KISAH | TIONGHOANEWS


Selamat datang berkunjung dalam situs blog milik warga Tionghoa Indonesia. Disini kita bisa berbagi berita tentang kegiatan/kejadian tentang Tionghoa seluruh Indonesia dan berbagi artikel-artikel bermanfaat untuk sesama Tionghoa. Jangan lupa partisipasi anda mengajak teman-teman Tionghoa anda untuk ikutan bergabung dalam situs blog ini.

Selasa, 03 April 2012

KUBALAS HUTANG BUDI DENGAN TUBUHKU

Jika boleh aku bersyukur dan berkata, mungkin aku orang paling beruntung. Aku memang berasal dari keluarga yang tidak aku ketahui siapa orang tua kandungku yang sebenarnya, karena sejak aku bisa mengingat, aku telah diurus oleh keluarga yang amat sederhana, dan sampai aku menginjak usia 10 tahun aku kembali diadopsi oleh keluarga yang sangat kaya yang tak memiliki satu orang anakpun, jadilah aku anak tunggal yang kelak akan mewarisi seluruh harta kekayaannya.

Oh iya namaku Bunga (bukan nama sebenarnya) saat ini umurku telah menginjak 25 tahun. Sejak dirawat oleh keluarga ini aku tumbuh menjadi gadis yang sehat, cantik dan memiliki tubuh yang aduhai (kata teman-temanku). Namun dibalik keceriaan dan kemapanan yang kini aku rasakan, sebenarnya aku memiliki sebuah rahasia hidup yang amat memilukan hati.

Selama hampir sepuluh tahun aku menyimpan rahasia besar, rahasia besar yang melibatkan aku, mama dan papa angkatku. Pada awalnya aku sendiri tak pernah mengerti apa yang sebenarnya terjadi waktu itu. Yang kuingat adalah saat mama dan papa bertengkar hebat di suatu malam hingga menyebabkan mama dan papa tidur secara terpisah.

Hampir tiga malam kulihat papa tidur di kamar yang biasa digunakan untuk tamu, sementara mama tidur dikamarnya. Dan hampir tiga hari itu pula mereka tak saling tegur sapa. Kondisi ini jelan membuat aku menjadi serba salah, untuk menyapa papa, aku takut mama salah tanggap, demikian juga sebaliknya, hingga akhirnya aku sering menyendiri. Untuk pergi sendiri keluar rumah aku masih takut, karena waktu itu umurku baru 16 tahun dan aku memang tak pernah keluar rumah sendirian.

Di malam kelima aku semakin tak sanggup melihat papa begitu menderita, wajahnya terlihat begitu gelisah dan saat itu aku berfikir untuk menyapa papa, sementara mama mungkin sudah tertidur pulas di kamarnya. Dan malam itu papa sedikit bercerita kepadaku tentang permasalahan antara papa dan mama.

Malam selanjutnya papa kembali masuk kamarku, saat itu aku memang sangat mengantuk hingga aku tak begitu mendengarkan apa yang papa ucapkan. Dan kemudian aku merasakan sebuah ciuman lembut di pipi dan keningku dan papa memang terbiasa melakukan itu, namun aku sempat kaget saat aku merasakan bibirku dikecup secara perlahan.

Sesaat kemudian tangannya mulai meraba dan mengelus bagian-bagian tubuhku yang sensitif, awalnya aku menolak, namun papa terus memohon. "Ayolah Bunga, apa kamu tidak mau membalas budi papa selama ini, papa hanya minta sekali ini saja," ungkap papa memohon. Dan begitulah akhirnya aku tergeletak tak berdaya, sementara papa terus menggerak-gerakan tubuhnya sebelum akhirnya mengejang dan berhenti bergerak.

Kupikir malam itu adalah malam pertama dan terakhir aku mengalami hal semacam itu, namun dugaanku ternyata salah, malam berikutnya dan berikutnya lagi, papa kembali datang dan melakukan hal yang sama, dari merasakan perih yang luar biasa sampai akhirnya aku bisa menikmati apa yang disebut orang bersetubuh.

Sampai akhirnya mama curiga dan mulai menyelidiki perilaku papa dan aku. siang hari saat papa telah pergi ke kantor mama mulai menanyai aku, awalnya mama hanya menanyakan aktifitas dan sekolahku, namun lama kelamaan mama mulai bertanya ke hal-hal yang berbau seks. Entah atas dasar kecurigaan, atau karena mama telah menganggap aku cukup dewasa untuk mengetahui perihal seks.

Namun yang pasti setelah obrolan panjang itu, mama memaksaku untuk melakukan hal yang menurutku sangat menjijikan, mama memaksaku untuk meraba dan mengelus seluruh tubuhnya, tidak sampai disitu mama juga berupaya menciumi tubuhku, wajahku, bibirku, payudaraku dan bahkan pada bagian yang paling sensitive diantara kedua pahaku, oh Tuhan.. apa yang mama lakukan.

Semula aku menolak, namun seperti papa, mama juga menuntut 'balas budiku'. Sesaat kemudian aku tenggelam dalam suasana sensasional yang aneh, karena kami mencoba saling memberikan kenikmatan pada dua jenis kelamin yang sama.

Dan hari-hari berikutnya aku tenggelam dalam hubungan 'inses'. Dan tidak seperti mama yang menginginkan hubungan itu sebagai variasi atau 'selingan' belaka. Papa berbeda, hampir setiap malam papa selalu membuat aku menggeliat, melenguh dan bahkan menjerit kecil, dan aku terbuai. Ku ikuti semua sebagai 'balas budi' atas jasa mereka mengambilku menjadi anak angkat. Tapi aku sadar, ini adalah perbuatan yang salah dan aku harus mengakhirinya.

Aku memang merasa memiliki hutang budi terhadap mereka, tapi aku juga merasa bahwa hutangku seharusnya telah lunas dengan memberikan 'balasan' yang setimpal. Dan biar saja rahasia mama dan papa ada padaku sampai aku bisa hidup mandiri dan meninggalkan mereka untuk selama-lamanya. [Vivi Tan / Jakarta]

ARTIKEL YANG BERKAITAN

Mari kita dukung kiriman artikel-artikel dari teman-teman Tionghoa, dengan cara klik "SUKA" dan teruskan artikel kesukaan Anda ke dalam facebook, twitter & googleplus Anda.

TERBARU HARI INI

ARTIKEL: INTERNASIONAL

ARTIKEL: BUDAYA

ARTIKEL: KEHIDUPAN

ARTIKEL: KESEHATAN

ARTIKEL: IPTEK

ARTIKEL: BERITA