Agar bahasa ibu tidak tergerus zaman, sehari-hari dia memakai bahasa Tiocu. Itu warisan turun-temurun di keluarga besarnya. "Memang tergantung orangtua masing-masing mau mengajarkan apa tidak," kata anak kedua dari tiga bersaudara itu lalu tersenyum. Bahasa etnis Tionghoa, lanjut Imelda, berbeda dengan bahasa Mandarin. "Bahasa Mandarin ini ibarat bahasa Indonesia. Jadi, masing-masing suku masih punya bahasa lagi. Begitu pun dengan orang Cina di negaranya, punya bahasa ibu dari suku masing-masing," terangnya. [Sizi Li / Jakarta / Tionghoanews]
KISAH | TIONGHOANEWS
Selamat datang berkunjung dalam situs blog milik warga Tionghoa Indonesia. Disini kita bisa berbagi berita tentang kegiatan/kejadian tentang Tionghoa seluruh Indonesia dan berbagi artikel-artikel bermanfaat untuk sesama Tionghoa. Jangan lupa partisipasi anda mengajak teman-teman Tionghoa anda untuk ikutan bergabung dalam situs blog ini.
Rabu, 09 November 2011
PERTAHANKAN BAHASA IBU
Imelda Aminah berharap Tionghoa muda mempertahankan bahasa ibu atau bahasa suku / daerah masing-masing. Menurut perempuan kelahiran Jakarta, 25 Oktober 1983 itu, etnis Tionghoa layaknya etnis Jawa yang mempunyai bahasa ibu semisalnya Jawa Timuran dan Jawa Tegal. "Nah, di kalangan etnis Tionghoa, ada bahasa Hokkian, Kek, Tiociu. Saya yang berasal dari Kalimantan, memakai bahasa ibu Tiociu. Tionghoa yang berasal dari Tiongkok, umumnya memakai bahasa Hokkian," ungkapnya ketika ditemui di Vihara Dharma Jaya, Glodok, Jakarta Barat, Minggu (6/11).
Agar bahasa ibu tidak tergerus zaman, sehari-hari dia memakai bahasa Tiocu. Itu warisan turun-temurun di keluarga besarnya. "Memang tergantung orangtua masing-masing mau mengajarkan apa tidak," kata anak kedua dari tiga bersaudara itu lalu tersenyum. Bahasa etnis Tionghoa, lanjut Imelda, berbeda dengan bahasa Mandarin. "Bahasa Mandarin ini ibarat bahasa Indonesia. Jadi, masing-masing suku masih punya bahasa lagi. Begitu pun dengan orang Cina di negaranya, punya bahasa ibu dari suku masing-masing," terangnya. [Sizi Li / Jakarta / Tionghoanews]
Agar bahasa ibu tidak tergerus zaman, sehari-hari dia memakai bahasa Tiocu. Itu warisan turun-temurun di keluarga besarnya. "Memang tergantung orangtua masing-masing mau mengajarkan apa tidak," kata anak kedua dari tiga bersaudara itu lalu tersenyum. Bahasa etnis Tionghoa, lanjut Imelda, berbeda dengan bahasa Mandarin. "Bahasa Mandarin ini ibarat bahasa Indonesia. Jadi, masing-masing suku masih punya bahasa lagi. Begitu pun dengan orang Cina di negaranya, punya bahasa ibu dari suku masing-masing," terangnya. [Sizi Li / Jakarta / Tionghoanews]
Mari kita dukung kiriman artikel-artikel dari teman-teman Tionghoa, dengan cara klik "SUKA" dan teruskan artikel kesukaan Anda ke dalam facebook, twitter & googleplus Anda.