KISAH | TIONGHOANEWS


Selamat datang berkunjung dalam situs blog milik warga Tionghoa Indonesia. Disini kita bisa berbagi berita tentang kegiatan/kejadian tentang Tionghoa seluruh Indonesia dan berbagi artikel-artikel bermanfaat untuk sesama Tionghoa. Jangan lupa partisipasi anda mengajak teman-teman Tionghoa anda untuk ikutan bergabung dalam situs blog ini.

Kamis, 15 September 2011

AKHIRNYA DIA KEMBALI PADAKU

Story: Entah ide dari mana yang tiba-tiba saja muncul di kepala kekasihku Ria (bukan nama sebenarnya) yang mengajakku untuk ikut sebuah acara Reality Show yang menayangkan cerita-cerita penyelidikan tentang perselingkuhan pasangan kekasih. Walau semula bingung, aku akhirnya menyetujui ide Ria tersebut, alasannya kami tentu saja ingin mendapatkan setumpuk uang yang dijanjikan pihak penyelenggara. Selanjutnya kami sepakat untuk bersandiwara, bahwa Ria sedang berencana menguji kesetiaanku sebagai seorang kekasih.

Sebetulnya rencana tersebut sudah jauh-jauh hari dirancang Ria, bahkan ia sudah mendaftarkan nama kami untuk ikut acara tersebut beberapa hari sebelum Ria mengutarakan idenya tersebut kepadaku. Beberapa hari kemudian aku mendapatkan sms dari seorang perempuan yang tidak aku kenal, bahkan setelah sms tersebut muncul, perempuan ini sudah berani menghubungi dan mengajak aku untuk berkenalan.

Setelah perkenalan lewat telepon itu, kami berdua jadi sering berhubungan. Awalnya kami hanya bercerita tentang kesibukan dan kegiatan masing-masing, semakin lama perempuan yang mengaku bernama Jeny (bukan nama sebenarnya) ini mulai menanyaiku ke soal-soal yang lebih pribadi, tentang pacar dan sebagainya. Aku sangat sadar dan yakin bahwa Jeny adalah perempuan yang diutus untuk mengodaku, namun entah mengapa sepertinya aku sangat kenal dengan suara Jeny.

Tak terasa komunikasi kami lewat telepon sudah beralngsung selama sebulan lebih, dan aku semakin yakin sang penggoda ini sangat aku kenal. Sampai suatu saat Jeny ahirnya mengajak aku untuk bertemu. Kupikir inilah saatnya aku tampil di acara reality show, keyakinanku bertambah saat Ria memberitahuku bahwa besok acaranya akan dilaksanakan. Akupun bersiap-siap secara mental. maklum saja, aku punya kelemahan untuk berakting dan terus terang aku takut rencana ini akan terbongkar.

Untunglah Ria yang tahu akan kelemahanku terus-menerus memberi semangat, hingga aku akhirnya berhasil mengatasi keragu-raguan dan ketakutanku. Namun begitu, Ria mengingatkan aku untuk tak terpengaruh dengan penampilan Jeny yang katanya memiliki tubuh yang mengoda dan wajah yang lumayan cantik, "Awas ya, jangan sampe kamu bener-bener jatuh cinta sama Jeny, kitakan cuma bersandiwara," ucapnya mengingatkanku.

Hari yang pertemuan yang ditentukanpun tiba. Jeny memintaku untuk bertemu di sebuah café. Beberapa saat kemudian handphoneku berdering, rupanya Ria mulai meneloponku dan menanyakan keberadaanku saat itu. seperti yang kami sepakati. Aku mulai bersandiwara dengan cara berpura-pura tidak tahu dengan apa yang saat itu terjadi, karena aku yakin Ria saat ini tengah bersama para penyelenggara acara dan memberikan berbagai intruksi kepada Ria untuk selalu menghubungi aku.

Saat berikutnya, Jeny menghubungiku menanyakan posisiku dan memintaku agar aku menemuinya di meja no 7. Jenypun memberikan cirri-ciri pakaian yang ia kenakan, "Udah sampe mana Jay, aku udah ditempat lho. Aku pake baju warna biru ya,  di meja nomor tujuh," ujarnya melalui handphone.  Selang lima menit kemudian, Ria kembali menelepon menanyakan posisiku dan aktifitasku saat itu. seperti yang aku sepakati, aku memberitahu kepadanya bahwa aku sedang dalam perjalanan menuju tempat temanku.

Beberapa saat kemudian aku tiba di kafe yang dimaksud, semakin dekat dengan kafe itu semakin berdebar-debar perasaan hatiku. Keraguan sempat membuatku down tetapi jika ingat aku akan mendapatkan sejumlah uang, rasa ragu itu sirna dan semangatku kembali timbul apalagi aku merasa sangat penasaran dengan sosok Jeny yang katanya sangat cantik dan menggoda.

Saat itu aku memang melihat sosok perempuan cantik yang duduk di meja nomor 7 ciri-cirinyapun sesuai dengan apa yang diberikan Jeny. Tetapi aku tak melihat sosok Jeny di meja nomor tujuh itu. aku melihat sosok seorang yang sangat kukenal. Sosok yang pernah mengisi relung hatiku yang paling dalam beberapa tahun silam, yang tiba-tiba saja menghilang dari kehidupanku karena kesalah pahaman. Sosok bernama Dewi. Demikianpun dengan Jeny, ia hanya duduk terpaku memandangku.

Saat itu aku tak tahu apa yang akan terjadi kemudian, sampai akhirnya perempuan yang sebenarnya bernama Dewi ini menghambur kearahku dan memelukku erat-erat. "Jaya…, kamu kemana saja, aku sudah mencarimu kemana-mana, kenapa kamu meninggalkan aku tanpa kabar, kenapa Jay..?" Aku sendiri hanya berdiri mematung, bingung dengan apa yang harus aku lakukan saat itu. "Maafkan aku Wi, aku akan menjelaskannya. Tetapi tidak disini," ujarku secara spontan.

Sadar bahwa saat itu kami masih berada dalam sebuah acara reality show, aku lantas mengajak Dewi untuk pergi dari tempat itu untuk menjelaskan semuanya. Aku sudah tak perduli dengan Ria yang mungkin saat itu tengah bingung, Dewi juga sepertinya sudah  tak perduli dengan perannya sebagai Jeny yang mungkin juga akan membuat para kru panik dan bingung. Yang jelas saat itu kami 'kabur' dari acara tersebut meninggalkan orang-orang dalam kebingungan dan kepanikan. Esoknya aku mendapat kabar bahwa saat kami kabur Ria langsung tergolek tak sadarkan diri. [Vivi Tan, Jakarta, Tionghoanews]

ARTIKEL YANG BERKAITAN

Mari kita dukung kiriman artikel-artikel dari teman-teman Tionghoa, dengan cara klik "SUKA" dan teruskan artikel kesukaan Anda ke dalam facebook, twitter & googleplus Anda.

TERBARU HARI INI

ARTIKEL: INTERNASIONAL

ARTIKEL: BUDAYA

ARTIKEL: KEHIDUPAN

ARTIKEL: KESEHATAN

ARTIKEL: IPTEK

ARTIKEL: BERITA