Masa remaja kujalani tidak seperti teman-teman lain, yang bisa bermain sehabis pulang sekolah. Sementara aku harus membantu ibuku. Dalam hati aku tekadang menyesali apa yang selama ini kami hadapi, apalagi aku harus memikul tanggung jawab yang sebenarnya belum saatnya aku tanggung, namun apa daya aku masih memiliki adik yang harus di biayai.
Sepeninggal ayah, ibu memang terlalu protektif terhadapku. Terlebih untuk urusan laki-laki, ibu selalu paling awal dalam menilai teman laki-lakiku. Tak jarang ibu melarangku untuk bergaul dengan laki-laki tertentu, termasuk terhadap Acun laki-laki pertama yang mengisi hari-hariku. Namun hubungan kami tak sampai lama karena ibu melarangku berpacaran dengan Acun dengan alasan yang tidak jelas.
Saat usiaku 26 tahun, aku belum juga mendapatkan jodoh, sementara teman-temanku yang lain bahkan telah memiliki buah hati. Hingga pada suatu hari aku aku bertemu dengan Fahri (bukan nama sebenarnya) manajer perusahaan yang bergerak dibidang garment di kotaku. Fahri berasal dari luar pulau dimana aku tingggal.
Awalnya, aku tak pernah menggangap laki-laki ini seorang yang istimewa, selain penampilannya kurang menarik, aku juga tidak mengetahui secara persis asal-usul Fahri dan ibu juga melarangku untuk bergaul dengannya, karena menurut ibu, akan sangat beresiko jika aku bergaul dengan orang yang tidak aku kenal secara persis.
Namun entah mengapa, secara perlahan aku mulai bersimpati terhadapnya. Mungkin karena ia menunjukan keseriusannya berhubungan denganku, atau mungkin juga ketertarikanku karena ia pandai bergaul dan humoris. Dalam pikiranku mungkin akan lebih baik hidup bersama pria biasa-biasa saja tetapi serius dan bertanggung jawab.
Melihat kebulatan tekadku akhirnya ibu merestui hubungan kami, bahkan saat keluraga fahri datang melamarku, ibu juga menerimanya. Singkat cerita aku akhirnya menikah walau dengan perasaan ragu dan tanpa pertimbangan yang matang.
Ternyata pernikahan yang dilakukan tanpa banyak pertimbangan ibarat berjudi, karena bisa saja menang atau kalah. Setelah menikah sikap Fahri berubah drastis. Ia gemar berjudi dan mabuk-mabukan, akibat kegemaranya tersebut ia terlibat hutang dengan beberapa bank, hingga ia melarikan diri entah kemana.
Sepeninggal Fahri, rumah kami menjadi incaran para debt kolektor yang mencari dan menagih hutang Fahri. Dan mereka memaksa kami untuk melunasi hutang-hutangnya. Tentu saja kami menolak karena kami memang tidak terlibat dengan apa yang telah Fahri lakukan. Hingga suatu saat teman ayah menyarankan aku untuk menggunakan paranormal agar para kolektor tersebut tak lagi datang kerumah kami.
Akhirnya saran tersebut kami turuti. Singkat kata, seorang paranormal yang bernama Gede mampu "memagari" rumahku hingga para penagih hutang itu tak lagi datang kerumahku. Namun begitu sejak kehadiran Gede, ada perasaan aneh yang terjadi pada diriku. Terlebih ketika mataku bertatapan dengan matanya.
Sejak pertemuan itu, kami akhirnya sering berkomunikasi, dan entah mengapa akupun semakin melupakan suamiku. Dan entah mengapa kian hari aku kian terjerat dengan rayuannya. Meski hatiku terus mengindarinya, tapi tubuhku tak kuasa menolak sentuhannya. Hingga suatu saat ia berhasil memperdayaku disebuah hotel, aku akui saat itu aku merasakan sebuah kenikmatan yang tiada tara dan akibatnya aku hamil.
Orang pertama yang kuberitahu tentang kehamilan ini tentu saja Gede, tapi tak kusangka Gede justru tak peduli dengan kehamilanku tersebut, ia malah menyarankan aku untuk memberitakan hal tersebut kepada suamiku, ya Tuhan lengkap sudah penderitaanku ini.
sesudah aku dilibatkan dengan hutang-piutang suamiku, kini aku harus menanggung beban mengandung janin yang bukan berasal dari suamiku, dan aku khawatir kelak suamiku akan merasa curiga dan menolak kehadiran anakku. [Aprilda Bong / Makassar] Sumber: Koran
PESAN DARI ADMIN
Mari kita dukung kiriman artikel dari teman-teman Tionghoa, dengan cara klik "SUKA" dan teruskan ke dalam halaman facebook, twitter & googleplus Anda, serta pastikan Anda juga bisa mengirim artikel berita kegiatan / kejadian tentang Tionghoa di kota tempat tinggal Anda atau artikel bermanfaat lainnya ke alamat email: tionghoanews@yahoo.co.id