Masyarakat Tionghoa Kota Tebingtingg minta Ketua Yayasan Sosial Hangkang untuk bertindak tegas, mengembalikan fungsi sosial yang dibawa Yayasan Hangkang, karena operasional yayasan sosial Hangkang ditengarai sudah lari dari yang digariskan.
Seperti halnya mahalnya ruang persemayaman, peti mati, perlengkapan ritual agama, Honor Sei Kong / suhu, dan tarif ambulance, telah menjauhkan Yayasan Sosial Hangkang dari sifat sosial, yang berakibat kesedihan orang yang tertimpa musibah seakan sudah jatuh tertimpa tangga, sedih akibat kematian dijepit lagi oleh harga yang harus dibayar.
Operasional Yayasan Sosial Hang Kang dikendalikan bukan oleh Bapak Ketua Yayasan tetapi oleh oknum SU alias Akang yang menentukan harga dan tarif. Hal tersebut diungkapkan Salim Margono melalui surat ditandatanganinya atas nama masyarakat Tionghoa, kepada Wartawan Senin (7/11).
Surat yang ditujukan kepada Ketua Yayasan Hangkang, itu ditembuskan juga kepada berbagai pihak antaranya Yayasan Yasobas Tebingtinggi, Yayasan Vihara Maha Dana, Yayasan Budi Dharma, yayasan Hok Kian Hoe Kwan / Bina Kasih Tebingtinggi, yayasan Vihara Kwan Im Tebingtinggi, yayasan Maitreya Dharma, yayasan Ir.H.Juanda, Pengurus INTI Tebingtinggi.
Selain itu juga PSMTI Tebingtinggi, Majelis agama Kong Hu Cu Tebingtinggi, Pengurus FKKB dan FKUB Kota Tebingtinggi, serta Bapak Suwandi (Kaw-Kaw) dan Bapak Cheng Huat (Uminto) yang meminta kepada Ketua Yayasan Hang Kang agar melakukan beberapa hal yakni, mengembalikan fungsi sosial yang dibawa yayasan sosial Hangkang dengan menurunkan tarif atau kebijakan pribadi oknum SU alias Akang, terhadap sewa ruangan, harga peti mati, tarif ambulance dan harga perlengkapan ritual agama, serta fee / komisi Sei Kong /Suhu.
Kemudian mengadakan musyawarah dengan masyarakat tentang bagaimana sebaiknya operasional yayasan Sosial Hangkang. Membentuk Tim Audit independent untuk mengetahui secara transparan keuangan Yayasan Hangkang yang merupakan milik masyarakat Tionghoa, serta membatasi/mengawasi kewenangan oknum SU alias Akang.
Secara terpisah salah seorang pengusaha muda etnis Tionghoa Aliong warga Jalan KF.Tandean Tebingtinggi juga anggota sosial Hang Kang merasa perihatin mengatakan, yayasan Sosial Hangkang wajib membantu warga yang kondisi kehidupannya susah, "hendaknya yayasan sosial jangan dijadikan tempat cari makan, karena yayasan sosial bukan tempat untuk cari makan, ujar Aliong. Seraya menambahkan hati-hati mengurus yayasan sosial, jika disalahgunakan kelak Tuhan akan marah, dan nanti kalau mati kakinya tidak bisa dilipat, cetusnya.
Sementara itu Plt Ketua Yayasan Sosial Hangkang Suratman Anwar alias Akang ketika dikonfirmasi Analisa Senin (7/11) sore disekretariat Yayasan Sosial Hangkang Jalan Teri Kota Tebingtinggi berkaitan operasional yayasan yang dinilai lari dari garis ditentukan, mengatakan dirinya tidak ada mematok harga, dan tidak mengutip biaya Ambulance. Bagi warga tidak mampu perlengkapan ritual agama dan biaya ambulance untuk pemakaman dan lainnya semuanya diserahkan dan ditanggulangi oleh yayasan ini. [Robin Lim / Medan / Sumut / Tionghoanews]