KISAH | TIONGHOANEWS


Selamat datang berkunjung dalam situs blog milik warga Tionghoa Indonesia. Disini kita bisa berbagi berita tentang kegiatan/kejadian tentang Tionghoa seluruh Indonesia dan berbagi artikel-artikel bermanfaat untuk sesama Tionghoa. Jangan lupa partisipasi anda mengajak teman-teman Tionghoa anda untuk ikutan bergabung dalam situs blog ini.

Jumat, 14 Desember 2012

DENDAM YANG TAK PERNAH HABIS

Setelah belasan tahun aku bersikap setia terhadap suamiku, memberikan cintaku untuknya namun akhirnya berakhir dengan kepiluan. Semua menjadi percuma ketika aku mendapati suamiku berpaling pada perempuan lain dengan sebab yang tak pernah aku ketahui. Buat aku yang merasa telah berusaha sebaik-baiknya memelihara kesetiaan dengan mengorbankan banyak hal, perbuatan itu jelas sangat menyakitkan dengan bekas luka yang tak mungkin bisa hilang.

Sebut saja namaku Jelita (bukan nama sebenarnya), saat ini usiaku 34 tahun dan belum memiliki anak. Pernikahanku dengan Andi (bukan nama sebenarnya) berlangsung sekitar lima belas tahun yang lalu saat usiaku masih sembilan belas tahun. Jalinan asmara yang terlalu menggebu-gebu membuat kami terlena hingga tak sadar telah melangkah melewati batas kewajaran, dan akibatnya akupun hamil.

Saat orang tuaku mengetahui kehamilanku, dapat dibayangkan kemurkaan yang aku terima. Saat itu aku baru saja lulus SMU sementara Andi masih berstatus mahasiswa di sebuah perguruan tinggi. Keadaan yang sangat tak ideal untuk masuk dalam bahtera rumah tangga. Namun karena perutku yang terlanjur "berisi", orang tuaku tak memiliki pilihan lain kecuali dengan menikahkan kami berdua.

Di usia yang masih demikian muda, aku harus memikul tiga tanggung jawab sekaligus, menjadi calon ibu, menjadi istri serta membantu suamiku mencari nafkah. Maklumlah Andi belum memiliki perkerjaan tetap, karena ia masih melanjutkan pendidikannya untuk meraih gelar S-1. ditambah lagi kami harus mengontrak rumah, karena orang tua kami tak bersedia menampung kami, mungkin malu karena aib yang telah kami tanamkan.

Setelah melahirkan, aku tak bisa lagi membantu suami mencari nafkah, karena aku harus merawat bayiku. Namun untunglah setelah tiga bulan kelahiran bayi kami, Andi mendapatkan pekerjaan tetap dengan manjadi seorang PNS di sebuah departemen walau dengan gaji yang tak seberapa besar. Dan ketika anakku sudah bisa aku tinggal, aku kembali bekerja.

Aku tahu bukan hal yang mudah buat Andi untuk kuliah sambil bekerja, tapi aku terus mendukungnya. Karena hal tersebut, waktu suamiku tersita untuk pekerjaan dan kuliahnya sehingga perhatiannya terhadap keluarga mulai berkurang. Dan itulah awal permasalahan yang timbul dalam rumah tangga kami. Dan aku mulai terusik dengan keadaan tersebut, aku merasa Andi mengabaikan perasaanku dan anaknya.

Setelah suamiku meraih gelar sarjana, karirnya di kantor semakin menanjak. Dalam usia yang masih terbilang muda ia sudah menduduki jabatan strategis. Bersamaan dengan itu masalah lain mulai muncul. Ia semakin sibuk dengan urusan kantornya dan semakin mengabaikan tanggung jawabnya sebagai kepala rumah tangga. Dan hal itu ternyata disebabkan oleh kebiasaan barunya berkencan dengan banyak perempuan dan mengunjungi klub-klub malam.

Karena sakit hati yang tak tertahankan, akupun berniat membalas dendam terhadap suamiku. Aku mencoba menghubungi beberapa pria yang menawarkan jasa menghibur perempuan yang kesepian sepertiku. Namun sejauh itu aku hanya ingin mencari suasana segar dan tidak sampai melakukan hal-hal yang menjurus pada pelampiasan nafsu biologis. Justru dari mereka-mereka itu aku mendapatkan beberapa masukan agar aku bisa kembali fokus pada suami dan rumah tanggaku.

Namun hanya sebulan aku bisa mejadi istri yang kembali normal, demikianpun dengan Andi. Ia masih sering melakukan penyelewengan, ia mulai lagi dengan kebohongan-kebohongannya. Dan perlakuan Andi tersebut memancingku untuk kembali membalas dendam, hingga akhirnya aku keasyikan dengan balas dendamku tersebut. Kali ini bahkan sudah melangkah lebih jauh, karena aku sering menyerahkan kehangatan tubuhku pada pria lain.

Hingga suatu saat aku bertemu dengan Tito (bukan nama sebenarnya) seorang pria tampan yang mengaku bekerja sebagai sales di sebuah perusahaan otomotif. Dengan Tito pula aku banyak menghabiskan waktuku. Kedekatanku dengan Tito semakin menjadi-jadi saat kami seringkali makan di luar ataupun sekedar jalan-jalan berdua dan kehangatan sepertinya mulai menggodaku.

Saat itu aku terlanjur menikmati balas dendamku. Bahkan aku tak bisa lagi membedakan antara balas dendam dan kesenangan. Kuakaui saat itu aku begitu tergoda dengan seorang laki-laki tampan yang membuat imanku goyah. Aku mulai merasa tak puas hanya dengan berjalan-jalan, aku ingin lebih dari itu, aku ingin bercinta dengannya. Padahal sungguh aku takut melanggar norma agama dan menghianati pernikahanku, tetapi apa boleh buat hanya itu yang bisa aku lakukan untuk membalas sakit hatiku. [Siska / Bogor]

--
Berita | Internasional | Budaya | Kehidupan | Kesehatan | Iptek | Kisah | Kontak

PESAN DARI ADMIN

Mari kita dukung artikel-artikel kiriman dari teman-teman Tionghoa dengan cara klik "SUKA", kemudian teruskan ke dalam jejaring sosial anda "Facebook, Twitter, Google+, Dll". Ingat ! Anda juga bisa mengirim artikel ke dalam situs blog ini melalui email ini.


ARTIKEL YANG BERKAITAN

Mari kita dukung kiriman artikel-artikel dari teman-teman Tionghoa, dengan cara klik "SUKA" dan teruskan artikel kesukaan Anda ke dalam facebook, twitter & googleplus Anda.

TERBARU HARI INI

ARTIKEL: INTERNASIONAL

ARTIKEL: BUDAYA

ARTIKEL: KEHIDUPAN

ARTIKEL: KESEHATAN

ARTIKEL: IPTEK

ARTIKEL: BERITA