Cantik, julukan yang paling tepat untuk Tante Erna, tutur katanya juga lembut, enak didengar. Walaupun Tante Erna bukan seorang perempuan cerdas tapi penampilan primanya menutupi segala kekurangannya.
Tante Erna adalah adik bungsu Papa, umurnya 32 tahun dan telah mempunyai dua orang putra yang masih kecil. Suaminya Om Trio bekerja sebagai pegawai negeri di Jakarta. Om Trio adalah suami yang baik sekaligus bapak yang baik bagi anak-anaknya. Om Trio selalu pulang tepat waktu dan tidak segan membantu pekerjaan rumah tangga. Bahkan Om Trio juga mahir memasak.
Dilihat sepintas, keluarga Tante Erna merupakan cerminan keluarga bahagia. Namun awal bulan ini, Om Trio datang ke rumah kami dan mengatakan bahwa ia berniat menceraikan tante Erna. Alasannya Om Trio sudah tak kuat lagi berdampingan dengan Tante Erna, karena Tante Erna gila judi.
Tante Erna ternyata adalah seorang penjudi ulung. Setiap siang Tante Erna pergi berjudi bersama teman-temannya. Jika menang dan mendapatkan uang Tante Erna pulang dengan membawa segala macam makanan dari restoran, paper bag dari departemen store yang berisi baju, sepatu, kosmetik dan segala macam belanjaan. Namun jika Tante Erna kalah berjudi maka kemarahannya dilampiaskannya kepada anak dan suaminya di rumah.
Celakanya, bukan hanya kemarahan saja yang dibawanya pulang, tetapi juga pria-pria berbadan tegap ikut ke rumah guna mengambil barang di rumah akibat Tante Erna kalah judi dan tak mempunyai uang untuk membayar kekalahannya di meja judi. Mulai dari handphone, perhiasan emas, televisi, semua barang elektronik hingga yang terakhir mobil satu-satunya diambil oleh rentenir.
Om Trio kalap atas ulah Tante Erna, berulang kali Om Trio menghajar Tante Erna untuk menyadarkannya. Namun Tante Erna tak juga berubah, malah makin menggila dan makin tak perduli dengan keluarganya. Yang ada di benak Tante Erna, berjudi adalah kegiatan yang mengasyikkan. Selanjutnya mudah ditebak, hobi Tante Erna ini menghabiskan seluruh barang di rumahnya.
Tak berhenti sampai di situ, ternyata Tante Erna juga mempunyai setumpuk hutang yang harus dibayarnya. Tak terhitung jumlah orang yang sudah dihutangi Tante Erna, tetangga kiri kanan, saudara, ibu teman sekolah anak, hingga teman kantor Om Trio. Tante Erna mengupayakan seribu satu alasan, mulai dengan alasan untuk keluarga sakit hingga alasan dirinya harus operasi kandungan.
Makin gusar Om Trio hingga tante Erna dikurung di kamar agar tak pergi berjudi. Tante Erna tak kehabisan akal, dicongkelnya teralis jendela kamar dan Tante Erna melenggang pergi berjudi lagi.
Segera Om Trio mengungsikan anak-anaknya ke rumah ibunya agar mereka tidak melihat pertengkaran orang tuanya. Namun apa yang dilakukan oleh Om Trio ini malah membuat Tante Erna senang, karena Tante Erna tak perlu mengurus segala keperluan anaknya. Ia merasa hidupnya kian bebas.
Semua saudara telah mencoba menasehati Tante Erna agar menghentikan dari ulah buruknya tersebut, namun Tante Erna malah membalas segala nasehat tersebut dengan teriakan dan kecaman.
Habis sudah upaya Om Trio menyadarkan istrinya dari kecanduan berjudinya. Akhirnya Om Trio pergi meninggalkan rumah kontrakan tersebut dan tak memperdulikan istrinya lagi. Om Trio tinggal serta mengurus anak-anaknya di rumah ibunya.
Tante Erna yang masih kesetanan berjudi, tak juga sadar bahwa semua ulahnya telah menghancurkan keluarganya, ia masih tetap gila judi. Setelah tidak ada lagi harta untuk membayar kekalahannya, maka Tante Erna menyerahkan tubuhnya sebagai pembayar taruhan judinya. Berpuluh pria telah mengambil bayaran atas kemenangan berjudi dengan meniduri Tante Erna.
Sekarang Tante Erna berada di balik jeruji besi. Akibat ia tak sanggup membayar seluruh hutangnya kepada rentenir, maka Tante Ernapun dilaporkan pada pihak berwajib terkait kasus hutang piutang.
Kemarin, saat aku menjenguk Tante Erna di tahanan, perempuan yang aku kenal sebagai sosok yang mempesona dengan kecantikan alaminya tersebut telah berubah menjadi gila. Tante Erna terlihat asyik tertawa keras sendiri, kemudian secara tiba-tiba ia tersedu dalam kesendiriannya. Lebih parah lagi Tante Erna sudah tidak mengenaliku sebagai keponakannya. Tak secuilpun kecantikan menyisa dari wajahnya, tinggal hanya seorang perempuan dengan tulang berbalut kulit penuh luka luka yang mengerikan karena kini ia gemar menusuk-nusuk tubuhnya dengan garpu. [Elisabeth Wang / Banda Aceh] Sumber: Google+
***
Mari berbagi kisah nyata sebagai pengalaman hidup untuk menyadarkan kita betapa banyak penderitaan di dunia ini, yang harus kita hindari .... (Bagikan kisah nyata ini ke dalam facebook amda).
PESAN KHUSUS
Silahkan kirim berita/artikel anda ke ke alamat email: tionghoanews@yahoo.co.id
MENU LINKS
http://berita.tionghoanews.com
http://internasional.tionghoanews.com
http://budaya.tionghoanews.com
http://kehidupan.tionghoanews.com
http://kesehatan.tionghoanews.com
http://iptek.tionghoanews.com
http://kisah.tionghoanews.com