Kebijakan itu merupakan bagian dari usaha meningkatkan efisiensi energi di negeri dengan tingkat polusi paling parah di dunia tersebut. Otoritas terkait pada akhir pekan lalu, di Beijing, menyatakan China akan melarang impor dan penjualan lampu pijar dengan daya 100 watt atau lebih mulai 1 Oktober 2012.
Menurut Komisi Reformasi dan Pembangunan Nasional China, larangan itu akan meluas ke lampu pijar berdaya 60 watt atau lebih pada 1 Oktober 2014, dan 15 watt atau lebih pada 1 Oktober 2016. Jangka waktu terakhir akan kembali disesuaikan setelah evaluasi pada September 2016.
Kantor berita pemerintah China, Xinhua, mengutip Xie Ji, Wakil Direktur Departemen Proteksi Komisi Lingkungan, melaporkan China merupakan negara terbesar produsen lampu hemat energi maupun lampu pijar.
Tahun lalu, China memproduksi 3,85 miliar lampu pijar, dan 1,07 miliar dijual di dalam negeri. Penerangan hasil penggunaan lampu pijar ditaksir menyedot 12% dari keseluruhan penggunaan listrik di China.
Xie mengatakan langkah tersebut berpotensi menghemat energi dan mengurangi gas emisi rumah kaca dalam jumlah besar. Komisi Lingkung an menghitung China dapat menghemat 48 miliar kilowatt jam tenaga listrik per tahun dan mengurangi emisi karbon dioksida hingga 48 juta ton per tahun setelah penggunaan lampu pijar berhasil dihentikan.
Beberapa negara juga tengah gencar melakukan langkah serupa. Amerika Serikat akan melarang pembuatan dan penjualan bohlam lampu pijar pada 2012. Adapun 27 negara Uni Eropa akan menghentikan produksi lampu pijar pada 2012.
Selanjutnya penerangan akan dialihkan menggunakan lampu fluorescent (neon) dan LED. Kebijakan itu akan membuat industri lampu neon dan LED di China meroket.
Sebagai produsen terbesar, China memasok sekitar 85% lampu LED ke pasar dunia tahun lalu. Jumlah tersebut naik 20% ketimbang pada 1996. [Vina Koh / Pangkal Pinang / Bangka / Tionghoanews]