KISAH | TIONGHOANEWS


Selamat datang berkunjung dalam situs blog milik warga Tionghoa Indonesia. Disini kita bisa berbagi berita tentang kegiatan/kejadian tentang Tionghoa seluruh Indonesia dan berbagi artikel-artikel bermanfaat untuk sesama Tionghoa. Jangan lupa partisipasi anda mengajak teman-teman Tionghoa anda untuk ikutan bergabung dalam situs blog ini.

Selasa, 13 September 2011

PRIA SEJATI TEGUH DALAM MEMEGANG JANJI PERNIKAHAN

Sejak zaman kuno, orang Tiongkok sangat menghormati dan mengagumi perilaku seorang pria sejati,  yang bisa menolak godaan, seperti ketenaran, kekayaan, dan perempuan.

Dua kisah ini memberitahu kita bagaimana sejarah menunjukkan kepribadian mulia mereka:

Pendiri Dinasti Han Timur, Kaisar Liu Xiu, ingin menemukan pria yang cocok untuk kakak perempuannya, Putri Yang Hu, yang telah menjanda. Dia meminta Putri Yang Hu mengatakan siapa pria yang menjadi idamannya. "Song Hong unggul dalam kebajikan dan penampilan," tutur Putri.  Kaisar Liu Xiu tahu bahwa hal itu akan menjadi pekerjaan sulit, karena Song Hong pria yang sangat berbudi luhur dan telah menikah. Tetapi ia telah berjanji kepada kakaknya untuk membantunya, jadi dia harus mencobanya.

Kemudian ia memanggil Song Hong ke istana dan meminta Putri Yang Hu duduk di belakang tirai - untuk mendengarkan percakapannya dengan Song.

Liu Xiu berkata dengan ringan dan santai, "Saya pernah mendengar ungkapan bahwa, ketika seseorang menjadi kaya, ia dapat memiliki banyak teman dan juga mendapatkan istri baru. Apakah ini juga berlaku untuk orang biasa?"

Song Hong menjawab dengan tanpa keraguan, "Yang Mulia, saya mendengar bahwa seseorang tidak meninggalkan temannya saat masih miskin dan tidak akan meninggalkan istri yang telah mendampinginya selama menderita kesusahan."

Setelah mendengar ini, Liu Xiu tahu apa yang dipikirkan Song Hong dan berkata lirih pada kakaknya yang berada di balik tirai, "Saya pikir, tidak mungkin ada pernikahan untuk kakak dan Song Hong."

Sebuah kisah serupa terjadi di era berbeda:

Perdana Menteri Negara Qi, Yan Zi,  menggelar pesta untuk Raja Qi, Jing Gong.

Qi Jing Gong melihat istri Yan Zi dan bertanya, "Apakah dia istri Anda?"

Yan Zi menjawab, "Ya."

Qi Jing Gong lalu berkata, "Dia sudah tua dan jelek. Saya memiliki seorang putri cantik dan saya akan menjadikannya sebagai istrimu. Bagaimana menurutmu?"

Seketika Yan Zi berdiri dan menolak dengan hormat, "Istri saya telah mendampingi saya selama beberapa dekade. Dia mungkin sudah tua dan jelek, tapi dia pernah muda dan cantik. Dia telah mempercayakan hidupnya pada saya, dan  saya telah berjanji untuk merawatnya sampai maut memisahkan kami. Saya sangat menghargai hadiah dari Yang Mulia, tapi saya tidak bisa menerimanya. Jika saya lakukan, maka saya akan melanggar janji pada istri."

Seorang istri yang telah menemani dalam kelaparan dan kesulitan hidup, tidak seharusnya dicampakkan demi seorang perempuan muda dan cantik. Bertanggung jawab bagi pasangan seumur hidup, untuk tidak menyakiti atau meninggalkan, baik dalam suka dan duka, merupakan prinsip-prinsip mulia dalam pernikahan. [Linda Lim, Denpasar, Tionghoanews]

ARTIKEL YANG BERKAITAN

Mari kita dukung kiriman artikel-artikel dari teman-teman Tionghoa, dengan cara klik "SUKA" dan teruskan artikel kesukaan Anda ke dalam facebook, twitter & googleplus Anda.

TERBARU HARI INI

ARTIKEL: INTERNASIONAL

ARTIKEL: BUDAYA

ARTIKEL: KEHIDUPAN

ARTIKEL: KESEHATAN

ARTIKEL: IPTEK

ARTIKEL: BERITA