KISAH | TIONGHOANEWS


Selamat datang berkunjung dalam situs blog milik warga Tionghoa Indonesia. Disini kita bisa berbagi berita tentang kegiatan/kejadian tentang Tionghoa seluruh Indonesia dan berbagi artikel-artikel bermanfaat untuk sesama Tionghoa. Jangan lupa partisipasi anda mengajak teman-teman Tionghoa anda untuk ikutan bergabung dalam situs blog ini.

Senin, 28 November 2011

HARUSKAH KUPERTAHANKAN RUMAH TANGGA INI ?

Story: Sebut saja aku Diana, aku pernah didekati dua orang pria, Joko dan Doni. Masing-masing memiliki berbagai kelebihan dan kekurangan. Dan aku sempat bimbang untuk memilih siapa diantara mereka berdua. Disatu sisi Joko terlihat begitu enerjik, tak banyak tingkah dan tak mudah menyerah dalam mengejar cintaku, sementara Doni memiliki fisik yang lebih baik, namun sedikit urakan dan  berasal dari keluarga yang cukup mapan.

Dan akhirnya aku memilih Doni, Aku dan Doni pacaran dua tahun. Selama dua tahun itu Hubungan kami sudah teramat jauh, sampai yang tak seharusnya kami lakukanpun, akhirnya menjadi lakon hidup kami setiap hari. Apa hendak dikata, cinta yang membuatku menyerahkan segalanya, kesetiaan, kepercayaan dan bahkan 'sesuatu' yang paling berhargapun akhirnya kuserahkan kepada Doni.

Awalnya aku mencoba menolak dan bertahan, namun entah karena kelihaian Doni dalam mencumbuku, atau karena aku memang ingin merasakannya, akhirnya aku pasrah saat Doni melucuti pakaian dalamku, menciumi sekujur tubuhku dan akhirnya mendekap tubuhku. Sesat aku merasakan perih yang tak terkira, sampai akhirnya aku justru merasakan yang sebaliknya, tubuhku terasa melayang dan kehangatan menyelimuti tubuh dan jwaku.

Kenikmatan tersebut ternyata mengodaku dan membuatku selalu ingin mengulangi. Entah sudah berapa kali aku melakukan hal tersebut bersama Doni, yang jalas setiap ada kesempatan di manapun, kami pasti melakukannya. Dan akibat dari perbuatan yang sering kami lakukan itu, aku akhirnya hamil.

Betapa panik aku saat itu. Bukan karena tak siap menjadi ibu atau istri dari lelaki yang kucintai itu, tapi justru aku panik karena Doni malah tak mau bertanggung jawab atas anak yang kukandung. Aku malah dituduhnya telah berhubungan intim dengan lelaki lain. Anak ini dianggapnya bukan darah dagingnya. Sungguh sikap yang tak pernah kuduga sebelumnya.

Mengapa aku rela menyerahkan mahkotaku pada Doni ? Karena aku yakin ia akan menjadi suami dan ayah dari anak-anakku kelak. Tapi kenyataan berkata lain. Aku dicampakkan setelah semua madu ia hisap dari tubuhkku. Sejak saati itu aku tak pernah lagi melihat Doni. Kabar terakhir dari adiknya, katanya ia berada di Kalimantan ikut pamannya di sana. Orang tua dan adik-adikku yang ikutan panik tak lagi punya cara lain untuk menyelamatkan aib keluarga kami.

Hingga akhirnya, Joko yang dulunya setengah mati mengejarku kini mulai kembali mendekatiku. Ia tak tahu sama sekali kalau aku sekarang ini tengah mengandung janin Doni. Ketika kuberi kesempatan untuk mendekatiku, Joko langsung serius untuk melamarku. Bagiku ini sebuah kesempatan untuk menyelamatkan keluargaku dari aib. Akhirnya lamaran Joko kuterima, dan kamipun menikah.

Meskipun bulan kelima kandunganku, Joko belum juga sadar kalau anak ini adalah darah daging Doni. Ia begitu memanjakanku, sampai-sampai aku bagai ratu dihadapannya. Kebaikan Joko ternyata meluluhkan semua kekhilafanku selama ini. Aku baru menyesal telah membuatnya kecewa dulu. Bahkan aku berfikir kalau dialah manusia yang berhati emas.

Kini dua pilihan meradang di jiwaku. Antara ingin mempertahankan rumah tangga kami atau melepaskan Joko karena rasa bersalahku. Sebulan anakku lahir, aku tak tahan seterusnya hidup dalam kebohongan dan kepura-puraan. Joko sudah begitu baik kepadaku. Akupun harus menelan semua kapahitan karena aku mengambil keputusan untuk menjauhi suamiku. Semua kulakukan demi menebus kesalahanku kepadanya.

Joko kini sadar kalau anak ini adalah darah daging Doni. Dengan air mata, aku pergi meninggalkan suamiku. Joko sebenarnya sudah pasrah dengan kenyataan ini. Ia malah memilih bersatu kembali denganku meski anak dalam kandunganku bukan bukan benihnya. Tapi aku sudah memutuskan akan menjalani hidup dalam kesenderian. Semua demi menebus kesalahanku sendiri. [Vivi Tan / Jakarta / Tionghoanews]

* Habis baca, beri komentar anda, supaya kami tahu kesukaan pengunjung blog ini, xie xie ...

ARTIKEL YANG BERKAITAN

Mari kita dukung kiriman artikel-artikel dari teman-teman Tionghoa, dengan cara klik "SUKA" dan teruskan artikel kesukaan Anda ke dalam facebook, twitter & googleplus Anda.

TERBARU HARI INI

ARTIKEL: INTERNASIONAL

ARTIKEL: BUDAYA

ARTIKEL: KEHIDUPAN

ARTIKEL: KESEHATAN

ARTIKEL: IPTEK

ARTIKEL: BERITA