Seorang biksu setelah bermeditasi perlu menggerakkan tubuh, bila sering bermeditasi, otomatis akan muncul tenaga dalam dan perputaran Zhou Tian (Lingkaran Langit, suatu proses dalam pelatihan ilmu tenaga dalam) dan pergerakan meridian, jika dilatih lagi ilmu bela diri maka akan sangat mudah sekali tumbuh Gong (baca: kung, energi kultivasi). Karena ia sederhana dan tidak terganggu oleh kehidupan duniawi, maka sejak dulu Kuil Shaolin bisa mencetak ahli kungfu yang tangguh dan ternama."
Kompetisi Akbar Wushu Tionghoa Dunia ketiga yang diselenggarakan oleh NTDTV (New Tang Dynasty Television), mulai 8 Oktober lalu dilombakan di gedung olahraga Universitas Swasta Baruch College Arc Arene, Manhattan, Kota New York, 72 peserta berasal dari empat benua menunjukkan kebolehannya dalam pelatih-an tradisional aliran mereka masing-masing dan secara bertahap memasuki peluang ke jenjang semi final.
Usai kompetisi, Li Youfu, ketua Komite Wasit Kompetisi Akbar memperkenalkan salah satu aliran ilmu bela diri kepada wartawan yakni asal-usul kungfu Shaolin dan membuka tabir misteri kepada para pembaca serta mengajarkan bagaimana menikmati keindahan Wushu.
* Ilmu bela diri Shaolin termasuk aliran Buddha?
Li Youfu berkata, Wushu berasal dari kebudayaan tradisional Tionghoa yang sangat kuno dan kaya makna. Ia pada awalnya berasal dari Taoisme dan berhubungan erat dengan kultivasi (pengolahan jiwa dan raga hingga mencapai kesempurnaan), sehingga terbentuklah karakter pengasuhan moral, seni dan ketrampilan, pemeliharaan kebugaran, bela diri, serta pencegahan kekerasan. Itulah mengapa di dalam aksara Wu (武 = silat, bela diri) mengandung 2 aksara yakni: menghentikan pertikaian (止戈).
Sejak zaman dulu hanya ada dua aliran besar yakni Buddha dan Tao, kalau begitu apakah ilmu bela diri dari Kuil Shaolin itu termasuk ilmu dari aliran Buddha?
Li Youfu menjelaskan, ilmu bela diri dari kuil Shaolin itu boleh disebut Ilmu Eksternal, tetapi bukan ilmu dari aliran Buddha, karena ilmu aliran Buddha bermeditasi dan berlatih Qi Gong (baca: jhi kung, ilmu pengolahan napas dan energi vital).
"Biksu kuil Shaolin bermeditasi dan berlatih tenaga dalam, mengapa mereka tidak berlatih Taichi? Sebetulnnya aliran Buddha tidak diperkenankan untuk dicampur pelatihannya dengan ilmu dari aliran Tao, maka biksu yang benar-benar berhasil menguasai ilmu tersebut di dalam tubuhnya, tidak akan berlatih jurus Taichi. Kungfu Shaolin sendiri sebetulnya tidak berlatih tenaga dalam, karena menyangkut masalah aliran tidak mendua (berspesialisasi tunggal), orang yang berlatih sendiri memahami akan hal itu, tetapi masalah tersebut tidak diketahui oleh masyarakat."
"Dari aliran Tao terbagi lagi beberapa aliran seperti: Xingyi, Taichi, Bagua (baca: pa kwa, Delapan Trigram) dan Elixier Dalam. Sedangkan Shaolin berlatih tenaga luar, maka di dalam Shaolin terdapat Qigong keras, yang dengan menggunakan tangan bisa menghancurkan batu dengan ilmu Telapak Pasir Besi, ini termasuk Qigong keras, dan Qi-nya tidak masuk ke dalam Dan Tian, tidak berlatih Dan (Elixier dalam), dengan begini tidak berpengaruh terhadap tenaga dalam yang mereka latih dari hasil bermeditasi, tidak menyangkut permasalahan teguh pada satu aliran."
Dalam nomor kompetisi 8 Oktober lalu, bisa disaksikan nunchaku (sepasang ruyung 2 ruas) dan toya api. Li Youfu memberi penjelasan, "Mereka berlatih toya karena berstatus biksu, tidak boleh membawa dan menyandang senjata tajam, di dalam Kuil Shaolin pun tidak tersedia pedang, zaman dulu mereka juga tidak berlatih golok. Mereka berlatih dua jenis senjata, toya dan Yue Ya Chan (senjata tajam berbentuk tongkat panjang dengan skop di satu ujung dan bulan sabit di ujung lainnya) yang juga disebut sebagai tongkat biksu, seperti yang digunakan Sha Sheng (Pendeta Pasir dalam cerita Perjalanan Menuju ke Barat). Kepala biara pada zaman dulu selalu membawa benda semacam ini. Toya tidak memiliki logam bersisi tajam, kedua ujungnya juga tidak lancip, ia hanya sebuah alat."
* Ilmu Bela Diri Shaolin Termasuk Hong Quan
Li Youfu mengatakan, ilmu bela diri Shaolin berasal dari Hong Quan. "Bodhidharma datang dari barat tanpa kitab apapun dan tidak membawa ilmu bela diri. Ia hanya bertapa 9 tahun menghadap dinding. Di kemudian hari bersamaan masuknya masyarakat ke kuil menjadi biksu, mereka ada yang membawa ilmu bela diri, saat itu ilmu bela diri Hong Quan cukup populer di dalam masyarakat. Ada jenis Hong Quan besar dan Hong Quan kecil, maka tersebarlah ia ke dalam kuil Shaolin.
Juga ada ilmu bela diri Wu Zi (dalam satu pukulan mengandung lima perubahan, sangat fantastis), ilmu bela diri ini di bawa oleh orang hebat dan sebagian orang yang berlatih ilmu bela diri lain yang menyebarkannya ke dalam kuil, pewarisannya cukup lurus dan murni, karena para biksu pada dasarnya sudah melepas duniawi, pikiran mereka lebih sederhana dan murni, tidak ada gangguan, melulu hanya baca sutera, bermeditasi dan berlatih ilmu bela diri. Itulah mengapa mereka bisa mencapai taraf ilmu yang tinggi. [Yenny Jie / Palangkaraya / Tionghoanews]