Ketua forum ahli waris makam Tionghoa Kuripan, Barlim Subardjo menjelaskan, doa bersama tersebut menurut rencana akan digelar pada Senin (14/11) mendatang. "Dalam doa bersama ini, akan kita undang para ahli waris makam. Diharapkan, Walikota turut hadir dalam acara tersebut," jelasnya.
Dituturkan, doa bersama tersebut dilakukan dengan maksud supaya proses relokasi makam tersebut bisa berjalan lancar, disamping itu juga untuk mendoakan arwah-arwah yang dimakamkan.
"Rencananya akan dilakukan sesuai dengan agama yang dianut sebagian besar ahli waris, yakni Konghucu, Katholik dan Kristen. Tempatnya di gedung 'Thiong Thing' yang ada di komplek makam tersebut," tuturnya.
Ia mengungkapkan, setelah sekian lama rencana relokasi makam Tionghoa di Kuripan tersebut disosialisasikan Pemkot dan forum ahli waris, ternyata tidak mendapat respon yang cukup baik dari para ahli waris makam yang bersangkutan. Hal ini dipahami, karena beberapa ahli waris memiliki kepercayaan bahwa pemindahan makam leluhur tersebut bisa mendatangkan hal yang tidak baik jika dibongkar sendiri.
Disebutkan, hingga perpanjangan waktu sosialisasi yang sedianya berakhir pada 31 Oktober lalu hingga diperpanjang lagi hingga Senin (7/11) kemarin, tidak banyak ahli waris yang mendatangi forum untuk meminta penjelasan. "Dari seluruh ahli waris makam yang ada di situ, hanya 20 hingga 30 persennya saja yang bisa diketahui ahli warisnya," ujarnya.
Sehingga, bagi makam-makam yang tidak diketahui ahli warisnya tersebut, Pemkot memutuskan untuk merelokasi makam yang bersangkutan, dan akan dimakamkan secara massal di tempat yang telah disediakan. "Kemungkinan satu lubang besar akan diisi 40 peti," ungkapnya. Sementara bagi ahli waris yang telah datang, Pemkot telah menyediakan lahan masing-masing makam seluas 1 x 1,5 meter di lokasi yang baru.
Sekadar diketahui, Pemkot Pekalongan telah merencanakan penataan lahan makam Tionghoa di Kuripan Lor yang memiliki luas sekitar 15 hektare. Di lahan tersebut kemudian akan dibangun beberapa fasilitas terpadu untuk masyarakat, diantaranya pasar, BLK, serta SMK negeri.
Sedangkan makam-makam yang ada, akan dipindahkan di sisi utara, dengan lahan seluas 4,8 hektare. "Di tempat yang baru itu nantinya akan dibuat semacam taman makam yang tertata rapi," pungkasnya. [Jeni Wang / Semarang / Tionghoanews]