Dia melompat ke sebuah mobil perusahaan tua dan hendak pergi. Rekan bapak Tian mengejarnya dan berteriak, "Mobil ini terlalu tua! Anda pasti tidak akan mampu menaiki bukit besar di depan rumahmu!" Bapak Tian menjawabnya,"Tidak ada mobil lain lagi, jadi saya harus mencoba keberuntungan saya! Istri saya hendak melahirkan!"
Mobil tua berjalan baik pada jalan datar, tapi ketika mencoba untuk mendaki bukit, mesin mobil mulai bermasalah. Untungnya, bukit-bukit tidak curam. Dengan berlari kencang sebelum lereng, mobil benar-benar berhasil melewatinya. Namun bapak Tian mulai gugup ketika ia akan mencapai bukit besar di depan rumahnya.
Pada saat bersamaan, ada seorang pria dengan membawa kotak kayu kecil dan memblokir jalannya bertanya, "bisa tolong bantu saya? Kotak kayu ini sangat berat!" Bapak Tian melambaikan tangan padanya dan terus mengemudikan mobil. Dia berpikir dalam hatinya, "Saya mungkin tidak mampu sampai ke bukit dengan tambahan berat yang akan ditambahkan Anda dan kotak kayu Anda, sehingga mustahil untuk menaiki bukit ini!"
Dia buru-buru mengendalikan mobilnya ke atas bukit. Mobil berhenti ketika hendak mencapai puncak bukit. Tak peduli seberapa keras ia menginjak pedal gas, mobil tidak mau jalan. Sebaliknya mobil mulai meluncur mundur.
Sampai di tengah, ia bertemu dengan pria yang telah menghalangi jalannya tadi. Pria itu memutar kepalanya dan tersenyum pada bapak Tian. Dia seperti mengolok-oloknya. "Apa yang terjadi padamu? Tidak berhasil? Berjalan itu sebenarnya lebih cepat daripada mengendarai!" Bapak Tian kembali meneriakinya, "Kerjamu hanya menonton saja! "Lalu ia kembali menginjak pedal gas. Kali ini seolah-olah mobil tua itu menerima kekuatan ajaib sehingga berhasil naik sampai ke atas, meski mesin mobil bermasalah.
Bapak Tian benar-benar senang ketika tiba-tiba ia menyadari ada seseorang berdiri di belakang mobilnya. Wajah pria itu terlihat merah dan dia terengah-engah seperti banteng. Bapak Tian bertanya, "Apakah Anda membantu saya naik ke sini barusan?" Pria itu menganggukkan kepalanya dan menjawab, "Apakah Anda bisa mengantar saya ke tempat ini? Saya tergesa-gesa untuk membantu seseorang melahirkan bayi" Orang itu memberinya alamat. Bapak Tian tidak dapat berkata apa-apa ketika melihat bahwa itu adalah alamatnya sendiri. Bapak Tian segera mengantar si bidan ke rumahnya dan sang istri berhasil melahirkan bayi.
Kehidupan kita seperti ini. Ketika Anda membantu orang lain, Anda membantu diri Anda sendiri. Takdir pertemuan antar manusia sebenarnya saling terjalin dan melingkar. [Wang Wen / Surabaya / Tionghoanews]