Dalam pidato tertulisnya yang dibacakan putranya, Ketua Yayasan Nabil Eddie Lembong mengungkapkan, Saparinah merupakan seorang ilmuwan sekaligus aktivis perempuan yang menginspirasi banyak orang. "Ketika terjadi huruhara politik di bulan Mei 1998, Saparinah tampil sebagai seorang relawan kemanusiaan," katanya.
Dalam malam penghargaan yang di gelar di Hotel Mulia, Senayan, Rabu (12/10), Eddie tidak hadir karena kondisi kesehatan yang tidak memungkinkan. Sang istri, Melly Lembong, beserta kedua putranya, yang memberikan penghargaan Nabil Award 2011 kepada Sapa rinah. Saparinah merasa terhormat menerimanya. Namun, masih ada hal yang mengganggu pikirannya.
"Diskriminasi terhadap perempuan masih terasa. Kondisi itu, menyebabkan kaum perempuan merasa tidak aman di tengah-tengah kemajuan yang dinikmati," ujarnya. Sementara itu, anggota Dewan Pakar Yayasan Nabil Didi Kwartanada menuturkan, banyak pertimbangan dalam memilih Saparinah sebagai penerima penghargaan. Kontribusinya di bidang psikologi, bidang studi perempuan dan gender, serta di bidang kemanusiaan.
"Sisi aktivisme Saparinah dalam perjuangan menentang kekerasan terhadap perempuan, memuncak saat meletusnya Tragedi Mei 1998," ucapnya. Saat terjadi pelecehan seksual terhadap perempuan termasuk etnis Tionghoa, Saparinah menyatukan tokoh-tokoh perempuan dari berbagai elemen lalu mendesak pemerintah meminta maaf sekaligus menindaklanjuti tragedi itu. [Mariati Ong / Tangerang / Tionghoanews]