Suatu hari saya memperhatikan seekor semut merah yang membawa sebuah bulu burung. Panjang bulu itu sekitar 7 kali panjang tubuhnya. Entah mau digunakan sebagai apa bulu itu. Gagang bulu digigitnya dan helai bulunya mengacung membentuk sudut ke atas. Untuk menuju sarangnya, beberapa kali semut teralang oleh benda-benda besar dan tanpa menyerah ia mencari jalan memutar. Sampai akhirnya semut itu harus melalui retakan dinding selebar sekitar 10 mm.
Awalnya semut mencoba memasukkan bulu dengan helainya masuk duluan. Namun ternyata susah sebab semut tidak bisa mengarahkan dengan tepat karena keterbatasan pandangan. Selain itu helai bulu juga terkoyak dan malah menahan helaian bulu itu untuk melewati celah.
Semut itu terdiam beberapa saat sebelum akhirnya ia melakukan langkah yang cerdas. Ia letakkan bulu itu dan diputar sedemikian rupa sehingga ujung bulu yang tadi digigitnya ditaruh di depan celah. Lalu dengan berjalan mundur, ia gigit gagang bulu sambil menyeret bulu melewati celah.
Saya benar-benar terpana oleh upaya semut tadi. Bagaimana ia tak memikirkan bulu itu sebagai sebuah beban meski harus melewati halangan. Jika tak berhasil melewati alangan ia akan diam sejenak. Lalu berusaha lagi sampai akhirnya bisa membawa bulu itu ke sarangnya.
Begitu juga dengan kita. Saat beban terasa berat dan penyelesaian sulit didapat, letakkan dulu masalah itu. Diam sejenak. Kontemplasi. Pasti akan ada jalan keluar. Tak peduli berapa kali kita harus mencoba. [Lindawaty Lim / Jakarta]
Awalnya semut mencoba memasukkan bulu dengan helainya masuk duluan. Namun ternyata susah sebab semut tidak bisa mengarahkan dengan tepat karena keterbatasan pandangan. Selain itu helai bulu juga terkoyak dan malah menahan helaian bulu itu untuk melewati celah.
Semut itu terdiam beberapa saat sebelum akhirnya ia melakukan langkah yang cerdas. Ia letakkan bulu itu dan diputar sedemikian rupa sehingga ujung bulu yang tadi digigitnya ditaruh di depan celah. Lalu dengan berjalan mundur, ia gigit gagang bulu sambil menyeret bulu melewati celah.
Saya benar-benar terpana oleh upaya semut tadi. Bagaimana ia tak memikirkan bulu itu sebagai sebuah beban meski harus melewati halangan. Jika tak berhasil melewati alangan ia akan diam sejenak. Lalu berusaha lagi sampai akhirnya bisa membawa bulu itu ke sarangnya.
Begitu juga dengan kita. Saat beban terasa berat dan penyelesaian sulit didapat, letakkan dulu masalah itu. Diam sejenak. Kontemplasi. Pasti akan ada jalan keluar. Tak peduli berapa kali kita harus mencoba. [Lindawaty Lim / Jakarta]
Silahkan klik menu kategori lain di bawah ini:
http://berita.tionghoanews.com
http://berita.tionghoanews.com
http://internasional.tionghoanews.com
http://budaya.tionghoanews.com
http://kehidupan.tionghoanews.com
http://kesehatan.tionghoanews.com
http://iptek.tionghoanews.com
http://kisah.tionghoanews.com
Atau ngajak teman Tionghoa anda ikut gabung disini http://www.facebook.com/chinese.indo bersama ribuan teman Tionghoa lainnya.
http://budaya.tionghoanews.com
http://kehidupan.tionghoanews.com
http://kesehatan.tionghoanews.com
http://iptek.tionghoanews.com
http://kisah.tionghoanews.com
Atau ngajak teman Tionghoa anda ikut gabung disini http://www.facebook.com/chinese.indo bersama ribuan teman Tionghoa lainnya.