KISAH | TIONGHOANEWS


Selamat datang berkunjung dalam situs blog milik warga Tionghoa Indonesia. Disini kita bisa berbagi berita tentang kegiatan/kejadian tentang Tionghoa seluruh Indonesia dan berbagi artikel-artikel bermanfaat untuk sesama Tionghoa. Jangan lupa partisipasi anda mengajak teman-teman Tionghoa anda untuk ikutan bergabung dalam situs blog ini.

Jumat, 05 Oktober 2012

SAYA KORBAN KEKERASAN RUMAH TANGGA

Tak pernah sedikitpun terlintas di kepalaku bahwa menikah itu tidak enak, apalagi mendapatkan pasangan yang tidak sesuai. Selama dua tahun berpacaran tak sedikitpun sikap buruknya tampak hingga akhirnya saya memutuskan untuk menikah dengannya.

Di usia ke-28 saya menikah, dengan pekerjaan mapan, bahkan telah memiliki rumah di sebuah real estate di kawasan Bogor jauh sebelum menikah. Rasanya hidup ini sudah sempurna. Bahkan saya juga membelikan mobil sebagai hadiah pernikahan buat istri, sementara untuk saya kantor telah menyediakan fasilitas mobil berikut sopirnya.

Istri saya mempunyai karakter keras dan temperamental. Ia sering marah dan memaki dengan kata-kata kotor luar biasa dan amat tidak pantas. Tak jarang ia mencemooh saya dengan sebutan 'si najis'. Namun semua itu tak pernah saya ladeni.

Sejujurnya, saya merasa tertekan dengan pernikahan ini, namun saya coba bersabar mengingat hadirnya dua orang putri buah hati kami cukup membahagiakan saya dan harus diselamatkan. Biarlah saya tertekan yang penting anak saya tumbuh dengan baik dan sehat.

Suatu kali saya mendengar si sulung yang baru berusia 5 tahun bertengkar dengan adiknya. Caci maki yang selama ini terlontar dari mulut sang ibu, ternyata terucap juga oleh si sulung. Terperangah saya mendengar kata-kata yang keluar dari mulut anak sekecil itu.

Saya tegur istri saya, namun istri saya berbalik marah seraya menuding dan meludahi muka saya. Saya terhenyak dan tak dapat berkata-kata, apalagi peristiwa itu disaksikan anak saya. Saya langsung ambil kunci mobil dan pergi, saya merasa terhina sekali. Perasaan pedih, kecewa dan marah menyelimuti dada dan pikiran saya.

Kejadian itu adalah awal yang tak pernah berakhir. Setiap ia marah, langsung melempar barang-barang ke tubuh saya. Bahkan ia kerap mencakar yang meninggalkan gores luka di leher atau di wajah. Beberapa minggu lalu sempat pula mata saya biru lebam dilempar asbak kaca.

28 Juli adalah petaka terbesar dalam kehidupan saya. Pukul 23.15 saya tiba di rumah, setelah berganti baju saya langsung merebahkan diri di kamar (saya tidur sendiri, sementara istri bersama anak-anak). Mendadak pintu kamar digedor berulang kali. Saya terkejut dan langsung membuka pintu, tiba-tiba berkali-kali tamparan menimpa wajah saya, secara reflek saya dorong istri saya hingga terjatuh. Setengah berteriak saya bertanya mengapa mendadak ia menampar saya.

Istri saya bangkit dan berlari menuju ruang cuci lalu kembali mendatangi saya dengan membawa alat pengepel lantai. Dengan kain pel yang masih menempel di penjepit besinya, dipukulkannya tongkat tersebut ke tubuh saya berkali-kali. Rasa pedih membuat saya melawan dan merebut alat pel tersebut. Tanpa sadar saya pukulkan ke kaki istri saya. Ia berteriak histeris sambil berlari keluar rumah dan menimbulkan kegaduhan di komplek saya tinggal.

Untuk menenangkan diri saya mencari hotel terdekat. Receptionis hotel memandang ngeri saat saya menuju mejanya, bahkan security hotel mencegat saya sambil menanyakan kenapa baju dan wajah saya penuh darah. Saya kaget dan segera melihat ke kaca, ternyata wajah saya sudah tertutup darah yang mengalir deras dari dahi saya yang sobek.

Dua hari saya mengurung diri di hotel. Akhirnya saya putuskan untuk menelpon dan menanyakan alasan kemarahannya. Dengan ketus istri saya berkata: "Bangsat, tanggal 28 Juli kan hari ulang tahunku, seharian kamu tidak mengucapkannya dan sepulang kerja langsung molor, aku minta cerai dan anak-anak ikut aku!"

Nyaris pingsan saya mendengar alasannya. Hanya karena lupa mengucapkan selamat ulang tahun, ia menampar dan menganiaya saya. Kenyataan ini membulatkan tekad saya untuk menceraikannya. Saya tak ingin jadi korban kekerasan rumah tangga. [Veronica Lim / Bogor] Sumber: Facebook

PESAN KHUSUS

Silahkan kirim berita/artikel anda ke ke alamat email: tionghoanews@yahoo.co.id

MENU LINKS

http://berita.tionghoanews.com
http://internasional.tionghoanews.com
http://budaya.tionghoanews.com
http://kehidupan.tionghoanews.com
http://kesehatan.tionghoanews.com
http://iptek.tionghoanews.com
http://kisah.tionghoanews.com

ARTIKEL YANG BERKAITAN

Mari kita dukung kiriman artikel-artikel dari teman-teman Tionghoa, dengan cara klik "SUKA" dan teruskan artikel kesukaan Anda ke dalam facebook, twitter & googleplus Anda.

TERBARU HARI INI

ARTIKEL: INTERNASIONAL

ARTIKEL: BUDAYA

ARTIKEL: KEHIDUPAN

ARTIKEL: KESEHATAN

ARTIKEL: IPTEK

ARTIKEL: BERITA