KISAH | TIONGHOANEWS


Selamat datang berkunjung dalam situs blog milik warga Tionghoa Indonesia. Disini kita bisa berbagi berita tentang kegiatan/kejadian tentang Tionghoa seluruh Indonesia dan berbagi artikel-artikel bermanfaat untuk sesama Tionghoa. Jangan lupa partisipasi anda mengajak teman-teman Tionghoa anda untuk ikutan bergabung dalam situs blog ini.

Minggu, 01 Mei 2011

RESIKO TEKNOLOGI DAN OPERASIONAL LEMBAGA KEUANGAN DIBEBANKAN KEPADA SIAPA?

Terdapat 10 risiko dalam industri jasa keuangan (IJK)*, risiko teknologi dan risiko operasional di sistem lembaga keuangan (FI) di Indonesia diduga ditrasfer kepada nasabah. Kesepuluh risiko dimaksud adalah risiko suku bunga, risiko pasar, risiko kredit, risiko luar-neraca, risiko nilai tukar, risiko negara, risiko teknologi, risiko operasional, risiko likuiditas, dan risiko insolvensi.

Dalam kurikulum program studi magister manajemen-risiko; risiko pasar dan risiko kredit menjadi perhatian utama untuk dikelola. Ini dapat menunjukkan kecenderungan awal, sejauh mana kesepuluh risiko ini menjadi perhatian industri. Sebagai pembanding, kinerja industri dalam mengelola kesepuluh risiko ini dapat dilihat dari pelayanan ujung tombak (customer service, call center, dll).

IJK meliputi pasar keuangan dan lembaga keuangan. Pasar keuangan merupakan tempat terbuka untuk investasi keuangan dalam surat berharga terutama berjenis saham dan obligasi, serta instrumen pasar uang semisal deposito. LK bank akan menerima dana dari masyarakat dan seharusnya menyalurkannya dalam bentuk kredit dalam sektor riil. LK asuransi, dana pensiun akan menukar premi atau setoran dana pensiun dengan proteksi. Sebagian dari dana terkumpul pada akhirnya akan masuk ke pasar keuangan untuk diinvestasikan dengan harapana hasil-lebih yang diterima akan mampu menutupi biaya dan kontrak yang dibuat dengan pihak ketiga (para nasabah).

Risiko teknologi dan operasional?


Ini definisinya. Risiko teknologi merupakan risiko yang timbul saat investasi teknologi yang dilakukan LK tidak memberikan penghematan biaya yang direncanakan. Risiko operasional adalah risiko saat teknologi, pangauditan, pemonitoran, dan sistem pendukung lainnya yang tersedia dalam LK malfungsi atau rusak. Ilustrasi sederhananya seperti ini: pernah mengalami uang tidak berhasil ditarik dari ATM? Atau uang yang disetorkan ke dalam mesin setor tunai tidak masuk ke dalam rekening? Bisa jadi kartu tertelan karena mesin tiba-tiba malfungsi? Mungkin juga transaksi pembelian saham online tidak tercatat dalam sistem perdagangan bursa efek? Registrasi dan penggunaan mobile, sms, internet banking tidak berhasil? Apa yang anda lakukan saat itu semua terjadi menunjukkan adanya ketidakpastian (awal dari risiko) yang akan menimpa asset keuangan yang anda miliki. Biasanya meski tidak selalu, petugas pengamanan di lokasi mesin transaksi akan mengarahkan untuk melakukan laporan dan atau pemblokiran.

Dalam beberapa kasus ini akan membebani anda dengan biaya pengaktifan kembali, atau yang kadang tidak terlihat biaya telekomunikasi atau biaya-kesempatan yang hilang.

Betul, sebagian dari biaya kegagalan teknologi dan operasional akan dibebankan kepada nasabah karena LK akan jeli menghitung investasi vs. penghematan mereka sementara ada di antara nasabah antara tidak tahu, pasrah atau tidak peduli. Bagaimana solusi prosedur operasional standar dari LK? Biasanya akan butuh 14 hari kerja untuk mengembalikan dana anda ke dalam rekening pribadi, yang bisa berarti 20 hari kalender. Mungkin yang dilakukan Bank of America saat uang yang disetorkan melalui mesin dapat dicontoh, mereka akan mendebet dalam 24 jam ke dalam rekening pribadi sesuai klaim sampai proses verifikasi selesai.

Mari bicara mengelola risiko oleh LK yang bisa ditransfer kepada perusahaan asuransi, diminimkan, atau dibiarkan. Pembiaran ini bagi perusahaan dengan banyak nasabah dapat berarti penanganan akan dilakukan kasus per kasus (itu salah satu penyebab utama dibutuhkan hampir tiga minggu) dan biaya-biaya uang ataupun hal-hal tidak nyaman lain seperti keterlambatan mentrasfer dana ke keluarga, pelunasan cicilan, ataupun kesibukan mengurus surat-surat tersebut dibebankan kepada nasabah sebagai konsumen.

Cara menghadapinya: ya, anda sangat disarankan melakukan investasi aset keuangan namun perlu diingat beberapa rumusan sederhana berikut:
  • Hanya lakukan transaksi perbankan atau lembaga keuangan dengan institusi yang anda nilai hasilnya lebih besar dari biayanya. Dengan kata lain, mulailah berpikir seperti LK. Hal ini mencakup semua biaya nyata seperti pajak dan administrasi atau biaya-kesempatan seperti disebut sebelumnya
  • Jika terlanjur mengalami, jadikan ini kesempatan emas untuk menilai kinerja pengelolaan LK tempat anda berinvestasi atau menyimpan. Tanyakan hal-hal yang masuk akal diterima konsumen, jangan hanya terima sedikit demi sedikit aset keuangan tersebut digerogoti.
  • Berlakulah sebagai yang secara hukum dan keharusan harus dilayani. Ingat seberapa kecilpun dana yang anda miliki sekarang, harus dikelola dengan optimal agar dapat bertumbuh dengan sehat sebagai cara mencapai taraf kehidupan yang anda impikan.
Kelola risiko anda sendiri, dan beramallah kepada yang lebih layak mendapatkan. Lembaga keuangan yang memilika dana tersimpan atau dikelola yang besar jelas bukan tempatnya, biar institusi tersebut menemukan cara lebih layak mengelola risiko teknologi dan operasionalnya. Selamat mengelola. [Adei Idea]
 
http://yinnihuaren.blogspot.com
Email from: Man Li / Surabaya

ARTIKEL YANG BERKAITAN

Mari kita dukung kiriman artikel-artikel dari teman-teman Tionghoa, dengan cara klik "SUKA" dan teruskan artikel kesukaan Anda ke dalam facebook, twitter & googleplus Anda.

TERBARU HARI INI

ARTIKEL: INTERNASIONAL

ARTIKEL: BUDAYA

ARTIKEL: KEHIDUPAN

ARTIKEL: KESEHATAN

ARTIKEL: IPTEK

ARTIKEL: BERITA