Seorang pejabat mengatakan, "Saya pernah mendengar jika anda menyayangi seseorang, anda diharuskan menyayangi sepenuh hati, hingga juga menyayangi burung gagak di atap rumahnya. Jadi jika anda membenci seseorang, anda diharuskan membenci keseluruhannya hingga dinding dan binatang peliharaannya. Tawanan perang adalah musuh yang melawan kita. Menurut pendapat saya, kita sebaiknya membunuh mereka semua."
Tetapi raja tidak setuju dengannya. Pejabat lain mengemukakan sarannya, "Saya pikir kita harus memperlakukan tawanan perang berbeda, dengan melihat apakah mereka bersalah atau tidak. Yang bersalah akan dihukum mati untuk menghindari bencana di masa depan." Raja juga tidak menganggap itu adalah cara yang tepat.
Kemudian pejabat ketiga berkata, "Baginda, saya pikir semua tahanan harus dibebaskan dan dipulangkan ke rumah untuk bekerja di ladang dan menghidupi diri mereka sendiri. Selain itu, Anda harus menjaga ketat aturan untuk penghargaan dan hukuman, termasuk juga terhadap kerabat dan teman-teman sendiri. Orang akan yakin dan percaya pada Anda jika Anda mengelola negara kita dengan moral dan hukum."
Raja berpikir nasehat ini cukup masuk akal sehingga diterima dan dijalankan. Sebagai hasilnya, situasi dalam negeri berangsur-angsur tenang dan secara bertahap negara menjadi lebih stabil dan kuat. [Mei-ing]