KISAH | TIONGHOANEWS


Selamat datang berkunjung dalam situs blog milik warga Tionghoa Indonesia. Disini kita bisa berbagi berita tentang kegiatan/kejadian tentang Tionghoa seluruh Indonesia dan berbagi artikel-artikel bermanfaat untuk sesama Tionghoa. Jangan lupa partisipasi anda mengajak teman-teman Tionghoa anda untuk ikutan bergabung dalam situs blog ini.

Rabu, 30 November 2011

HARUSKAH AKU MENIKAH DENGAN KAKAK TIRIKU

Story: Sepertinya aku merasa menjadi orang yang sangat tidak berguna dalam hidup, setelah lulus dari bangku SMU, aku tidak bisa seperti teman-teman yang sibuk mencari tempat kuliah atau mencari pekerjaan. Aku memang tidak berdaya, karena menderita penyakit yang tidak kunjung sembuh, badanku amat lemah hingga tidak bisa beraktifitas layaknya remaja yang sedang tumbuh. Aku benci pada diriku sendiri karena selalu saja menyusahkan keluargaku.

Namaku April (bukan nama sebenarnya), aku masih trauma bila mengingat masa-masa ketika aku masih duduk di bangku SMU. Dijenjang yang seharusnya aku bisa beraktifitas dengan bebas, aku malah sering terganggu oleh penyakit yang kuderita. Lebih menyedihkan lagi, penyakit itu selalu kambuh saat aku hendak menghadapi hal-hal penting disekolah.

Dan jika sudah begitu keluargakulah yang amat disusahkan, karena utnuk memulihkan kondisiku yang lemah, mereka berusaha mencari dana untuk pengobatanku. Dan lagi-lagi orang tuaku harus meminjam uang, maklumlah Ayah hanya seorang pensiunan PNS yang mendapat uang pensiunan tidak seberapa. Dan untunglah aku akhirnya bisa mengikuti ujian sekolah dengan hasil yang lumayan bagus.

Hampir satu tahun aku menikmati kesembuhanku. Namun aku kembali mengalami rasa sakit yang laur biasa diperutku. Aku kembali masuk rumah sakit. Setahun kemudian, aku merasa dunia kiamat ketika penyakitku kambuh kembali. Ayah sudah tak sanggup lagi membawaku berobat, dan saat itu ayah akhirnya meminta bantuan Kak Agus (bukan nama sebenarnya), kakak laki-lakiku tetapi lain ibu.

Akhirnya Kak Agusi membawaku ke rumah sakit untuk menjalani operasi. Kak Agus bukanlah orang yang cukup mampu, oleh karena itu ia terpaksa menjual mobilnya demi untuk membiayai pengobatanku. Dan untunglah keadaanku berangsur-angsur membaik dan aku kembali bisa beraktifitas seperti biasa.

Ternyata kesembuhanku, membuat rumah tangga Kak Agus mengalami keretakan, penyebabnya karena istri Kak Agus kurang merelakan pengorbanan materi yang telah Kak Agus berikan kepadaku. Sejak perselisihan itu Kak Agus jadi sering manginap dirumah kami, bahkan bisa berhari-hari tidak pulang. Dan puncak perselisihan itu akhirnya berujung pada perceraian.

Terus terang aku merasa berdosa atas kejadian tersebut, namun aku tidak bisa berbuat apa-apa selain berdoa agar Kak Agus diberi ketabahan dan rejeki yang berlipat ganda dari yang telah diberikannya kepadaku. Dan ternyata Tuhan mengabulkan doaku, Kak Agus lulus saat mengikuti tes rekrutmen tekhnisi keluar negeri.

Setelah enam bulan berada di luar negeri, akhirnya Kak Agus pulang dengan penampilan yang berbeda, terlihat lebih keren. Tapi aku juga sedih karena Kak Agus belum juga menemukan perempuan pengganti istrinya. Tapi akhirnya aku maklum, karena Kak Agus sangat dingin dan kaku terhadap perempuan. Tapi tidak demikian terhadapku, mungkin karena aku adalah adiknya

Suatu sore, Kak Agus mengajakku makan diluar dan kami pulang sesudah hari gelap. Sebelum sampai didepan rumah, Kak Agus mengajakku turun dari kendaraan umum menuju pantai. Kak Agus mengatakan bahwa ia merindukan pantai itu. Aku sudah terbiasa dengan suasana pantai tersebut, tapi entah mengapa, saat itu aku merasakan suasana yang berbeda.

Aku juga merasa ada keanehan pada diri Kak Agus, ia terlihat gelisah, apalagi tatkala kami duduk berdekatan dan disaat ia mulai merangkulku. Ternyata ia ingin bermesraan denganku, namun sepertinya ia ragu. Karena ingin membuatnya senang, aku mengatakan padanya bahwa ia tak perlu ragu, namun begitu aku masih merasa takut dan mengajaknya untuk segera pulang.

Di rumah, aku tidak dapat tidur hingga larut malam. Aku merasa telah mengecewakan Kak Agus. Diam-diam aku pergi ke kamar Kak Agus untuk melihat keadaannya. Kak Agus tidur dengan bertelanjang dada dan sepertinya ia sangat gelisah, lalu dengan hati-hati aku menyelimutinya, tapi ia terbangun. Ia memintaku untuk tidur disampingnya. Aku menurut dan tidak berusaha menahannya ketika ia menyentuhku lebih jauh.

Setelah kejadian malam itu, kami selalu mencuri kesempatan untuk bermesraan. Hari terakhir sbelum kembali ke luar negeri, Kak Agus membawaku kesebuah kamar sewaan ditepi pantai, kami saling mencurahkan kemesraan untuk yang terakhir kalinya, tapi ia tetap kakak yang baik, sejauh itu ia masih menjaga keperawananku, bahkan ia berpesan agar aku tidak menyerahkan keperawannku pada orang yang salah.

Setelah itu ia kembali ke luar negeri. Ada sedikit kekhawatiran di hatiku. Aku khawatir jika enam bulan yang akan dating ia kembali dan telah mendapatkan pendamping, mungkin ia tidak akan menyayangiku lagi. Tapi aku berusaha meyakinkan diriku bahwa kasih sayang seorang kakak kepada adiknya tidak akan pudar.

Semoga Tuhan mengampuni kami dan memberi kami petunjuk, aku yakin pada kekuatan doa dan suatu saat nanti kami saling menemukan kebahagiaan masing-masing. [Vivi Tan / Jakarta / Tionghoa]

ARTIKEL YANG BERKAITAN

Mari kita dukung kiriman artikel-artikel dari teman-teman Tionghoa, dengan cara klik "SUKA" dan teruskan artikel kesukaan Anda ke dalam facebook, twitter & googleplus Anda.

TERBARU HARI INI

ARTIKEL: INTERNASIONAL

ARTIKEL: BUDAYA

ARTIKEL: KEHIDUPAN

ARTIKEL: KESEHATAN

ARTIKEL: IPTEK

ARTIKEL: BERITA