknya yang bernama Chen Xanlik karena rajin dan pintar akhirnya lulus ujian negara dan berhasil menjadi pejabat di pemerintahan. Kehidupan mereka pun berubah menjadi lebih baik.
Para sanak famili, yang dulunya merasa dia diperlakukan tidak adil, sekarang mereka sangat gembira melihat keberhasilannya.
"Tuhan salalu akan memberkati orang baik," kata familinya.
Ada pepatah lama mengatakan "Dewa berada 3 kaki diatas kepalamu" seperti Chen Yungan karena selalu dirugikan maka akhirnya ia mendapat pahala. Jadi manusia jangan takut dirugikan karena walau bagaimanapun tidak akan dapat dirugikan.
Jangan mencoba memperoleh harta benda yang bukan milik kita, karena harta benda itu selamanya tidak akan menjadi milik anda. Jika anda dalam kehidupan ini memiliki harta yang tidak halal, menyakiti orang lain, di kehidupan lain engkau juga harus membayar semua ini.
Oleh sebab itu kita selalu harus berbuat amal, meningkatkan moral, dan dalam setiap hal harus memikirkan orang lain. Jangan menghina orang lain, jangan menyakiti orang lain. Dengan demikian kita bisa hidup dengan lebih bahagia dan damai. (Mei Ing)