KISAH | TIONGHOANEWS


Selamat datang berkunjung dalam situs blog milik warga Tionghoa Indonesia. Disini kita bisa berbagi berita tentang kegiatan/kejadian tentang Tionghoa seluruh Indonesia dan berbagi artikel-artikel bermanfaat untuk sesama Tionghoa. Jangan lupa partisipasi anda mengajak teman-teman Tionghoa anda untuk ikutan bergabung dalam situs blog ini.

Senin, 17 Oktober 2011

PANJAT TEBING DAN KEBUGARAN

Saat menggantungkan diri di permukaan berbatu 40 kaki (sekitar 12 m) di atas tanah, tubuh akan terasa gemetar karena Anda perlu mengerahkan seluruh tenaga. Satu-satunya bagian tubuh yang beristirahat pada benda apa pun yang padat hanyalah ujung sepatu dan ujung jari Anda.

Lengan terasa terbakar, seluruh tubuh terasa ketat, dan jalinan otot di lengan Anda akan mengeras. Otot punggung akan mengembang dan menggulung saat Anda menarik beban tubuh ke atas hanya dengan tumpuan jari-jemari di celah kecil bebatuan. Anda memantapkan posisi kaki, mengeraskan tubuh, lalu tarik ke atas, dan tarik lagi.

6 m lagi , 3 m lagi, 1,5 m lagi - dan akhirnya Anda berhasil.

Saat tali-temali mengambil alih berat tubuh Anda, dan partner Anda masih berada di bawah Anda, lengan bawah mengembang dan memompa tenaga, jari-jari gemetar, dan Anda sendiri ragu-ragu apakah masih kuat mengangkat tangan ke atas kepala. Namun Anda pasti merasa menang dan puas.

Entah baru melakukan pendakian kali pertama atau ribuan kali, kemungkinan tubuh Anda akan terasa kaku di pagi berikutnya. Tubuh manusia tidak dirancang untuk memanjat tebing vertikal.

Pada bagian pertama telah dijelaskan bagaimana tubuh akan terasa gemetar karena mengerahkan seluruh tenaga saat pendaki menggantungkan diri di permukaan berbatu 12 m di atas tanah.

Entah baru melakukan pendakian kali pertama maupun pendakian yang ke sekian ribu, kemungkinan besar tubuh Anda akan terasa kaku di pagi berikutnya. Tubuh manusia tidak dirancang untuk memanjat tebing vertikal.

Berlari, melompat, mengangkat benda—adalah aktivitas-aktivitas yang dilakukan sesuai bentuk alami tubuh manusia. Membebankan seluruh tubuh hanya pada ujung jari tangan dan menariknya keatas, bukan bentuk alami tubuh manusia.

Meningkatkan performa dalam bidang panjat tebing berarti memanfaatkan kemampuan tubuh hingga ke batas maksimal. Pendaki-pendaki yang handal biasanya adalah individu-individu yang paling sehat dalam bidang olahraga.

Panjat tebing menduduki posisi menarik antara hobi dan olahraga. Dilihat dari satu sisi dia merupakan olahraga yang menuntut latihan fisik ketat dan pengorbanan dari peminatnya, serta keberanian ekstra.

Hemingway, sastrawan Amerika ternama, pernah berkata: "Balap mobil, adu banteng, dan mendaki gunung adalah olahraga yang sebenarnya. ... Lainnya hanyalah permainan belaka."

Dari perspektif lain, panjat tebing menjadi salah satu hobi yang paling mudah diakses di dunia kebugaran karena perkembangan panjat tebing indoor, jasa pemandu aktivitas olahraga luar, dan kesediaan dari peminatnya.

Aksesibilitas yang luas telah membawa panjat tebing menjadi salah satu olahraga yang berkembang paling pesat di dunia. Pendaki-pendaki baru banyak berlatih dalam gym dan batuan terjal ribuan kali.

Banyak pendaki baru sebenarnya adalah orang-orang yang hanya menginginkan latihan berat. Mereka ingin mencoba perasaan 'terbakar' saat berhasil melampaui target 1,5 m dari yang diperkirakan. Atau mereka hanya ingin melatih kekuatan yang diperlukan pendaki saat menggantungkan beban tubuhnya pada lengan dan mengayunkan kakinya ke atas wajah.

Ada beberapa manfaat kebugaran yang didapatkan saat melakukan aktivitas pendakian, dan manfaat ini dapat diperoleh siapapun yang ingin mendapatkan sedikit petualangan dan banyak kesenangan.

Sebagian besar manfaat dari panjat tebing terletak pada fakta bahwa olahraga ini mengharuskan Anda menggunakan otot dengan cara yang tidak konvensional. Sekali lagi, latihan panjat tebing yang intensif bukan merupakan aktivitas yang alami bagi bentuk manusia. Jika kita diciptakan untuk mendaki, maka tubuh kita akan terlihat seperti simpanse.

Panjat tebing mengharuskan Anda mengembangkan sistem otot yang sangat sering Anda gunakan untuk tujuan yang jauh berbeda dengan kehidupan sehari-hari dan bahkan berbeda dengan olahraga lainnya. Dengan kata lain, panjat tebing memanfaatkan otot biasa untuk penggunaan yang tidak biasa.

Sekedar contoh, ketika kita memanjat peralatan rumah tangga sehari-hari seperti tangga, paling sering kita melingkarkan tangan di sekitar batang anak tangga untuk menarik tubuh kita lebih tinggi. Akibatnya, sebagian besar non-pendaki menduga batuan yang dapat dipanjat mirip dengan serangkaian anak tangga yang mudah  digenggam. Pada kenyataannya, bagaimanapun, tangan Anda harus menyesuaikan dengan berbagai bentuk genggaman saat melakukan panjat tebing.

Dalam istilah slang pendakian, pendaki dihadapkan dengan "lereng curam", "tempat air minum", "jumputan jari", dan "saku." Mungkin harus menarik tubuh pada tebing setipis pensil atau pegangan sebesar bola bulat. Anda bahkan dapat memanfaatkan celah di bebatuan yang hanya cukup untuk satu atau dua jari.

Posisi-posisi genggaman tersebut dapat terjadi saat Anda mengangkat tubuh di dinding vertikal. Tekanan yang ditimpakan pada tangan Anda saat menyesuaikan diri dengan keterbatasan bebatuan saat memanjat tebing memaksa lengan bawah, otot-otot jari, dan tendon jari Anda bekerja ekstra kuat.

Dalam serial Discovery Channel "More Than Human," seorang pendaki professional berusia 15 tahun, Tori Allen, memiliki berat hanya 50.25 kg, tercatat memiliki kekuatan cengkeraman 36 kg. Seorang dokter olahraga mencatat bahwa cengkeraman tersebut "sama kuatnya dengan kekuatan cengkeraman dari pemain football NFL Amerika."

Yang perlu diingat dari panjat tebing adalah latihan beban tubuh. Karena merupakan latihan berat tubuh ekstra, panjat tebing memerlukan dukungan dari berbagai macam otot untuk setiap gerakan. Ketika Anda memindahkan tubuh ke atas di dinding berbatu, jari jemari harus menggenggam kuat, lengan bawah akan menegang, bisep dan trisep melentur, otot punggung terlibat, inti tubuh bergerak, dan kaki Anda mendorong.

Latihan beban, di sisi lain, sering berusaha mengisolasi kelompok otot tunggal, yang merugikan otot-otot lain yang lebih kecil sebagai pengatur keseimbangan yang diperlukan untuk mengendalikan gerakan seluruh tubuh. Berotot besar hanya akan mengganggu pemanjatan, sehingga tubuh merespon stres fisik pada jenis gerakan seluruh tubuh yang digunakan dalam panjat tebing dengan membangun otot yang ramping dan liat.

Aktivitas mendaki kadang-kadang membutuhkan gerakan yang melibatkan otot-otot Anda dengan cara yang unik. Sebagai contoh, Anda mungkin perlu bergelantungan di dinding yang menjorok keluar dan menarik setengah tubuh ke atas hanya dengan lengan kanan Anda sampai di sudut yang tepat, kemudian berhenti, "mengunci" lengan, dan menggapai dengan lengan kiri.

Dengan gerakan semacam ini, tubuh akan membuat pinggul merapat ke dinding. Lengan kanan dan otot punggung (terutama otot latissimus dorsi, otot yang besar, datar, pada bagian punggung, dan terletak di belakang lengan) bergerak dinamis mengangkat tubuh keatas, lalu berhenti dalam posisi kontraksi isometrik (timbulnya penegangan otot tanpa mengalami pemendekan) yang mengunci posisi tubuh hingga lengan kiri menggapai.

Ini adalah contoh yang sederhana. Pendakian lain mungkin melibatkan otot oblique (miring), deltoid (otot lebar yang melingkupi bahu), dan trapezius (otot besar yang berpangkal dari belakang kepala dan ruas-ruas tulang belakang di leher dan dada), serta sejumlah otot lain yang lebih kecil dan stabil.

Aktivitas pendakian membutuhkan tegangan tubuh sekaligus gerakan dinamis. Anda dapat melakukan beberapa langkah dengan menjaga agar tubuh diam di tempat, dan beberapa langkah lain dilakukan dengan melemparkan diri ke pegangan selanjutnya dengan gerakan yang tegas dan cepat.

Tidak ada olahraga lain yang memaksa otot terus berubah dari isometrik, kontraksi statis ke gerakan dinamis seperti memanjat tebing.

Tubuh akan merespon secara berbeda terhadap gaya pendakian yang berbeda. "Bouldering" (jenis panjat tebing tanpa tali pengaman karena umumnya dilakukan dalam jalur pendek) dilakukan pada bebatuan atau dinding yang pendek dan menekankan kekuatan pendakian yang ekstrem dalam pendakian singkat. "Top roping" (jenis panjat tebing yang menggunakan tali diikatkan pada semacam baut sangkar sebagai pengaman) dan "sport climbing" (jenis panjat tebing yang menggunakan semacam baut sangkar yang ditancapkan permanen ke bebatuan sebagai panjatan) dilakukan pada dinding dan tebing tinggi dan cenderung untuk menekankan pada kekuatan ketahanan.

Semakin panjang pendakian, sistem pertahanan anaerobik (tanpa oksigen) semakin diperlukan. Rute bouldering  yang dipilih atau "langkah-lagkah sulit" yang terdiri dari beberapa step sangat kuat, sementara bentuk pendakian yang lebih panjang terdiri dari langkah-langkah yang rendah intensitas yang harus dipertahankan dalam jangka waktu lebih lama.

"Permainan" yang menempuh rute panjang bernama "kekuatan ketahanan". Anda harus tetap melakukan langkah-langkah dan dorongan intensitas tinggi melalui pembakaran otot selama melakukan rute sport or top-roped, yang dapat mencapai lebih dari 30,5 meter.

Alternatifnya, tentu saja, akan jatuh. Ini manfaat kebugaran paling-tidak terukur dari aktivitas yang ditawarkan panjat tebing. Tidak ada pengangkat beban maupun pelari treadmill dan tidak ada seorang pun di kelas aerobik atau sesi yoga dapat menyampaikan bahwa ia telah mengalami tekanan akibat ketakutan.

Berhasil menyelesaikan satu sesi angkat beban jauh berbeda dengan keberhasilan yang diraih saat  melalui langkah inti dari rute keras saat tergantung 15 m dari tanah. Keduanya menitikberatkan pada kekuatan mental, tetapi pendaki secara nyata menghadapi kemungkinan jatuh jika dia tidak menyelesaikan langkah berikutnya dengan tepat.

Siapapun yang mampu memanjat dengan cerdas pasti telah melakukan pendakian dengan aman. Sejumlah teknologi dan pengaman berbentuk perangkat pendakian berfungsi untuk menjaga keselamatan Anda saat terjatuh, namun tetap saja ada momen ketidakpastian dan ketakutan kecil saat tangan meleset dari batu.

Menanggulangi rasa takut jatuh membutuhkan usaha yang besar. Melakukan tugas fisik sekompleks pendakian sambil menanggulangi rasa takut tersebut merupakan prestasi besar.

Intinya, panjat tebing akan meningkatkan kebugaran Anda baik dilakukan secara teratur maupun hanya sesekali. Bagi banyak orang, aktivitas mendaki adalah bentuk latihan utama. Namun, juga menjadi pilihan olahraga bagi mereka yang memfokuskan kebugaran fisik pada olahraga aerobik atau angkat beban.

Jika Anda tertarik mencoba panjat tebing, yang pertama harus Anda lakukan adalah mencari informasi mengenai pusat olahraga panjat tebing lokal dan hubungi mereka. Panjat tebing indoor adalah perantara menuju panjat tebing outdor, dan biasanya pendaki berpengalaman memanfaatkan panjat tebing indoor untuk latihan dan menjaga kebugaran.

Meskipun artikel ini menekankan manfaat kebugaran, aktivitas mendaki tidak hanya suatu bentuk olahraga. Mendaki adalah aktivitas yang menarik, menantang, dan menyenangkan untuk dilakukan sendiri maupun dengan teman. Jadi jika Anda ingin sesekali memilih hobi baru, cobalah panjat tebing.

Fokus pada hobby, dan kebugaran akan mengikuti. [Pauline Ng / Medan / Tionghoanews]

ARTIKEL YANG BERKAITAN

Mari kita dukung kiriman artikel-artikel dari teman-teman Tionghoa, dengan cara klik "SUKA" dan teruskan artikel kesukaan Anda ke dalam facebook, twitter & googleplus Anda.

TERBARU HARI INI

ARTIKEL: INTERNASIONAL

ARTIKEL: BUDAYA

ARTIKEL: KEHIDUPAN

ARTIKEL: KESEHATAN

ARTIKEL: IPTEK

ARTIKEL: BERITA