"Yap…",Aku menoleh kearahnya.Sambil tersenyum.
"Benny dari tadi memperhatikanmu…",Suara sani berbisik.
"Mana ..",Aku mengintip di balik rak perpustakaan.dihalangi oleh susunan buku-buku tebal.Aku tersenyum.
"Sepertinya dia suka sama kamu..",Bisiknya kembali.
"Ngga mungkin",Aku ngeloyong pergi mencari buku-buku lain.
Beberapa tahun belakangan ini.Aku merasa tidak tertarik sama sekali dengan pria seumuranku atau sedikit jauh diatasnya. Ada beberapa pria yang berkali-kali mengungkapkan perasaannya padaku. Namun aku selalu saja menolak mereka. Karena aku memang tidak pernah tertarik pada pria kekanakan. Aku membutuhkan seseorang yang bisa menjaga dan menyayangiku. Pria dewasa yang bisa menghangatkan tubuhku dan mencurahkan segala kasih sayangnya untukku. Ya, itulah pria impianku.
Hari semakin sore,matahari memancarkan sinarnya yang jingga merekah. Aku menghabiskan sisa-sisa lembaran buku, yang belum terbaca. Sedikit memperbaiki letak kacamataku. Ruangan ini telah sepi. Hanya tinggal aku dan seorang penjaga perpustakaan. Aku menguap. Membaca terlalu lama membuat mataku sedikit berair.
Aku menutup buku terakhir yang telah selesai kubaca. Mengembalikan ke rak semula. Sambil memperbaiki letak buku-buku lain yang agak berantakan.
**
Aku jalan di koridor panjang kampusku. Menyaksikan bangunan-bangunan yang kokoh berdiri disetiap jalan yang aku lalui. Aku senang sendiri seperti ini, Menikmati tenangnya hari ini.Burung-burung berkicau setiap kali aku melewati pepohonan yang rindang.
Aris…pria itu hadir dihadapanku. Kedua telapak tangannya terbuka. Aku berlari-lari menyongsongnya untuk memeluknya. Namun tiba-tiba dia menghilang. Rupanya aku hanya berimajinasi. Tanpa terasa air mata menetes dari bola mataku. Mengeluarkan beban-beban rindu yang tak tersalurkan. Telah seminggu Aris tidak pernah menghubungiku sama sekali.
**
" Pandang mataku lebih dalam dan katakan sesuatu ",
"Aku tidak tahu,harus bilang apa,sayang ",Aris menggenggam tanganku.
"Kamu engga mencintaiku ",
"Aku cinta kamu,aku juga sayang kamu ",Kata-katanya seperti tak bermakna .Hampa,kosong tak bernyawa.
"Aris…",Suaraku mengeras.Aku memegang tepi wajahnya.Kuat.
Dia membalas dengan ciuman penuh nafsu.
"Lepaskan…,Aku tidak suka ini.Bukan ciuman, kehangatan tubuhmu atau apapun juga. Aku hanya inginkan cinta",Aku menangis.
"Nikahi aku ..",Suaraku pelan, sambil mencucurkan air mata. Aku terisak isak.
"Helga ".Aris memeluk tubuhku.
"Aku tidak bisa, aku akan menikah ",Aris terbata mengucapkannya.
"Kamu pilih aku atau dia ? ",
Aris terdiam.
"Kamu masih muda sayang,..",Aris berbisik di telingaku.
"Jadi selama ini…",
"Kamu hanya menginginkan tubuhku, untuk melampiaskan nafsumu…",Suaraku mengeras sambil melepaskan pelukannya.
"Aku jatuh cinta sama kamu ",
Aris diam.
**
Mimpi, barusan hanya mimpi. Mengapa pria yang sangat aku benci. Tiba-tiba aku mengatakan kepadanya bahwa aku mencintainya. Ya,aku sangat membencinya karena dia telah menyentuhku dan menodai kesucianku. Tetapi,semua bukan paksaan. Takutkah aku, kehilangan dirinya seperti mimpi barusan.
Aku bangkit dari ranjang.Duduk di tepi ranjang. Mengambil sepotong cermin. Menatap wajahku di dalam kaca. Aku cantik. Semua orang mengatakan begitu. Helga….nama yang cantik secantik orangnya.
Aris mengajakku bertemu malam ini.Di tempat biasa. Tempat dimana aku dan dia pertama kali bertemu. Depan terminal bis.
Aku kangen kamu ",Aris memelukku di dalam mobil. Meluapkan segala rindunya. Aku diam saja di perlakukan seperti itu.
"Jalan kemana sayang ".
"Ke hotel yah ".
"Aku sudah tidak sabar ".
Aku hanya diam mendengar kata-katanya. Aku sadar, aku hanyalah sebuah permainan. Dibutuhkan hanya untuk memuaskan nafsu. Aku sebenarnya tahu..pria hidung belang macam ini. Begitu banyak bertebaran di penjuru kota. Menginginkan perempuan-perempuan kesepian.
"Kenapa diam …",Aris melepaskan pelukannya. Lalu memandang padaku.
Aku membalas pandangannya. "Ngga apa-apa kok".
"Ya udah…",Aris memegang kepalaku dan mencium keningku.
"Ok kita berangkat sayang…",Katanya sambil menghidupkan mesin mobil.
"Ke mana …",Kataku.
"Batu …gimana ?, tempatnya dingin dan romantis ..OK",
"Kupikir ..terlalu jauh",Aku menengok kearahnya.
"Ngga apa-apa sayang,supaya malam ini berkesan …",Aris memelas.
Aku diam.Memandangi keluar. Mobil-mobil melaju dengan cepat. Malam semakin dingin, padahal waktu masih menunjuk pada angka 19.00. Aku tadi pamit kepada ibu kost bahwa aku ingin menginap di rumah teman. Sebuah alasan yang sangat mustahil hanya untuk bertemu dengan seorang Aris.
Aris….
Sebenarnya siapa pria ini ?. Kehadirannya sanggup menghipnotis diriku. Sungguh berkesan
**
"Ehmm..ehmm…uhuk..uhuk",Aris mendehem lalu terbatuk, membuyarkan lamunanku.
Aku tertawa ."Ada apa,…",Kataku sambil tertawa sendiri.
"Uhukk...uhukk.",Sekali lagi dan ini sepertinya tidak berbohong.
Aris menghentikan mobilnya.
"Kenapa…",Aku bertanya.Aris kelihatan gelisah dan terus memandangku.
"Aku engga tahan sayang…,cium ya ",Aris memelas.
"Tapi ini kan tempat ramai…malu-maluin saja",Aku merengut.
"Sedikit aja ya ",
Aku biarkan Aris mencium bibirku.Lama sekali.
"Lepasin ..",Aku berusaha melepaskan ciumannya.Namun dia semakin buas.
Ya, aku hanya boneka. Hanya sebagai alat pemuas nafsu. Banyak perempuan macam aku ini. Perempuan-perempuan muda yang berani mengorbankan masa depannya. Hanya untuk kepuasan, Hanya untuk lembaran rupiah dan tidak ketinggalan zaman, katanya. Begitu bodohnya membiarkan saja pria-pria hidung belang ini mempermainkan tubuh kami.
***
Jam menunjuk angka 22.00 saat aku tiba di sebuah penginapan di kota batu. Angin berhembus dingin menyentuh kulitku saat menaiki satu persatu anak tangga. Aris mengenakan jaketnya yang hangat ke tubuhku sambil menuntun tanganku. Akhirnya sampailah kami di depan resepsionis hotel.
"Selamat malam,….ada yang bisa saya bantu",Resepsionis menyapa kami, sambil melihatku dengan pandangan aneh. Namun akhirnya dia bersikap biasa.
"Masih ada kamar kosong ",Aris memandang kearahku sambil tersenyum. Menjijikan. Aku kesal melihatnya.
"Ada…",Katanya .
"No 208.Ini kuncinya , selamat beristirahat",Kata resepsionis itu sambil tersenyum manis kepada kami.
Sesampainya didepan pintu kamar. Aris membuka pintu kamar dan menguncinya kembali. Langsung memeluk tubuhku dan mencium bibirku dengan paksa. Aku terkejut. Rasanya ingin melepaskan diri dari pelukannya.
"Lepasin ",Aku mendorong tubuhnya, hingga Aris hampir terjatuh. Tiba-tiba aku merasa muak kepadanya .
"Kenapa sayang ",Aku diam dan menjatuhkan tubuhku diatas kasur. Memeluk guling. Menghilangkan sedikit rasa takutku. Mataku menitikkan air mata. Membayangkan teman-temanku yang berbahagia di malam minggu, aku malah berada dalam dekapan lelaki seperti aris. Hanya menginginkan tubuhku untuk memuaskan nafsunya.
"Aku mandi dulu",Katanya sambil meraih handuk yang tergantung di dinding kamar.
Cahaya bulan terpedar dari balik jendela kamarku.Gordennya bergoyang ditiup angin malam. Menghembuskan angin yang membuat tubuhku menggigil kedinginan.Jendela kamarku sengaja tidak ditutup. Di sebelah jendela ada pintu yang mengarah ke balkon kamar.
Dadaku berdegup. Aris baru selesai mandi.Aku bangkit dari atas kasur.Aku ingin mandi. Perjalanan tadi cukup membuatku gerah sepanjang jalan dan berkeringat dingin.
"Cepat mandi…OK",Kata Aris.
"Aku minta maaf atas kejadian tadi", Kataku.
"Tak apa sayang…",Katanya sambil tersenyum.
**
Suara air dari shower, membuat aku ingin berlama-lama di kamar mandi. Menikmati guyuran air.Meniup busa sabun yang menempel ditubuhku.
Aku keluar dari kamar mandi dan mengeringkan rambutku yang basah. Aris sedang menonton televisi. Tiba-tiba kedengaran bel pintu berbunyi. Pengantar makanan delivery berdiri didepan pintu dengan seplastik bungkusan saat aris membuka pintu kamar.
Bersambung ...
[Selvia Chang / Gorontalo / Tionghoanews]