Hal tersebut terungkap dari Laporan Kekayaan Global yang dikeluarkan Credit Suisse Research Institute seperti diterima Tionghoanews.com, Kamis, 20 Oktober 2011.
Dalam laporannya, peringkat jumlah orang kaya Indonesia di antara negara berkembang berada di posisi kedelapan. Posisi teratas ditempat China yang memiliki jumlah orang kaya sebanyak 1.017.000 orang pada 2011 dan bakal naik menjadi 2.381.000 pada 2016.
Posisi 10 besar negara dengan orang kaya terbanyak dari negara berkembang pada 2011 adalah:
1. China, 1,01 juta orang.
2. Taiwan, 343.000 orang.
3. Brasil, 319 ribu orang.
4. Korea Selatan, 217 ribu orang.
5. India, 204 ribu orang.
6. Singapura, 183 ribu orang.
7. Meksiko, 175 ribu orang.
8. Indonesia, 112 ribu orang.
10. Turki, 98 ribu orang.
Merujuk pada laporan Credit Suisse tersebut, jumlah populasi orang kaya Indonesia lebih banyak dibandingkan negara-negara seperti Rusia (95 ribu orang), Hong Kong (89 ribu orang), bahkan Arab Saudi (44 ribu orang).
Secara global, diprediksi jumlah orang kaya dunia meningkat sebanyak 17 juta hingga 47 juta orang pada 2016. Perekonomian negara-negara berkembang diperkirakan dapat menyusul negara-negara maju dengan kenaikan signifikan dalam jumlah orang kaya.
Dalam menyusun laporan itu, Credit Suisse mendefinisikan kekayaan sebagai nilai aset-aset keuangan dan aset non keuangan (terutama real estate) dikurangi utang rumah tangga. Sementara itu, data yang digunakan adalah data pertengahan 2011 dan nilai tukar pasar pada masa itu.
Credit Suisse juga menilai dalam lima tahun mendatang, kekayaan perekonomian berkembang diperkirakan melampaui negara maju. Hal ini terutama karena prospek pertumbuhan negara berkembang akan sangat menjanjikan.
Pasar negara berkembang ke depan dianggap memiliki ruang yang luas untuk meningkatkan kekayaan individu. Negara-negara itu memiliki rasio aset keuangan bersih terhadap pendapatan dan rasio utang terhadap pendapatan yang jauh lebih rendah. Peningkatan signifikan dalam utang rumah tangga relatif terhadap pendapatan, terlihat jelas di semua negara kelompok tujuh atau G7 sejak 1980.
Kala itu, rasio aset keuangan terhadap non keuangan lebih tinggi dibandingkan dengan negara-negara berkembang. Rasio kekayaan bersih terhadap pendapatan dan rasio aset keuangan terhadap non keuangan cenderung lebih rendah dalam perekonomian negara-negara berkembang.
Di samping faktor itu, Credit Suisse juga menegaskan hubungan antara kekayaan dan usia yang sangat signifikan. Kekayaan rata-rata dan rasio kekayaan terhadap pendapatan akan meningkat seiring dengan bertambah tuanya populasi.
Seperti diketahui, jumlah kekayaan Indonesia selama periode Januari 2010 hingga Juli 2011 ditaksir mencapai US$420 miliar. Dengan demikian, kekayaan Indonesia hingga saat ini mencapai US$1,8 triliun.
Dengan kekayaan tersebut, Credit Suisse menempatkan Indonesia dalam 20 negara penyumbang tertinggi untuk kekayaan global. [Julianty Chang / Singkawang / Tionghoanews]