Cuman berselang 2 tahun dan kompleks Marina Bay sudah operasional, casino, hotel, tempat pertunjukan Lion King. Dalam 2 tahun sudah ada beberapa yang baru, ada pusat-pusat kemewahan seperti ION orchard, taxi Chrysler, hotel tempat saya menginap dulu pun sudah di renovasi. Gimana cara?
Sekilas Singapore memang mewah! tapi umumnya orang Singapore hidup disana dengan kerja keras! Contoh yang simple aja, kalau orang Jakarta nyari kendaraan umum gimana? paling keluar rumah nyari ojek, jalan nggak sampai 200 meteran sudah ada kendaraan umum. Gimana di Singapore? Untuk memanggil taxi memang bisa di panggil telepon, tapi umumnya mereka naik MRT, atau bis, jalan kaki 300-400 meteran tiap hari bolak-balik… itu biasa bagi mereka. Bagi orang Jakarta umumnya nggak biasa jalan kaki jauh… capek, panas ah?!
Gimana anak sekolahnya? anak kakak ipar si James masih tingkatan SMP sekolah disana. Wedeh, pulangnya jam 7 malem, berangkat naik MRT pagi jam 6 an, memang nggak setiap hari pulang jam 7 tapi mereka biasa pulang jam segitu. Si James terbiasa 3 bahasa, Mandarin, Inggris dan Indonesia dan kalo saya bandingkan dengan anak saya, saya prihatin, si James lebih mandiri! Pergi sendiri bisa, bantu masak pun bisa! Sekarang begini, lihat aja nanti 10-15 tahun lagi ketika harus nyari kerjaan… si James pasti terbiasa tough, hidup sulit, fisik tangguh, otak juga terbiasa bekerja keras…
Dari kecil di biasakan mandiri, tentu sampai besarnya juga mandiri, jadi tempat belanja banyak yang mengandalkan self service alias sadis! Foto di bawah diambil saat di IKEA Tampines, toko furniture di dekat courts dan giant. Setelah selesai dari kasir, di tanyain, mau beli kantong plastik? Setelah beli kantong plastik, harus plastikin sendiri terus silahkan bungkus sendiri… mejanya sudah disediakan, tali rafia dan selotip ngambil sendiri….
Di Singapore semuanya KERJA! Dan kerja keras, nggak sempet nyantai. Bisa dibilang nggak ada orang nongkrong-nongkrong untuk merokok di pinggir jalan, persaingan hidup begitu kerjas di sana. Semuanya mengurus diri sendiri aja. Kalau dilihat mungkin angka Facebook dan Twitter bisa tinggi di Indonesia, bagi saya itu bukan petunjuk untuk sesuatu yang bisa dibanggakan … tapi ini karena orang Indonesia ada waktu untuk ber facebook.
Bisakah kita mandiri seperti orang Singapore? hanya waktu yang bisa menjawabnya. [Aprilda Bong, Makassar, Tionghoanews]