KISAH | TIONGHOANEWS


Selamat datang berkunjung dalam situs blog milik warga Tionghoa Indonesia. Disini kita bisa berbagi berita tentang kegiatan/kejadian tentang Tionghoa seluruh Indonesia dan berbagi artikel-artikel bermanfaat untuk sesama Tionghoa. Jangan lupa partisipasi anda mengajak teman-teman Tionghoa anda untuk ikutan bergabung dalam situs blog ini.

Kamis, 20 Oktober 2011

DULU DILARANG BERTEMU, KINI TAK INGIN PISAH

Tan Beng See, Harry Teng, Huang Lan Yi, dan Rudy Witarka lulus SMA, 46 tahun lalu. Tetapi mereka dan alumni sekolah Hua Chung angkatan 62 lainnya, tetap menjalin komunikasi yang baik. Mereka rutin bertemu dan melakukan berbagai aktivitas semisal bakti sosial.



Komunikasi yang terjalin, membuat penggalangan dana tidak sulit dilakukan. Jiwa sosial teman-temannya semasa duduk di bangku SMA, diakui Tan Beng See cukup tinggi. "Kami selalu tergerak untuk membuat kegiatan sosial, bekerjasama dengan organisasi lain termasuk vihara-vihara.



Kami sudah tua-tua, sehingga lebih banyak membutuhkan nilai-nilai ibadah. Ini sesuai visi kami, sederhana di hari tua," tuturnya ketika ditemui di Vihara Amurva Bhumi, Jatinegara, Jakarta Timur, pekan lalu.



Menurut Tan, komunikasi dan pertemuan intensif itu baru terjadi saat reformasi. Sebelumnya, mereka hanya bertukar kabar dan cerita melalui telepon atau pesan singkat.



Pada masa orde baru, segala bentuk kegiatan menyangkut etnis Tionghoa, dilarang. Sekalipun, sekadar kumpul-kumpul untuk melepas kerinduan. "Setelah pecah G 30 S PKI, dimana usia kami masih muda-muda, kami sudah kena larangan berkumpul.



Padahal, kumpul-kumpul ini penting untuk kemajuan bangsa. Tapi karena ada sentiment ras, kami pun hanya melakukan komunikasi jarak jauh," ungkapnya. Seakan tak ingin menyia-nyiakan kebebasan yang didapat, dia dan alumni Hua Chung angkatan 62 sering berkumpul.



Termasuk mereka yang sudah hijrah ke Amerika Serikat dan daratan Eropa. "Sejak reformasi bergulir, kami berkumpul kembali. Kumpul-kumpul kami positif, seperti menggelar bakti sosial dan silaturahmi. Kalau sudah saling kangen, kami kumpul, makan-makan di restoran. Kadang, kami berkumpul pada hari-hari besar Tionghoa seperti Cap Go Meh dan ulang tahun vihara," terang Harry Teng. [Jesisca Pang / Bekasi / Tionghoanews]

ARTIKEL YANG BERKAITAN

Mari kita dukung kiriman artikel-artikel dari teman-teman Tionghoa, dengan cara klik "SUKA" dan teruskan artikel kesukaan Anda ke dalam facebook, twitter & googleplus Anda.

TERBARU HARI INI

ARTIKEL: INTERNASIONAL

ARTIKEL: BUDAYA

ARTIKEL: KEHIDUPAN

ARTIKEL: KESEHATAN

ARTIKEL: IPTEK

ARTIKEL: BERITA