KISAH | TIONGHOANEWS


Selamat datang berkunjung dalam situs blog milik warga Tionghoa Indonesia. Disini kita bisa berbagi berita tentang kegiatan/kejadian tentang Tionghoa seluruh Indonesia dan berbagi artikel-artikel bermanfaat untuk sesama Tionghoa. Jangan lupa partisipasi anda mengajak teman-teman Tionghoa anda untuk ikutan bergabung dalam situs blog ini.

Kamis, 11 Agustus 2011

KISAH TEMAN SAYA

Masih teringat olehku, saat itu adalah awal musim gugur, saat mulai bertiup angin barat. Tidak ada formalitas berlebihan, yang ada hanya sepatah kata selamat pagi yang sederhana. Fermentasi persahabatan bagaikan arus perkasa yang mengalir di dalam lubuk hati. Ini adalah lembaran yang sepatutnya disayangi dalam perjalanan hidup kita.    

Dalam kerumunan laut manusia, ada orang yang lewat begitu saja, ada pula orang yang meninggalkan kesan yang terus membekas dalam kenangan. Teman saya ini termasuk orang yang cukup meninggalkan kenangan berkesan dalam ingatan, dia juga sahabat terbaik saya.  

"Pertemanan banyak sekali, namun ada berapa banyak orang yang bisa menjadi sahabat karib?" Pertemanan itu selamanya tak pernah cukup. Tetapi di dunia ini ada berapakah teman yang benar-benar bisa mendampingi Anda berbagi pikiran dan benar-benar memahami pikiran di benak Anda?

Saya masih ingat saat itu matahari sedang terbenam dan angin malam bertiup lirih. 

Suara tawa ceria berkumandang di tengah deru tiupan angin, tidak ada obrolan basa-basi karena dia bukan seorang yang pandai berbicara. Pengetahuan dia di luar buku pelajaran juga kurang kaya. Tetapi kesungguhan hati dan ketenangan dia benar-benar bisa membuat orang merasa gentar kepadanya. Bergaul dengannya membuat diri kita bagaikan sangat kecil.    

Masih ingat hiruk pikuknya suara tawa dalam kelas kala itu sewaktu belajar sendiri di pagi hari.

Tidak ada buku pelajaran di atas meja, yang ada hanya lembaran kertas pertanyaan. Suara orang sedang bercakap-cakap, sampai dia mengangkat tinggi sebuah buku yang tidak seharusnya dia bawa, telah disita di atas meja podium guru. Dia jelas-jelas mengetahui bila dirinya akan menerima sinar tatapan dingin, tetapi dia tetap mengejar keadilan yang dianggapnya benar. Keadilan dan keterikatan dia lebih-lebih membuat orang salut dan hormat.  

Masih teringat hari-hari yang penuh kesibukan, ruang kelas yang bising terdengar suara orang sedang membaca buku.

Saya memegang buku pelajaran yang sangat membosankan, bahkan untuk menggerakkan pena pun malas. Pandangan saya tertuju padanya yang masih tetap melihat ke papan tulis, dan sedang mencatat dengan serius.
Jika dikatakan saya orang pandai, mungkin dia lebih pandai daripada saya. Walaupun waktu belajar yang dia habiskan untuk membaca buku pelajaran lebih banyak daripada saya, sepertinya dia tidak terlalu dapat menyesuaikan diri. Tetapi dia terus tumbuh dan mencapai kemajuan dengan stabil. Kesseriusan dan kemantapan dia benar-benar adalah suatu poin yang membuat saya salut.  

Di dunia ini tidak ada orang yang sempurna. Kekurangannya mungkin hanya bisa digambarkan dengan dua kata yakni keras kepala. Kadangkala saya bisa merasa dia adalah orang yang sulit untuk diajak berkomunikasi, karena dia mempunyai pandangan sendiri yang unik, yang cenderung  dia pertahankan.

Sifat keras kepala membuat dirinya tidak mudah terjerumus ke jalan yang salah, maka dia selalu berjalan pada jalan yang lurus. Di satu sisi, sifat ini membuatnya tidak mudah untuk bisa menerima pendapat atau pandangan orang lain, melihat jalan pintas pun tidak akan dia jalani. Tetapi juga karena sifat ini, hidup yang dijalaninya selalu mantap dan pasti. [Siao Wei, Tanjung Pinang, Tionghoanews]

ARTIKEL YANG BERKAITAN

Mari kita dukung kiriman artikel-artikel dari teman-teman Tionghoa, dengan cara klik "SUKA" dan teruskan artikel kesukaan Anda ke dalam facebook, twitter & googleplus Anda.

TERBARU HARI INI

ARTIKEL: INTERNASIONAL

ARTIKEL: BUDAYA

ARTIKEL: KEHIDUPAN

ARTIKEL: KESEHATAN

ARTIKEL: IPTEK

ARTIKEL: BERITA