Setelah penelitian lebih dari 30 tahun, para ilmuwan telah menyimpulkan bahwa bukanlah hal-hal tersebut yang menjadi penyebabnya. Sebaliknya, mereka berpikir bahwa fenomena ini adalah suatu misteri bagi ilmu pengetahuan modern yang hingga kini masih belum dimengerti, dan merupakan tantangan bagi kemajuan ilmu pengetahuan.
Fenomena ini terjadi dari pengalaman menjelang ajal (NDE –near-death experiences) dalam buku Life After Life (Kehidupan Setelah Kehidupan - 1975) oleh Raymond Moody, MD dan Ph.D. bidang filsafat dan psikologi. NDE umumnya meliputi pengalaman kognitif, afektif, paranormal, dan transendental.
Contoh NDE, termasuk perubahan dalam persepsi dan cara berpikir seseorang, merasakan damai atau ketenangan, mendapatkan persepsi ekstrasensori (gaining extrasensory perception ESP), akan melewati review (kilas balik) dari kehidupan seseorang, dan melihat efek dari tindakan seseorang pada orang lain, perasaan meninggalkan tubuh, melihat orang-orang yang telah meninggal dan makhluk lain seperti malaikat, dan merasa seolah-olah telah memasuki dimensi lain.
NDE dijumpai pada orang-orang dari semua latar belakang, dan kebanyakan studi menemukan bahwa NDE terjadi diantara 10-20 persen orang yang telah mendekati kematian. Ketertarikan para ilmuwan untuk mempelajari NDE dipicu setelah penerbitan buku Moody. Kemudian pada 1981, Asosiasi Internasional untuk Near-Death Studies (IANDS) didirikan untuk "Mempromosikan tanggung jawab, multi-disiplin eksplorasi terhadap pengalaman menjelang-kematian dan yang sejenis, efeknya pada kehidupan masyarakat, dan implikasi mereka terhadap keyakinan tentang kehidupan, kematian, dan tujuan hidup manusia," menurut situs IANDS.
Pada 2-4 September, IANDS menyelenggarakan konferensi di Durham, Carolina Utara, AS, bagi peneliti NDE untuk menyajikan temuan mereka.
* Fungsi Peningkatan Mental dengan Gangguan Otak
Bruce Greyson, M.D. dan direktur Divisi Studi Perseptual di Universitas Virginia, mengatakan bahwa NDE merupakan sebuah fenomena yang dapat dipercaya, karena catatan orang-orang yang mendekati ajal (NDErs) di berbagai tempat yang berbeda, mengalami fenomena yang serupa dari waktu ke waktu. Dia membandingkan catatan sekelompok NDErs tentang NDE yang mereka buat selang 20 tahun dan menemukan bahwa mereka tetap identik dari waktu ke waktu.
Greyson percaya bahwa NDE merupakan indikasi bahwa pikiran adalah independen (berdiri sendiri) terhadap otak, karena terhadap orang-orang yang mengalami gangguan fungsi otak ternyata ditemukan tidak mengalami penurunan fungsi mental, dan tetap mengalami NDE.
"Dalam kebanyakan kasus, fungsi mental seseorang adalah lebih baik ketika berada dalam pengalaman saat mati suri daripada selama kehidupan normal kita," tutur Greyson dalam wawancara dengan Tionghosnews.
"Mereka (mental) berpikir lebih cepat, lebih jelas, lebih logis, dan mereka memiliki kontrol atas rantai pemikiran mereka, indera mereka lebih tajam, serta kenangan mereka lebih hidup.
"Jika Anda bertanya kepada seseorang tentang pengalaman menjelang ajal yang terjadi 15 tahun yang lalu, mereka akan mampu mengatakannya dengan lancar seolah-olah itu baru terjadi kemarin. Namun jika Anda bertanya kepada mereka tentang pengalaman lain dari kehidupan nyata mereka pada saat yang sama (15 tahun lalu), kenangan mereka pasti sudah sangat tidak jelas, seolah mereka tidak memiliki ingatan tersebut sama sekali.
"Eben Alexander, M.D., seorang ahli bedah saraf yang juga berbicara pada konferensi tersebut, memiliki NDE yang termasuk kasus ini. Dia mengidap meningitis bakteri akut, yang merusak neokorteks (bagian otak yang mengontrol bahasa, perintah motorik, dan daya pikir), pada 2008 dan mengalami koma, menghabiskan enam hari di ventilator.
Tingkat glukosa cairan cerebrospinal-nya adalah 1 mg/dl (miligram per desiliter), sedangkan tingkat normal adalah antara 60 dan 80 mg/dl. Ketika tingkat itu turun menjadi 20 mg/dl, infeksi meningitis dianggap parah. Selama berhari-hari setelah koma, Alexander berjuang untuk berbicara dan mengingat kenangan sebelum koma. Tidak seorangpun yang mengalami kerusakan otak separah ini bisa diharapkan untuk sepenuhnya pulih.
Namun, selama NDE, Alexander memiliki pengalaman hidup seperti yang melibatkan beberapa indera, seperti penglihatan, pendengaran, dan bau, yang tidak bisa dia jelaskan. Ia hanya bisa mengatakan bahwa pengalaman itu sangat menakjubkan.
"Saya pikir otak saya sekarang telah pulih dengan cukup baik, namun tetap tidak bisa bertindak seperti sebagaimana saat saya sedang mengalami NDE," kata Alexander. [Stephanie Lam / Surabaya / Tionghoanews]
Halaman 1, 2, 3, 4 & 5