KISAH | TIONGHOANEWS


Selamat datang berkunjung dalam situs blog milik warga Tionghoa Indonesia. Disini kita bisa berbagi berita tentang kegiatan/kejadian tentang Tionghoa seluruh Indonesia dan berbagi artikel-artikel bermanfaat untuk sesama Tionghoa. Jangan lupa partisipasi anda mengajak teman-teman Tionghoa anda untuk ikutan bergabung dalam situs blog ini.

Senin, 24 Oktober 2011

P U I S I

Pada dinasti Ming ada seorang pelajar yang bernama Xu Sheng, dia adalah seorang pelajar yang pintar. Pada suatu hari ketika melintas di jalan pegunungan, dia sampai di sebuah sungai kecil, sungai ini sangat dangkal airnya hanya mencapai lutut, dengan melipat celana keatas lutut sudah bisa menyeberangi sungai tersebut.

Dia telah melepaskan sepatunya, mempersiapkan diri menyeberangi sungai ini, tiba-tiba dia melihat seorang gadis berjalan ke arahnya, lalu berdiri disampingnya, gadis ini sangat muda berumur sekitar 17-18 tahun, wajahnya sangat cantik, sifatnya kelihatan sangat sopan, dia menatap air sungai ini tanpa mengucapkan sepatah katapun, kelihatannya ragu-ragu dan takut, hendak menyeberangi sungai ini tetapi sayangnya tidak ada jembatan.

Xu Sheng berkata kepadanya, "Nona cantik, apakah ingin menyeberangi sungai?" gadis ini tersenyum malu, Xu Sheng berkata lagi, "Nona cantik, engkau ingin menyeberangi tetapi dengan pakaian seperti ini sulit melakukannya, bagaimana caranya ya?" Gadis ini menundukkan kepalanya melihat dirinya sendiri, lalu tersenyum terlihat sifatnya sangat pemalu, Xu Sheng sambil tertawa berkata, "Punggungku dapat dijadikan perahu bisa membawa anda menyeberangi sungai ini." Gadis ini menganggukkan kepala menyetujui.

Berikutnya, dia dengan kedua lengannya memegang bahu Xu Sheng, Xu Sheng dengan kedua tangannya memegang kaki gadis ini memanggulnya melewati sungai ini. Air sungai yang jernih, bagaikan cermin yang memantulkan bentuk badan gadis cantik ini, sehingga Xu Sheng tanpa sadar mengucapkan sebaris puisi, "Gadis muda melintasi bima sakti, gaun merahnya menutupi gelombang hijau…."

Puisinya masih belum habis diucapkan, mereka telah sampai diseberangi sungai. Gadis ini turun dari punggung Xu Sheng, menyambung puisinya "karena dua baris puisi ini, kehilangan kesempatan memenangkan juara pertama," setelah selesai berkata hilang dari tempat itu. Xu Sheng sangat terkejut dan menyesal, tiba-tiba dia menyadari, ini semua adalah cobaan dari para dewa terhadap dirinya, dia sadar puisi yang tadi diucapkannya mengandung kata-kata tidak hormat, membuat dewi tadi tidak puas terhadap dirinya, sehingga mengucapkan dua baris puisi kepadanya, tetapi apa arti puisi tersebut? Dia tidak memahaminya.

Akhirnya, Xu Sheng ketika menghadapi ujian cendekiawan, dia mendapat juara kedua, pada saat ini dia segera sadar, seharusnya dirinya dapat menjadi juara pertama, tetapi karena dua baris puisi yang mengandung maksud tidak  sehat sehingga para dewa telah mencabut kualifikasi juara pertamanya sehingga dia menjadi juara kedua. [Veronica Lim / Bogor / Tionghoanews]

ARTIKEL YANG BERKAITAN

Mari kita dukung kiriman artikel-artikel dari teman-teman Tionghoa, dengan cara klik "SUKA" dan teruskan artikel kesukaan Anda ke dalam facebook, twitter & googleplus Anda.

TERBARU HARI INI

ARTIKEL: INTERNASIONAL

ARTIKEL: BUDAYA

ARTIKEL: KEHIDUPAN

ARTIKEL: KESEHATAN

ARTIKEL: IPTEK

ARTIKEL: BERITA