KISAH | TIONGHOANEWS


Selamat datang berkunjung dalam situs blog milik warga Tionghoa Indonesia. Disini kita bisa berbagi berita tentang kegiatan/kejadian tentang Tionghoa seluruh Indonesia dan berbagi artikel-artikel bermanfaat untuk sesama Tionghoa. Jangan lupa partisipasi anda mengajak teman-teman Tionghoa anda untuk ikutan bergabung dalam situs blog ini.

Sabtu, 27 Oktober 2012

CINTA ITU BUKAN MILIK KAMI

Kami adalah keluarga yang terdiri dari seorang nenek, aku, dua adikku dan ketiga anakku, beserta cucu-cucuku, kami semua hidup dalam satu rumah yang cukup besar. Di rumah yang cukup besar itu hanya ada satu orang yang berjenis kelamin laki-laki yaitu cucuku dari anakku yang nomor dua, sementara penghuni lainnya semuanya perempuan. Namun begitu kami masih bisa hidup dengan penghasilan masing-masing. Secara materi, kehidupan keluarga kami bisa dibilang cukup meski tidak kaya.

Namun ada satu hal yang sampai saat ini tak bisa kami nikmati secara sempurna, karena dari seluruh keluarga kami yang ada, tak satupun dari kami yang memiliki suami yang bertahan cukup lama. Ibuku misalnya, ia sudah bercerai lebih dari satu kali dan dua kali ditinggal suami karena meninggal. Karenanya ibuku memilih menjanda saat usianya baru 35 tahun hingga saat ini umurnya 68 tahun.

Demikian halnya dengan kedua adikku, mereka juga sudah mengalami kegagalan dalam membina rumah tangga. Adikku yang pertama, sebut saja namanya Rina (bukan nama sebenarnya) bercerai karena suaminya tertangkap basah saat berkencan dengan perempuan lain. Sesudah bercerai ia malah diusir dari rumah yang dibelinya secara patungan bersama suaminya. Yang lebih menyakitkan orang tua suaminya malah mendukung apa yang dilakukan anaknya.

Adikku yang kedua malah lebih parah, empat kali berumah tangga, empat kali juga mengalami kegagalan, dua kali bercerai karena tak lagi sepaham, dua kali ditinggal untuk selamanya. Dan kedua adikku tersebut belum sempat dikarunia seorang anakpun, hingga kehidupan mereka sangat kering, tak bersemangat dan tak lagi memiliki motivasi apapun dalam hidup.

Sementara, aku sendiri harus rela menyandang gelar janda sampai dua kali. Dibanding ibu dan kedua adikku, nasibku masih lebih baik, karena aku tidak pernah mengalami perceraian. Kedua sumiku meninggalkan aku semata-mata karena Yang Maha Kuasa terlebih dulu memanggilnya

Suamiku yang pertama meninggal karena mengalami sakit menahun yang tak kunjung sembuh. Kehidupanku bersama suamiku yang pertama sebenarnya berjalan dengan sangat harmonis, ia begitu baik dan perhatian, sangat menghormati Istri dan sangat bertanggung jawag terhadap keluarga, hingga kami bisa memiliki rumah yang saat ini kami tempati dan tabungan yang nilainya cukup besar, juga dua orang anak-anak yang cantik. Namun sayang ia harus meninggalkan aku untuk selama-lamanya.

Demikian juga dengan suamiku yang kedua, ia juga tipe lelaki yang sangat penyabar dan bertanggung jawab. Namun nyatanya saat kehidupan indah kembali menyapaku, aku harus rela kembali kehilangan suami tercinta. Kecelakaan lalu lintas merenggut jiwanya. Sebenarnya ia masih sempat dirawat di rumah sakit selama sekitar dua bulan, berbagai upaya telah aku lakukan untuk memulihkan keadaannya yang patah kedua kaki dan tangan sehingga harus diamputasi.

Selama dua bulan itu aku merawatnya dengan baik, memberi ia semangat agar tidak frustasi dengan keadaanya yang mengenaskan. Namun biaya besar yang sudah aku keluarkan tak mampu membuatnya kembali sembuh. Saat sehari menjelang Idul Fitri, ia menghebuskan nafasnya yang terakhir. Dari suamiku yang kedua aku dikaruniai satu orang buah hati.

Kepedihan, kesakitan dan kesedihan yang menusuk hati rupanya tak cuma jadi milik aku, ibu dan adik-adikku, kedua anakku juga mengalami hal yang sama. Anakku yang pertama harus mengalami perceraian yang sangat menyakitkan. Ia ditinggal suaminya kabur saat ia tengah mengadung tiga bulan.

Sementara adiknya juga harus bercerai, karena suaminya tak pernah memberinya nafkah. Kerjanya cuma nongrong di depan TV, berjudi dan mabuk. Sampai saat ini kedua anakku masih trauma dengan perceraian yang mereka alami, sehingga mereka masih takut untuk kembali berumah tangga. Selain itu mereka juga merasa khawatir karena melihat sejarah panjang dan kejadian-kejadian yang dialami nenek, ibu dan tante-tantenya.

Hingga saat ini aku juga masih menyimpan berjuta-juta pertanyaan tentang apa yang sebenarnya tengah terjadi di keluarga kami. Padahal seingatku, kami tak pernah melakukan perbuatan-perbuatan yang mengundang sumpah atau celaan, ocehan bahkan kutukan dari orang-orang di sekitar kami. Atau mungkin hal ini memang sudah digariskan kepada keluarga dan keturunan-keturunan kami. Mudah-mudahan Tuhan mau menyingkirkan tabir gelap kehidupan kami ini. [Vivi Tan / Jakarta] Sumber: Kisah Nyata

Pertanyaan: Benarkah ada wanita yang bertakdir suaminya akan meninggal atau cerai terus ? Percayakah anda ?

Catatan: Ayo kita dukung Tionghoanews dengan cara mengirim email artikel berita kegiatan atau kejadian tentang Tionghoa di kota tempat tinggal anda ke alamat email: tionghoanews@yahoo.co.id dan jangan lupa ngajak teman-teman Tionghoa anda ikut gabung disini, Xie Xie Ni ...

ARTIKEL YANG BERKAITAN

Mari kita dukung kiriman artikel-artikel dari teman-teman Tionghoa, dengan cara klik "SUKA" dan teruskan artikel kesukaan Anda ke dalam facebook, twitter & googleplus Anda.

TERBARU HARI INI

ARTIKEL: INTERNASIONAL

ARTIKEL: BUDAYA

ARTIKEL: KEHIDUPAN

ARTIKEL: KESEHATAN

ARTIKEL: IPTEK

ARTIKEL: BERITA