KISAH | TIONGHOANEWS


Selamat datang berkunjung dalam situs blog milik warga Tionghoa Indonesia. Disini kita bisa berbagi berita tentang kegiatan/kejadian tentang Tionghoa seluruh Indonesia dan berbagi artikel-artikel bermanfaat untuk sesama Tionghoa. Jangan lupa partisipasi anda mengajak teman-teman Tionghoa anda untuk ikutan bergabung dalam situs blog ini.

Minggu, 30 Januari 2011

TENTANG PEMIMPINAN SEJATI

Xu Xun adalah seorang penganut Tao terkenal selama Dinasti Jin (265-420 M). Dia adalah seorang penduduk dari Kota Xu Chang di Provinsi Hunan. Kemudian ia pindah ke Kota Nanchang di Provinsi Jiangxi dan menjadi hakim Kabupaten Jingyang.

Dia adalah seorang pria dengan kebijaksanaan yang bersedia belajar, jujur, dan tidak mencari ketenaran dan kekayaan. Ia juga seorang sarjana sastra, astronomi, kedokteran, geografi, dan ilmu pengetahuan. Kegiatannya sehari-hari termasuk membantu mereka yang membutuhkan dan memperkenalkan konsep-konsep moral kepada orang-orang. Karena itu ia sangat dihormati.

Ketika Xu Xun menjadi hakim Kabupaten Jingyang, ia memastikan tidak ada korupsi. Dia juga mengurangi hukuman, mendorong kebaikan, dan mempromosikan orang-orang yang jujur sebagai teladan bagi masyarakat. Ketika ia memulai pekerjaan sebagai hakim, beberapa lahan pertanian rakyat telah kebanjiran. Dia membiarkan orang-orang pertanian di tanah pemerintah itu agar mereka tetap bekerja dan tetap produktif. Banjir tersebut juga menyebabkan wabah. Ia mampu menerapkan pengetahuan tentang pengobatan untuk menyembuhkan orang sakit. Orang yang tinggal di kabupaten tetangga mendengar betapa dia peduli terhadap rakyatnya dan banyak dari mereka pindah ke kabupaten Jingyang.

Suatu hari Xu Xun membeli besi pegangan lampu dari pasar. Ketika ia memoles pegangan itu, ia melihat bahwa di balik cat itu terbuat dari emas, bukan besi. Maka ia kembali ke pasar untuk mencari si penjual. Dia menemukannya dan mengatakan bahwa dia ingin mengembalikannya karena itu sebenarnya merupakan karya seni mahal. Penjual itu sangat berterima kasih dan mengatakan kepadanya bahwa karena perang bertahun-tahun, ia tidak bisa mencari nafkah dan harus menjual barang-barang milik keluarganya, yang beberapa di antaranya diwariskan dari leluhurnya.

Xu Xun adalah seorang pencari kebenaran dan dia mengajarkan orang untuk mencari setiap kali mereka punya kesempatan. Dia menulis sebuah buku, "Esai tentang Delapan Prinsip", untuk membantu orang-orang memulainya. Buku ini membahas bagaimana membuat perbaikan karakter dalam delapan bidang: 1) bersikap jujur dalam berhubungan dengan orang-orang, 2) menghindari kecenderungan menentang, 3) menghapus ketamakan, 4) menangani masalah sehari-hari dengan penuh perhatian, 5) tetap berpikiran terbuka, 6) berbelas kasih, 7) menerima orang apa adanya, dan 8) bersikap toleran. Dia percaya bahwa dengan memperbaiki karakter seseorang, orang akan menyelaraskan diri dengan hakikat alam semesta.

Karena tindakan positifnya, para penduduk di daerahnya tertarik untuk menjadi warga negara yang lebih baik. Pada waktu itu bagian timur Dinasti Jin sedang berperang, dan kondisi kehidupan menjadi miskin kecuali untuk beberapa ratus kilometer di sekitar tempat tinggal Xu Xun. Kenyataanya, ada perdamaian dan kemakmuran di daerahnya.

Xu Xun mempromosikan belas kasih dan kebajikan. Dalam buku tentang keabadian tercatat bahwa ketika Xu Xun berusia seratus tiga puluh enam tahun, seluruh keluarganya naik ke surga. Nama daerahnya diubah menjadi 'Kabupaten Deyang' untuk memperingati kenyataan bahwa Xu Xun menekankan perilaku berbudi luhur yang mengakibatkan kesejahteraan bagi semua warganya. [Mei-Ing]

ARTIKEL YANG BERKAITAN

Mari kita dukung kiriman artikel-artikel dari teman-teman Tionghoa, dengan cara klik "SUKA" dan teruskan artikel kesukaan Anda ke dalam facebook, twitter & googleplus Anda.

TERBARU HARI INI

ARTIKEL: INTERNASIONAL

ARTIKEL: BUDAYA

ARTIKEL: KEHIDUPAN

ARTIKEL: KESEHATAN

ARTIKEL: IPTEK

ARTIKEL: BERITA