KISAH | TIONGHOANEWS


Selamat datang berkunjung dalam situs blog milik warga Tionghoa Indonesia. Disini kita bisa berbagi berita tentang kegiatan/kejadian tentang Tionghoa seluruh Indonesia dan berbagi artikel-artikel bermanfaat untuk sesama Tionghoa. Jangan lupa partisipasi anda mengajak teman-teman Tionghoa anda untuk ikutan bergabung dalam situs blog ini.

Senin, 13 Agustus 2012

TETANGGAKU YANG MATA KERANJANG

Pak Parno namanya. Pak Parno adalah tetanggaku di kampung. Sebenarnya aku tak terlalu kenal dengan beliau. Aku hanya tahu bahwa beliau adalah salah satu orang kaya di kampungku.

Aku juga tahu hal itu hanya dari tetangga dan keluargaku saja. Kebetulan aku tidak terlalu akrab dengan tetanggaku di rumah termasuk keluarga pak Parno karena memang aku baru selesai kuliah di Jogja. Aku baru beberapa hari tinggal di rumah setelah hampir 4 tahun hidup merantau di Kota Pelajar.

Tak banyak yang kau tahu tentang kehidupan di kampung halamanku. Saat ini aku hanya fokus pada kegiatanku mengajar di salah satu sekolah SMP yang dulu pernah menjadi sekolahku.

Aku diminta menjadi tenaga pengajar bantuan oleh kepala sekolah untuk mengajar mata pelajaran Bahasa Inggris di SMP tersebut. Namun akhir-akhir ini konsentrasiku belajar untuk mengajar terganggu karena ramainya desas- desus para warga kampung tentang kelakuan nakal Pak Parno.

Banyak warga yang memperbincangkan gosip yang tak enak tentang Pak Parno. Pernah suatu hari saat aku sedang berkumpul dengan para ibu-ibu di salah satu acara pengajian desa, banyak ibu-ibu yang bercerita tentang kelakuan Pak Parno. Bahkan ada seorang wanita salah satu peserta pengajian mengaku pernah menjadi korban perbuatan usilnya Pak Parno.

Sang wanita tersebut mengaku pernah diajak kencan oleh Pak Parno. Ternyata tidak hanya Ibu Musdalifah saja yang pernah menjadi  korban Pak Parno, Bu Ambar dan Bu Lastri juga bernasib sama. Mereka spontan menolak ajakan genit  Pak Parno yang sudah paruh baya.

Pak Parno adalah seorang pria separuh baya yang memang mempunyai penampilan fisik yang sedikit menarik jika dibandingkan dengan pria seumurannya. Tak heran di luar kampungku banyak ibu-ibu yang sudah berkeluarga yang menaruh hati pada Pak Parno.

Tidak hanya itu saja, gadis-gadis yang masih lajang pun kadang bisa termakan rayuan sang petualang cinta. Sebenarnya Pak Parno mempunyai keluarga yang harmonis. Istri dan anaknya jarang berada di rumah.

Istrinya bekerja sebagai perawat senior di RSUD di tempat kami, sedangkan kedua anaknya saat ini sedang menempuh pendidikan di perguruan tinggi negeri terkenal di Jogja.

Mungkin karena faktor inilah, Pak Parno sering merasa sendiri dan kesepian. Sang istri yang sering mendapat tugas jaga malam di rumah sakit telah membuat Pak Parno merasa butuh teman di setiap malamnya.

Ada sebuah kisah lucu dimana Pak Parno ketika itu sedang menggoda gadis-gadis yang sedang asik bermain badminton di kampung kami.

Mungkin karena para gadis mengenakan celana jeans yang dipotong terlalu pendek, pak parno pun tak kuasa untuk mencolek salah satu paha sang gadis. Sontak sang gadis pun marah dan langsung melayangkan tamparan keras dari sandal jepitnya yang sudah sedikit using dan berdebu.

Muka penuh malu pun tak lagi bisa disembunyikan oleh Pak Parno. Gelak tawa seolah member cibiran yang ditujukan untuk Pak Parno pun tak bisa dibendung.

Tidak besar tidak kecil tidak laki-laki dan perempuan semua warga kampung yang sedang menonton badminton tadi serentak mentertawakan Pak Parno. Kini Pak Parno pun menanggung malu. Beberapa hari dia tidak keluar rumah akibat perbuatan nakalnya.

Bagai jatuh tertimpa tangga pula. Pak Parno yang kini sedang menanggung malu tiba-tiba didatangi oleh sekelompok ibu-ibu muda yang dulu pernah digodainnya. Sontak sang istripun murka dan menyerbunya dengan pukulan sapu lidi yang masih kotor.

Ibu-ibu mida tadi pun tak hanya diam. Mereka beramai-ramai ikut serta  dalam melakukan penganiayaan level rendah kepada Pak Parno. Tak heran, sapu, pel, kemoceng, dan alat rumah tangga lain tiba-tiba raib karena dipakai untuk memberi sedikit pelajaran kepada Pak  Parno. [Vivi Tan / Jakarta]

 

ARTIKEL YANG BERKAITAN

Mari kita dukung kiriman artikel-artikel dari teman-teman Tionghoa, dengan cara klik "SUKA" dan teruskan artikel kesukaan Anda ke dalam facebook, twitter & googleplus Anda.

TERBARU HARI INI

ARTIKEL: INTERNASIONAL

ARTIKEL: BUDAYA

ARTIKEL: KEHIDUPAN

ARTIKEL: KESEHATAN

ARTIKEL: IPTEK

ARTIKEL: BERITA