Lily bertekad tahun ini akan tetap sama dengan empat tahun sebelumnya, yaitu melewati imlek dengan hampa, dengan doa dan harapan hanya dengan melihat percikan petasan dan kembang api dari sudut kamarnya.
Hati Lily merintih lirih "Ma, Pa selamat imlek…Xin Nien Khuai Le".
Empat tahun lalu, Lily mengenal seorang pria dan Lily bersikeras menentang kedua orangtuanya yang melarang ia berhubungan dengan pria pribumi yang dicintainya.
Namun cinta Lily yang teramat besar melebihi semuanya kala itu, ia mengambil keputusan lari dari rumah dan menikah dengan lelaki impiannya dan sejak saat itu papa dan mamanya hanya bisa berkata " Lily, jangan pernah menyesal…sekali kau melangkahkan kaki memilih laki-laki itu maka kau bukan lagi anak kami, hubungan kita putus! ".
"Ma, kenapa tidak ada kue keranjang di rumah kita?, Mimi mau dapat angpau, mau lihat barongsai " ujar sikecil Mimi dengan suaranya yang imut.
"Kita tidak merayakan imlek nak…" Ujar Lily sambil mengusap kepala putri kecilnya.
"Kenapa?, mama kan orang tionghoa…Mimi juga kan orang tionghoa, semua orang tionghoa di televisi merayakan imlek kok " ujar Mimi dengan mata bulatnya.
"Kita tidak perlu merayakannya, kita bukan orang tionghoa…papa Mimi kan orang Jawa, iyakan? " ujar Lily sambil tersenyum lirih.
"Tapi mama orang tionghoa " manyun Mimi.
"Mama orang yang sudah terbuang nak, Akung (kakek) dan Apho (nenek) sudah membuang mama…." ujar Lily sambil berkaca-kaca.
"Kenapa? mama berbuat salah ya?" bola mata Mimi menyelidiki.
"Karena mama pilih ayahmu, pilih orang Jawa, bukan orang tionghoa
"Lily tersenyum dengan gulir air mata di sudut matanya.
"Apakah itu berarti mama sudah salah besar?, atau mama sudah berbuat jahat? " tanya Mimi dengan bingung.
"Mama tidak tahu nak, kita lihat kembang api dari jendela ini saja ya "Lily merangkul anaknya dan mendudukkan putrinya dalam pangkuannya.
"Ma, Xin Nien Khuai Le…." kecup Mimi di pipi Lily.
Air mata lily tak tertahankan, turun seperti air terjun yang menenggelamkan. Isaknya kian pecah saat suara dari seberang menelponnya dan mengatakan menunggu kedatangannya, kedatangan Lily bersama suami dan anaknya esok hari.
***
"Gong Xi Fa Chai Akung…Gong Xi Fa Chai Pho-pho " salam Mimi dengan kedua tangan dilipat di depan dadanya.
Haru mereka bersatu-padu, meskipun Lily melewatkan empat kali imlek sebelumnya dan melewati makan bersama di malam tahun baru imlek tadi malam bersama keluarga besarnya, tapi tepat tanggal 1 Imlek tahun ini semua terbayar sudah.
Suami Lily untuk pertama kalinya berbaur dengan keluarga besar Lily merayakan imlek dengan hati penuh haru, ada kelegaan besar di hatinya. Dan sikecil Mimi tersenyum amat bahagia di atas pangkuan akungnya (kakeknya) sambil melihat atraksi barongsai dengan banyak angpau di tangan kecilnya. [Delicia]