Tak berapa lama Yus memergokinya
"Udah mbak, di bawa pulang aja trus di makan di rumah"
Seketika Della menoleh dan tersenyum sinis,
"Kenapa bukan kamu saja yang bawa pulang?"
Yus hanya meringis dan buru-buru pergi. Hati Della bertambah jengkel, dengan terpaksa dibawanya kue tersebut masuk ke ruangannya. Ia meletakkan kue itu sembarang sambil memikirkan apa yang akan ia lakukan dengan kue tersebut.
Kue keranjang itu Della dapatkan dari satpamnya 3 hari yang lalu. Pak satpam mengaku bahwa seseorang menitipkannya untuk pegawai kantor yang berinisial 'D'. Kebetulan staf kantor Della tidak terlalu banyak, bisa di hitung dengan jari. Dan satu-satunya pegawai berinisial 'D' hanya Della. Jujur ia bingung dengan kedatangan paket kue keranjang itu. Tak ada satupun pesan tertulis di dalamnya. Tiba-tiba pikirannya mulai menjurus ke hal-hal negatif.
"Jangan-jangan kue ini beracun. Jangan-jangan sudah dicampur…. aish" gumamnya
Pak satpam hanya melongo melihat Della berkomat-kamit tak jelas. Ia kemudian berpamitan untuk kembali bertugas. Della sudah menanyakan ke beberapa rekan kerjanya dan tidak ada satupun dari mereka yang mengetahui pengirim dari kue keranjang itu.
Beberapa menyarankan untuk dimakan saja. Della menduga pengirimnya salah alamat sebab di kantornya tidak ada staf keturunan tionghoa. Karena merasa kue itu bukan miliknya, akhirnya keranjang itu ia letakkan di samping dispenser dengan harapan orang yang lewat tergiur dan memakannya. Tetapi hasilnya nihil, kue keranjang itu tetap terbungkus rapi tak bergeser dari tempatnya.
Keesokan harinya pak satpam mengetuk lagi ruangannya. Kali ini bapak itu membawa sesuatu yang lain, sebuah amplop.
"Ini bu, ada titipan lagi" ujarnya sambil mengulurkan sebuah amplop merah bergambar ikan koi
"Apa lagi ini pak? Dari orang yang sama?" tanyanya
"Sepertinya begitu. Saya tadinya sudah menolak menerima tapi dia memaksa, katanya isinya hanya sebuah pesan"
"Dia siapa pak? Bapak kenal dengan orangnya?"
Bapak satpam itu hanya menggeleng dengan wajah tanpa dosa. Della tak bisa memarahi pak satpam apalagi barang itu sudah terlanjur ada di mejanya. Ia juga tidak tahu harus mengembalikan barang itu kemana. Amplop angpao itu kemudian dibuka olehnya. Didalamnya terdapat uang Rp.8.000,- dan selembar kertas
Aku yakin kau belum memakan kue keranjang itu. Pasti kau akan mengira aku salah alamat. Kue keranjang itu untukmu Della. Ibuku membuat banyak kue keranjang untuk imlek tahun ini.
Della makin penasaran dengan si pengirim kue keranjang. Terlebih lagi tak ada nama ataupun inisial dari si pengirim. Della tak mau ambil pusing, ia memilih untuk mengesampingkan soal kue keranjang ini dan menyelesaikannya belakangan.
5 jam kemudian
Della membereskan barangnya di atas meja. Ia berpikir akan membawa pulang kue keranjang itu ke rumahnya. Dijinjingnya keranjang kue itu dengan ekspresi tidak menyenangkan. Tiba-tiba Yus menghampirinya.
"Akhirnya di bawa pulang juga" katanya "Bisakah kau berhenti menggangguku Yus !" hardik Della
Yus pun langsung meluncur kabur mendengar suara Della yang meninggi. Della ingin sekali memukul Yus yang seringkali menggodanya tetapi ia pasti berhasil kabur sebelum Della melakukan apa-apa.
Keluar dari kantor ia melihat dari kejauhan bapak satpam yang memberikan barang titipan tadi siang sedang asik mengobrol dengan seseorang. Pria itu terasa amat familiar bagi Della, tetapi ia tidak ingat kapan dan dimana pernah bertemu orang tersebut.
Begitu melihat Della, pria itu melambaikan tangan dan melangkah ke arahnya. Della sudah bersiap-siap dan waspada, takut jika orang itu akan melakukan sesuatu di luar dugaan. Della menghitung jarak antara ia dan orang tersebut.
"Hai Del" sapanya
"E…. hai" balas Della ragu-ragu
Pria itu melirik kue keranjang yang di bawa oleh Della.
"Benar dugaanku, kau masih Della yang dulu, selalu curiga dengan pemberian orang asing"
Della mengamati pria tersebut dan membayangkan wajah oriental itu tanpa kacamata frame tebal. Samar-samar ingatannya mulai jelas. "Kamu… mmm… kamu Frans ?" tanyanya Pria di depannya tersenyum dan menatap Della lurus-lurus.
"Yup… ini aku"
"Bagaimana kau tahu aku kerja di sini ? Eh, maksudku bagaimana kabarmu ?"
"Kabarku baik. Aku beberapa kali melihatmu masuk ke gedung ini dan menanyakanmu dengan bapak itu" jawab Frans sambil menunjuk satpam yang berada di posnya
"Dan kebetulan aku bekerja di bank yang tak jauh dari sini" tambahnya
Frans adalah teman SMP Della. Mereka berpisah 15 tahun yang lalu. Saat itu Frans ikut dengan kedua orang tuanya ke Maluku.
"Maaf sudah membuatmu bingung tiga hari ini. Just a little surprise " ujar Frans dengan santai
"Ah itu… no problem"
"Tapi kue keranjang itu tidak salah alamat kan ?" tanyanya
"Well, sempat aku pikir begitu.
Bahkan tadinya mau ku buang. Tapi tampaknya kue keranjang ini berada di tangan yang tepat" jelas Della dengan senyum berbinar
"Kue keranjang itu mengingatkanku denganmu. Dulu kau penasaran dengan kue imlek itu hingga akhirnya aku memaksa ibuku membuatkannya untukmu"
Della tersipu malu mendengar Frans yang mengulang peristiwa bertahun-tahun lalu. Frans akhirnya mengantar Della pulang ke rumah. Ia juga tak lupa mengajak Della untuk menonton festival barongsai dan kembang api di dekat vihara pada tahun baru China yang jatuh tiga hari lagi. [Ratna Amaliani]