Ketika orang tuanya meninggal, anaknya makan semua makanan yang disimpan di dalam rumah, namun tidak tahu bagaimana untuk menghasilkan lebih banyak, warisan perlahan-lahan dipakai namun tidak punya keterampilan bekerja guna mendapatkan uang.
Akhirnya ia menjual rumah untuk membeli makanan dan terpaksa pindah ke sebuah gubuk jerami. Ketika musim dingin tiba, ia kedinginan serta kelaparan dan sangat sengsara di gubuknya, di mana ia hidup hanya memakan bubur beras encer yang dibuat dari air dan beberapa butir beras yang bisa diambilnya dari jerami di pondok.
Suatu hari, pada hari 8 bulan lunar ke-12, hembusan angin menerjang ke gubuknya, merubuhkan dan menguburkannya.
Sejak saat itu, pada hari 8 bulan lunar ke-12, masyarakat Tiongkok membuat bubur beras untuk mengingatkan mereka tentang pentingnya mengetahui cara bekerja dan menjadi mandiri.
Renungan: Situasi diatas banyak terjadi dalam kehidupan di masa modern ini. Ada teman sepupu saya terlalu dimanja orang tuanya yang kaya, tidak pernah dididik untuk berusaha keras, hidupnya enak terus, dan banyak menghabiskan waktunya main game, internet atau nonton tv. Akibatnya kuliahnya tidak beres, dan sehari-hari juga tidak mau bekerja. Kedua orang tuanya mulai menua dan tidak bisa mendampingi anak ini selamanya, hartanya akan perlahan-lahan habis. (Mei-Ing)