Mungkin kita berpikir bahwa kita memandang orang-orang yang berbeda dengan kita karena alasan warna kulit, agama, atau gaya hidup sebagai sesama kita. Namun dalam kenyataannya, pikiran spontan kita, kata-kata yang lepas dari mulut kita, atau reaksi-reaksi kita yang lain menunjukkan bahwa kita masih mempunyai prasangka terhadap orang-orang itu.
Orang-orang asing, mereka yang berbeda dari kita, menimbulkan rasa takut, tidak enak, tidak senang, atau bahkan curiga serta benci. Mereka membuat kita kehilangan rasa aman hanya karena mereka itu lain. Hanya kalau kita yakin bahwa Tuhan mencintai kita dengan cinta yang tanpa syarat, dan memandang orang lain sebagai orang-orang yang dicintai dengan cinta yang sama, kita akan mengalami bahwa keberagaman di antara umat manusia adalah bukti kebesaran hati Tuhan yang tanpa tara.
Kalau demikian, prasangka terhadap orang lain sedikit demi sedikit dapat hilang. [Natalia Lim / Cirebon]