Perempuan itu mempunyai karir cemerlang sekaligus memendarkan aura kecantikan yang menghipnotis banyak pria di sekitarnya. Namun anehnya, ia tak pernah menyadarinya. Ia tak tahu seribu pria mengincarnya, ingin menaklukkannya, berpura-pra menghibanya. Perempuan itu juga seorang ibu teladan, karena dari tangannya anak-anak kandungnya meraih puluhan piala prestasi. Tak hanya itu, anak-anak asuhnya terobati dengan curahan kasihnya. Namun perempuan itu tetap tak menyadari polahnya. Entah naif atau apa.
Sedangkan aku adalah pria nakal yang menggemari banyak perempuan cantik, hingga suatu hari kantor kami ramai membicarakan seorang pegawai baru, ya si perempuan cantik itu. Tanpa diduga dengan cepat ia akrab dengan seluruh jajaran kantor, mulai dari office boy, supir, direktur utama hingga komisaris perusahaan. Bayangkan, bagaimana cepatnya ia populer. Sekali lagi, menurutku, auranya terpancar menghipnotis banyak pria dari semua lapisan stuktural, kini semua pria di kantorku membicarakannya. Tentu saja aku sangat penasaran ingin melihatnya dan kalau bisa memacarinya juga. Perempuan itu bernama Baby.
Terhenyak saat pertama kali aku melihatnya, di balik balutan bajunya yang seksi, pas badan, ternyata ia memancarkan mata yang tegas sekaligus galak. Padahal aku sudah berniat ingin menggodanya dan mencari kesempatan agar dapat mencumbunya sesaat seperti yang selama ini kulakukan dengan perempuan-perempuan lain. Tapi perempuan ini berbeda, ia tegas bersikap dan tak membiarkan dirinya mau digoda. Aku terperangah, luluh dan berbalik ingin melindunginya dari sergapan mata buaya pria di sekitarnya.
Baby adalah perempuan pertama yang pernah menolak hasratku. Hingga di kemudian hari aku tak hanya ingin melindunginya, tapi aku juga selalu mendoakannya. Entahlah, perempuan ini membuat bara hatiku terus-menerus menyala bila di dekatnya. Aku pernah nekat mencoba merayunya sampai merendahkan diriku sendiri. Bayangkan saja, di ujung lututnya aku bersimpuh meminta belas kasih cintanya. Namun ia mengelak halus, "Cinta itu anugerah, jangan dicari atau mencari, karena ia akan hadir sendiri walau sejenak, atau dalam situasi yang salah", ujarnya tegas-tegas kepadaku. Bertahun-tahun kemudian aku masih tetap mengingat detail ucapannya itu.
Mungkin ini karma untukku yang kerap mempermainkan cinta puluhan perempuan. Cinta buatku tak berarti apapun, karena toh ujung-ujungnya adalah sex atau uang semata, tak lebih! Uniknya Baby malah memiliki pandangan berbeda, ia mendewakan kemurnian cinta, entah untuk apa gunanya. Bahkan suami yang dinikahinya pun bukan karena cinta pula. Baby menikahi lelaki itu lantaran mereka bersahabat semasa kuliah. Baby hanya mencari kenyamanan semata, menurutku.
Setiap melihat raut wajah dan polahnya, makin kusadari bahwa aku makin jatuh hati dan ingin mengungkapkan hal ini langsung padanya saja. Aku juga ingin menganjurkan agar ia menceraikan suaminya yang menurut penilainku adalah sosok suami yang tidak bertanggung jawab dan tipe yang seenaknya sendiri. Rencanaku setelah ia sendiri, akan kulamar dan kemudian segera menikahinya. Aku memimpikan ia akan menjadi milikku selamanya. Maka kuajak Baby makan malam romantis. Tanpa tedeng aling-aling kuungkapkan dengan jujur kata hatiku, bahwa aku terjerat cintanya, aku membutuhkan dirinya untuk mendampingiku dan aku berjanji tak akan pernah menyia-nyiakannya.
Baby terdiam lama, mata galaknya nanar menatapku hingga sejurus kemudian terucap kata-kata, "Mas Armand, aku sangat menghormatimu, karena mas begitu baik padaku, tapi aku tak pernah mencintai mas". Lugas dan jujur! Ia memang mengagungkan kejujuran walaupun akan sangat menyakitkan sekalipun. Sebenarnya aku sadar bahwa akan ada penolakan darinya, tapi ternyata penolakan lugasnya membuat hatiku perih bagai tersayat. Aku sadar tak dapat memiliki perempuan idealku ini. Belum lagi hilang kagetku, ia sudah asyik berceloteh riang, seakan-akan jawabannya tadi tak berarti apapun, padahal untuk bernafas normalpun aku masih kesulitan.
Malam itu juga kuungkapkan, jika suatu hari ia berubah pikiran kuminta ia cepat mengabariku. Karena aku akan setia menunggunya, siapa tahu dalam kurun waktu mendatang dibarengi usaha kerasku, Baby bersedia membalas cintaku. Walaupun hanya secercah harapan, tapi aku tetap menunggu dan berusaha mendapatkan cintanya.
Selama sebelas tahun sejak aku mengenalnya, tak sekalipun aku ingin menduakannya walaupun aku tahu itu perbuatan terkonyol yang pernah kulakukan. Aku sendiri heran dengan kelakuanku ini. Yang pasti aku hanya ingin menunjukkan cinta kasihku dengan gamblang, terbuka, agar ia mudah melihatnya. Tapi hingga tahun kesebelas ini, Baby tak juga pernah bisa mencintaiku, walaupun pertemuan-pertemuan rutin telah kami lakukan dan ribuan jerat rayuan sudah kulontarkan. Ia hanya tersenyum, sesekali tergelak keras menjawab rayuan gombalku untuknya. Ah...!
Baby, masih tetap seperti dulu, menjadi pesona banyak pria, sosoknya muncul di banyak majalah, koran, televisi dan radio karena prestasinya. Baby tak pernah berubah, ia tetap menolak cinta dan hatiku sejak sebelas tahun lalu hingga sekarang. Mungkin mulai hari ini aku hanya akan memandangnya menari disekelilingku. Aku tak lagi menggapai untuk meraih hatinya. Aku tak pernah lelah mencintai perempuan ini, tapi aku terlanjur putus asa. [Yenni Huang / Solo] Sumber: Temanku
PESAN KHUSUS
Silahkan kirim berita/artikel anda ke ke alamat email: tionghoanews@yahoo.co.id
MENU LINKS
http://berita.tionghoanews.com
http://internasional.tionghoanews.com
http://budaya.tionghoanews.com
http://kehidupan.tionghoanews.com
http://kesehatan.tionghoanews.com
http://iptek.tionghoanews.com
http://kisah.tionghoanews.com