KISAH | TIONGHOANEWS


Selamat datang berkunjung dalam situs blog milik warga Tionghoa Indonesia. Disini kita bisa berbagi berita tentang kegiatan/kejadian tentang Tionghoa seluruh Indonesia dan berbagi artikel-artikel bermanfaat untuk sesama Tionghoa. Jangan lupa partisipasi anda mengajak teman-teman Tionghoa anda untuk ikutan bergabung dalam situs blog ini.

Senin, 30 April 2012

BANGUNLAH SUAMIKU, KAU AKAN MENJADI SEORANG AYAH (1)

Saat itu aku menjadi istri yang sangat bahagia. Bagaimana tidak, aku memiliki suami yang baik dan taat beragama. Ia selalu memanjakan aku, walau sebenarnya aku tak selalu ingin di manja. Kami berkenalan sejak kami duduk di bangku kuliah. Ia adalah lelaki yang baik. Ramah, pintar dan pendiam.

Kami menikah, setelah melewati 1 tahun masa pacaran. Saat kami masih berpacaran, ia sangat baik terhadap semua orang, aku sangat kagum terhadapnya. Saat kini aku menjadi istrinya, dia selalu member aku kebahagian. Aku sungguh bersyukur, mendapatkan pendamping hidup seperti dia.

Hari-hari ku jalani dengan tawa, hampir tak pernah ada pertengkaran yang berarti. Dia selalu tenang menghadapi setiap masalah. Dia juga bisa mencari solusi dari setiap masalah yang kami hadapi. Aku selalu dapat di buatnya tenang, sosok imam yang bertanggung jawab, itulah dia di mataku. Aku selalu mencoba istri yang baik baginya, setiap ingin berangkat kerja, aku selalu membuat makanan untuknya. Aku lakukan apa yang menjadi tugasku sebagai istri yang baik.

3 tahun sudah aku berumah tangga. Namun aku belum juga diberi keturunan. Aku sangat sedih, setiap mengingat kejadian masa lalu saat aku mengalami keguguran. Sejak itu aku belum mendapatkan tanda-tanda kehamilan lagi. Saat aku sedih menghadapi ini semua, suamiku selalu memelukku dan meyakinkan aku, untuk selalu ikhlas dan berdo'a, ya Allah terbuat dari cahayakah suamiku ini? Dia sangat membuatku tenang kala aku di sampingnya.

Kesibukan suamiku mulai meningkat. Dia selalu di kirim keluar kota untuk mengurus pekerjaannya. Kadang aku bisa di tinggalnya berminggu-minggu! Tidak aku pungkiri, saat dia jauh ada saja fikiran negatif yang selalu keluar dari kepalaku. Aku selalu mengingatkan dia, untuk berhati-hati saat berkerja. Dia meyakinkanku bahwa dia akan baik saja dalam menjalani tugasnya. Rasa rinduku terobati dengan telepon darinya dan foto imamku itu.

Saat aku sendiri hanya ditemani oleh pembantu kami, aku habiskan waktuku dengan bersih-bersih dan selalu aku panjatkan doa untuk belahan hatiku di sana. Saat menonton tv, aku melihat sekumpulan anak-anak dipanti asuhan. Tiba-tiba aku ingin sekali kepanti asuhan, walaupun hanya untuk sekedar melihat.

Berangkatlah aku menuju panti asuhan di dekat daerah rumahku. Aku melihat banyak sekali anak-anak kecil, dengan ceria mereka bercanda . ya Allah, begitu banyak anak terlahir di dunia, maka izinkan rahimku menyimpan segumpal nyawa untuk kulahirkan kedunia. Tak sadar aku menangis.

Saat aku terdiam, ada seorang anak kecil wanita, dengan mata coklat dan rambut hitam yang panjang memegang tanganku. Dia mengajakku untuk bernyanyi bersama-sama mereka dan beberapa perawat disaana. Hari itu aku merasakan kebahagian seorang ibu, mereka bercanda denganku dan tertawa. Hari itu aku sangat bahagia.

Suamiku tercinta meneleponku. Dia bertanya aku keberadaanku dan dia bertanya aku sedang dimana? Aku menjawab, aku baik-baik saja dan aku sedang bersama sekumpulan anak-anak dip anti asuhan dekat rumah, aku berkata aku sangat senang hari itu. Aku sedikit mendengar tangisan dari suamiku itu. Dia berkata padaku, agar aku menjaga kesehatanku, karena dalam hitungan hari suamiku akan kembali dari tugasnya di luar kota.

Saat aku pulang dari panti asuhan, aku mlewati sebuah masjid dan aku sempatkan diri untuk sholat azhar di masjid itu. Setiap gerakku dalam sholat, aku berharap keridhoan dari Allah. Selesai sholat, dengan menangis,  aku lantunkan do'a untuk suamiku di sana, agar dia di berikan iman, kesehatan dan keselamatan. Aku sangat merindukan dia, aku sangat mencintai dia, suamiku tempat aku luapkan tangis dan tawaku.

Tibalah saaat dia kembali dari tugasnya. Di membawakan aku sebuah kalung padaku, dia memakaikannya padaku. Dia mencium keningku dan dia berkata, bahwa cintanya padaku sungguh tak terhitung dan dia ikhlas mencintaiku dengan segala kekuranganku yang aku punya. Ya Allah, betapa baik sifatnya, dengan keadaanku yang belum bisa member keturunan kepadanya, dia masih bisa tersenym kepadaku tanpa berfikir yang negatif terhadap hubungan kami.

Dia berkata, seminggu setelah kepulanagnya, dia berkata akan berangkat dalam waktu yang cukup lama. Aku bertanya, seberapa lamakah itu? Dan dia menjawab 6 bulan. Ya allah kuatkan hamba yang akan ditinggalnya dalam jangka waktu yang tak pernah hamba bayangkan. Seminggu itu dia habiskan waktunya hanya untuk menemaniku, karena dia tahu aku akan kehilangan dia sesaat namun dalam waktu yang lama.

Aku berkata padanya, jikalau kamu pulang kembalilah dengan senyummu dan perhatianmu terhadapku. Dia tersenyum padaku dan dia cium keningku berulangkali. Dia berkata kepadaku, dia kan kembali dengan keutuhan cintanya terhadapku. [Vivi Tan / Jakarta] Bersambung ...

* Sumber: Google Search Engine

ARTIKEL YANG BERKAITAN

Mari kita dukung kiriman artikel-artikel dari teman-teman Tionghoa, dengan cara klik "SUKA" dan teruskan artikel kesukaan Anda ke dalam facebook, twitter & googleplus Anda.

TERBARU HARI INI

ARTIKEL: INTERNASIONAL

ARTIKEL: BUDAYA

ARTIKEL: KEHIDUPAN

ARTIKEL: KESEHATAN

ARTIKEL: IPTEK

ARTIKEL: BERITA